Jihadis Perempuan Jerman di Mosul Ingin Segera Pulang
24 Juli 2017
Remaja perempuan Jerman yang bergabung dengan ISIS di Mosul dan sekarang ditahan di Irak mengatakan dia menyesal dan ingin segera pulang.
Iklan
Majalah mingguan Jerman Der Spiegel melaporkan hari Sabtu (22/7) bahwa empat wanita Jerman yang bergabung dengan Negara Islam dalam beberapa tahun terakhir, termasuk seorang gadis berusia 16 tahun dari kota kecil Pulsnitz dekat Dresden, ditahan di sebuah penjara Irak dan kini mendapat bantuan konsuler.
Lorenz Haase, jaksa penuntut umum senior di Dresden mengatakan, dia dapat memastikan bahwa salah seorang remaja tersebut, yang diberi nama sebagai Linda W., telah "berada dan diidentifikasi di Irak" dan mendapat dukungan konsuler. Namun dia tidak dapat mengatakan apapun mengenai keadaan yang sesungguhnya.
Stasiun siaran Jerman NDR, WDR dan surat kabar Sueddeutsche Zeitung memberitakan, mereka sudah berbicara dengan Linda W di sebuah rumah sakit di komplek militer Baghdad dan dia mengatakan ingin segera pulang.
"Saya hanya ingin pergi dari sini," katanya seperti dikutip media Jerman itu. "Saya ingin melepaskan diri dari perang, dari banyak senjata, dari kebisingan."
"Saya hanya ingin pulang ke keluarga saya," tambahnya.
Media Jerman melaporkan, Linda W mengatakan dia menyesal sudah bergabung dengan IS dan ingin diekstradisi secepatnya ke Jerman. Dia menyatakan siap bekerja sama dengan pihak berwenang.
Linda W dilaporkan menderita luka tembak di paha kirinya dan luka lain di lutut kanannya yang dia katakan terluka saat serangan helikopter.
"Saya baik-baik saja," katanya.
Memperebutkan Mosul
Pertempuran memperebutkan Mosul sudah berkecamuk sejak beberapa bulan lalu, antara pasukan Irak dan milisi "Islamic State" (ISIS). Serangan ditujukan untuk mendesak ISIS keluar dari kota itu.
Foto: Reuters
Sasaran Militer: Mosul Barat
Pasukan Irak dan sekutu-sekutunya berhasil menguasai bagian Mosul di timur sungai Tigris Januari lalu. Sekarang mereka berusaha membebaskan Mosul Barat, di mana sekitar 2.000 jihadis masih bercokol.
Foto: Reuters
Serangan di Pelabuhan Udara
Tentara Irak mengambil alih pelabuhan udara Mosul, yang jadi pintu gerbang menuju bagian barat kota itu. Posisi itu harus dipertahankan karena strategis dalam upaya mengambilalih seluruh Mosul.
Foto: Reuters/Z. Bensemra
Serangan di Darat dan di Udara
Untuk menghadapi ISIS yang mengerahkan roket, mortir dan alat tempur lain, militer Irak menggunakan pesawat nirawak, jet dan helikopter ke garis depan. Tentara AS juga ikut partisipasi dalam perang itu.
Foto: Reuters/A. Al-Marjani
ISIS Menyusup ke Bawah Tanah
Beberapa ribu anggota ISIS bertempur melawan sekitar 10.000 tentara Irak. Tapi berkat kemampuan bergerilya, ISIS mampu menyembunyikan diri di kota. Foto: tentara Irak memeriksa terowongan yang digunakan ISIS untuk mengadakan serangan bunuh diri terhadap tentara pemerintah.
Foto: Reuters/Z. Bensemra
Hidup dalam Ketakutan
Situasi semakin dramatis bagi penduduk bagian barat Mosul. Sekitar 750.000 orang masih terperangkap di sini. Mereka kekurangan kebutuhan paling dasar, seperti air, makanan dan bahan bakar.
Foto: Getty Images/AFP/A. Al-Rubaye
Terdesak dari Tempat Tinggal
Anak laki-laki ini terpaksa diungsikan dari desa tempat tinggalnya, dekat Mosul. Ia dalam perjalanan ke tempat lebih aman di bagian selatan Mosul. Sejumlah organisasi bantuan PBB memperkirakan sekitar 250.000 orang akan lari dari kota itu. (ml/hp)
Foto: Reuters/Z. Bensemra
6 foto1 | 6
Jaksa Lorenz Haase mengatakan minggu lalu, mereka memeriksa laporan bahwa seorang remaja perempuan berusia 16 tahun sedang diselidiki di Irak karena mendukung ISIS. Dia adalah salah satu dari lima perempuan warga Jerman yang ditangkap di kota Mosul, ketika pasukan Irak mengumumkan kemenangan atas ISIS.
Pihak berwenang Jerman sebelumnya telah menyelidiki laporan tentang seorang gadis remaja yang dinyatakan hilang dari Pulsnitz pada musim panas tahun lalu karena diduga berhubungan dengan kelompok jihad dan kemungkinan ikut mempersiapkan tindakan terorisme.
Hari Selasa lalu (18/7) Haase mengatakan, gadis itu telah berangkat ke Turki sekitar setahun yang lalu dengan tujuan untuk mencapai Irak atau Suriah. Petugas keamanan kemudian kehilangan jejaknya.
Nikmati Spa di Tengah Kecamuk Perang
Pemandian air panas di Hammam al-Alil dekat Mosul bagaikan oasis di tengah kecamuk perang Irak. Meski dihantui rasa was-was, warga berusaha mengendurkan urat syaraf dengan mandi dan pijat.
Foto: Reuters/S. Salem
Perang antara pasukan Irak dengan ISIS
Pemandian air panas ini terletak di Hammam al-Alil, selatan Mosul. Mosul merupakan kota yang sengit diperebutkan antara pasukan Irak dengan kelompok ISIS. Mulai awal tahun 2017, Mosul kembali direbut pasukan Irak, namun trauma perang masih menghantui. Spa air panas yang sempat tutup akibat perang mulai digunakan lagi. Tampak seorang pria dibalur lumpur di pemandian ini.
Foto: Reuters/S. Salem
Menyembuhkan penyakit kulit
Hammam al-Alil, di selatan Mosul ini sangat terkenal dengan kolam pemandian air panas yang diyakini bisa sembuhkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit. Seorang warga Irak membalur tubuh dengan lumpur, saat menikmati spa di kolam belerang ini.
Foto: Reuters/S. Salem
Dihidupkan kembali
Warga telah berbondong-bondong kembali ke sini sejak ISIS diusir dari kota itu. Pria-pria yang mandi harus memakai kain yang menutupi lutut hingga ke pusar sebagai bagian dari kode kesopanan yang ketat gerakan Muslim Sunni di Irak.
Foto: Reuters/S. Salem
Pakaianpun ada aturannya
Pria Irak mandi di kolam belerang. "Dulu, jika Anda cuma memakai pakaian renang, Daesh atau ISIS bakal mencambuk Anda," kata Wael Abdullah, sebelum menyelam ke dalam kolam. "Hisbah datang untuk memeriksa apakah setiap orang memakai baju yang tepat," katanya. Hisbah adalah polisi syariah yang memantau segala sesuatunya, mulai dari jenggot laki-laki hingga kerudung perempuan.
Foto: Reuters/S. Salem
Mantabnya pijat sabun
Kolam pemandian dalam ruangan di mana penduduk setempat dan tentara mengambil hari libur untuk rileks sejenak dari keseharian dengan mendapat layanan pijat sabun. Spa ini menjadi magnet bagi wisatawan dan pasien rematik. Kejayaan tempat wisata ini kini berlalu, bahkan sebelum kaum militan Islam tiba pada tahun 2014 di sini.
Foto: Reuters/S. Salem
Takut serangan ISIS
Pada hari Senin, spa dibuka hanya pada pada siang hari karena takut serangan ISIS, kata seorang perwira polisi federal. Hotel-hotel mewah yang menyediakan fasilitas spa sempat ditutup karena dibom ISIS yang menguasai Mosul.
Foto: Reuters/S. Salem
Tak mampu bayar
"Dulu banyak pengunjung dari Baghdad, bahkan Kuwait, Arab Saudi," kata Latif Mohammed, yang merupakan pegawai spa. Biaya amsuk spa sekitar 110 ribu rupiah per hari. Dia menambahkan: "Kita bisa dapat tamu hingga 200 pengunjung spa sehari, penduduk setempat, tentara, juga pengungsi, tetapi banyak yang tidak mampu bayar biaya masuknya."
Foto: Reuters/S. Salem
Mendatangkan kegembiraan
Anak-anak berenang di pemandian air panas terbuka. Ancaman konflik terus menghantui. Namun setidaknya saat ini mereka dapat melepas ketegangan dulu sesaat dengan bersenang-senang di pemandian air panas mengandung belerang.
Ed: Ayu Purwaningsih/Agus Setiawan (Reuters)