Jihadis Penyerang Pisau di Hamburg Dipenjara Seumur Hidup
1 Maret 2018
Warga Palestina yang melakukan serangan dengan pisau di pasar swalayan Hamburg Juli 2017 divonis si penjara seumur hidup. Satu orang tewas dan 6 lainnya cidera dalam serangan itu.
Iklan
Ahmad A., seorang warga Palestina berusia 27 tahun yang tinggal di Jerman, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena melakukan serangan pisau di sebuah di distrik Barmbek, Hamburg, Juli tahun lalu.
Dia didakwa dengan delik pembunuhan, percobaan pembunuhan dan menyebabkan luka berat dalam enam kasus. Selama persidangan, terdakwa mengaku telah melakukan pelanggaran, yang menurutnya merupakan "kontribusi terhadap jihad di seluruh dunia."
Ahlad A.memasuki supermarket EDEKA pada tanggal 28 Juli 2017, lalu menyambar pisau dari rak supermarket dan spontan menikam seorang pria berusia 50 tahun hingga tewas. Enam orang lain terluka dalam serangan itu.
Di luar toko, tujuh orang - kebanyakan adalah migran - mencegah Ahmad A ke luar supermarket dan melakukan serangan lebih lanjut. Mereka menahan penyerang dengan lemparan batu dan kursi dan berhasil menahannya sampai polisi datang.
Hamburg knife attacker was 'known' radical
00:51
Tidak ada kesempatan bebas lebih awal
Pengadilan Hamburg menekankan, tindakan yang dilakukan Ahmad A adalah "kejahatan berat". Itu biasanya berarti, tahanan seumur hidup dan tidak bisa dibebaskan lebih awal daripada biasanya. Ahmad A. mungkin juga tetap akan ditahan, jika masih dianggap berbahaya bagi publik.
Jaksa menerangkan, serangan itu punya motif "radikalis Islam", dan pelaku berharap "dia akan mati sebagai martir." Namun pengadilan tidak melihat ada bukti kaitan pelaku dengan kelompok teroris ISIS.
Selama persidangan, Ahmad A. tampil rapih. Dia mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada korban di pengadilan.
Ahmad A. datang ke Jerman tahun 2015, setelah permohonan suakanya ditolak di Norwegia, Swedia dan Spanyol. Dia tadinya akan dideportasi karena Jerman juga menolak permohonan suakanya. Namun ketika itu, pihak berwenang masih menunggu dokumen-dokumen yang diperlukan tentang identitasnya.
Kelompok Salafis di Jerman
Mayoritas masyarakat Islam di Jerman berpandangan moderat. Ada beberapa kelompok kecil yang bersikap radikal dan bersuara cukup lantang. Tapi kelompok kecil ini tidak mewakili suara Islam di Jerman.
Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
Makin Banyak
Menurut laporan, semakin banyak pengikut salafi di Jerman yang menyatakan siap berangkat ke Suriah atau Irak untuk ikut "perang suci". Tahun 2013 tercatat hanya 2.000 anggota salafi yang berniat berjihad, tahun ini mencapai 7.000 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/Melanie Dittmer
Pelaku Terorisme
Menurut Badan Perlindungan Konstitusi Jerman, Verfassungsschutz, mayoritas pendukung Salafi di Jerman tidak terkait dengan aksi terorisme. Namun ”hampir semua pelaku dan jaringan teror Islamis yang beraksi di Jerman punya latar belakang Salafi”. Foto: Enea B. anggota Salafi, tersangka pelaku upaya pemboman di Bonn 2012 lalu.
Foto: Reuters
Lebih Disorot
Seiring dengan pernyataan dukungan kepada Islamic State, kelompok Salafi semakin mendapat sorotan tajam di Jerman. Kelompok Salafi mengartikan ungkapan-ungkapan seperti ”Syariah” dan ”Jihad” secara radikal dan hanya berdasarkan pemahamannya sendiri. Pandangan Salafi tidak bisa dianggap sebagai pandangan warga muslim di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/ W.Steinberg
Islam Moderat
Kebanyakan komunitas mesjid di Jerman dan para imamnya berpandangan moderat. Dan warga Muslim Jerman pun mengutuk kebiadaban teror yang mengatasnamakan Islam. September lalu, dengan motto: Melawan Kebencian dan Ketidakadilan, organisasi-organisasi muslim di Jerman menggelar aksi menentang penyalahgunaan nama Islam. Mereka menolak khotbah kebencian, ekstrimisme dan fanatisme.
Foto: DW/A. Almakhlafi
Memancing di Air Keruh
Ada kelompok populis dari kalangan ekstrim kanan di Jerman yang sengaja memanfaatkan situasi saat ini untuk menyulut kebencian terhadap Islam. Sejak 20 tahun terakhir ada perubahan menarik yang terjadi di kalangan ekstrim kanan. Kalau dulu mereka fokus pada propaganda anti Israel, sekarang mereka makin fokus pada propaganda anti Islam.
Foto: DW/F. Sabanovic
Radikalisme Baru
Fenomena radikalisme baru di Jerman dengan alasan anti Islamis dicemaskan banyak pihak. Disadari, tren yang digalang kelompok Neo Nazi ini merupakan kebalikan dari fenomena makin banyaknya generasi muda Jerman bergabung dengan milisi Islamic State di Suriah.