Joe Biden: Barat Tidak Berencana untuk Serang Rusia
22 Februari 2023
Presiden AS Joe Biden membuat perbandingan ketika muncul pertanyaan mengenai bagaimana Washington dan sekutunya akan menanggapi invasi Rusia ke Ukraina? Dia mengatakan jawabannya sekarang jelas.
Iklan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden angkat bicara setelah bertemu dengan Presiden Polandia Andrzej Duda di Warsawa pada Selasa (21/02), selama kunjungan dua hari menjelang satu tahun invasi Rusia ke Ukraina.
Biden menyampaikan pidatonya di depan Kastil Kerajaan ibu kota Polandia beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow menyampaikan pidato kenegaraan yang sangat penting.
Iklan
Dukungan jangka panjang untuk Ukraina
Presiden Biden memperingatkan "hari-hari yang sulit dan pahit" di masa depan, tetapi mengatakan bahwa AS dan sekutunya akan "mendukung Ukraina" untuk jangka panjang.
Biden mencatat bahwa hampir setahun yang lalu ia terakhir kali berbicara di istana, "hanya beberapa minggu setelah Vladimir Putin melancarkan serangannya yang mematikan terhadap Ukraina."
"Prinsip-prinsip yang telah menjadi landasan perdamaian, kemakmuran, dan stabilitas di planet ini selama lebih dari 75 tahun terancam hancur," ujarnya.
"Satu tahun yang lalu, dunia bersiap-siap menghadapi kejatuhan Kyiv. Saya baru saja kembali dari kunjungan ke Kyiv dan saya dapat melaporkan, Kyiv tetap kuat. Kyiv berdiri dengan bangga; berdiri tegak; dan yang paling penting - Kyiv berdiri bebas."
Invasi itu, katanya, berarti seluruh dunia menghadapi "ujian sepanjang zaman."
Linimasa Setahun Perang di Ukraina dalam Foto
Pada 24 Februari 2022 pagi, Rusia menginvasi Ukraina. Menurut PBB, ribuan tentara dan warga sipil telah tewas. Linimasa peristiwa mengejutkan terekam dalam foto-foto berikut ini.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Hari yang gelap bagi jutaan orang
Pada 24 Februari 2022 pagi, banyak warga Ukraina terbangun karena ledakan seperti ini di ibu kota, Kyiv. Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain sejak Perang Dunia II. Tak lama berselang, Ukraina mengumumkan darurat militer. Bangunan sipil menjadi sasaran dan kasus kematian pertama dilaporkan segera setelah itu.
Foto: Ukrainian President s Office/Zuma/imago images
Penembakan terus-menerus
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang "operasi militer khusus" dan mengatakan dia akan merebut wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Penduduk kota Mariupol di Oblast Donetsk berlindung di ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Banyak yang mati di bawah reruntuhan. Serangan udara Rusia di teater, tempat ratusan orang berlindung pada Maret 2022, dikecam oleh kelompok hak asasi manusia.
Foto: Nikolai Trishin/TASS/dpa/picture alliance
Eksodus massal
Perang di Ukraina telah menyebabkan pengungsian besar-besaran yang tak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan negara itu. Polandia sendiri telah menampung 1,5 juta orang, lebih banyak dari negara Uni Eropa lainnya. Jutaan orang, terutama dari timur dan selatan Ukraina, terpaksa mengungsi dari perang.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Adegan" horor di Bucha
Hanya dalam beberapa minggu, tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan militer Rusia dari daerah di utara dan timur laut negara itu. Rencana Rusia untuk mengepung ibu kota, Kyiv, gagal. Setelah wilayah dibebaskan, dugaan kekejaman Rusia menjadi jelas. Gambar warga sipil yang disiksa dan dibunuh di Bucha, dekat Kyiv, menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat melaporkan ada 461 kematian.
Foto: Carol Guzy/ZUMA PRESS/dpa/picture alliance
Kehancuran dan kematian di Kramatorsk
Jumlah korban sipil di Donbas meningkat pesat. Pejabat mengatakan kepada penduduk sipil untuk mundur ke daerah yang lebih aman, tetapi rudal Rusia juga menargetkan mereka saat berusaha melarikan diri, termasuk di Kramatorsk. Lebih dari 61 warga tewas dan 120 lainnya terluka di stasiun kereta api pada April 2022, di saat ribuan orang berharap bisa menyelamatkan diri.
Selama serangan udara Rusia, jutaan orang Ukraina mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan. Bagi orang-orang yang dekat dengan garis depan dalam jangkauan artileri, ruang bawah tanah telah menjadi rumah kedua. Di Kyiv (seperti yang terlihat di atas) dan Kharkiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi tempat berlindung yang aman.
Foto: Dimitar Dilkoff/AFP/Getty Images
Risiko nuklir tinggi di Zaporizhzhia
Pada minggu-minggu pertama setelah invasi, Rusia menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, termasuk dekat Kyiv. Pertempuran meluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di tenggara, yang sejak saat itu berada di bawah kendali Rusia. Badan Energi Atom Internasional mengirim para ahli ke PLTN tersebut dan menyerukan zona aman di sekitar area itu.
Foto: Str./AFP/Getty Images
Jumlah korban tewas tidak jelas
Jumlah pasti korban tewas akibat perang masih belum jelas. Menurut PBB, setidaknya 7.200 warga sipil telah tewas dan 12.000 lainnya terluka, bahkan jumlah yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Jumlah pasti tentara Ukraina yang tewas juga tidak pasti. Pada Desember 2022, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak memperkirakan jumlahnya mencapai 13.000 jiwa.
Foto: Raphael Lafargue/abaca/picture alliance
Kiriman senjata dari Barat untuk Ukraina
Pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina telah menjadi topik hangat sejak awal perang, tetapi mulanya Kyiv hanya menerima sedikit. Peluncur roket HIMARS buatan AS benar-benar membantu pertahanan. Mereka telah mengizinkan militer Ukraina untuk menghentikan pasokan amunisi ke artileri Rusia dan kemungkinan besar juga berkontribusi pada keberhasilan serangan balik Ukraina.
Foto: James Lefty Larimer/US Army/Zuma Wire/IMAGO
Harapan bisa segera masuk Uni Eropa
Pesan video harian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana dia melaporkan kondisi negara dan perang yang sedang berlangsung, dilihat oleh jutaan orang. Zelenskyy tidak hanya mampu menyatukan penduduk negaranya, tetapi juga mendapatkan dukungan Barat. Integrasi Eropa telah berkembang pesat di bawah kepemimpinannya dan Ukraina sekarang berada di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa. (ha/hp)
Foto: Kenzo Tribouillard/AFP
10 foto1 | 10
"Apakah kita akan merespons atau melihat ke arah lain? Apakah kita akan menjadi kuat atau menjadi lemah? Apakah semua sekutu kita akan bersatu atau terpecah belah?"
"Satu tahun kemudian, kita tahu jawabannya. Kami akan merespons, kami akan menjadi kuat, kami akan bersatu, dan dunia tidak akan melihat ke arah lain."
"Saya akan mengulangi apa yang saya katakan tahun lalu di tempat yang sama. Seorang diktator yang bertekad untuk membangun kembali sebuah kerajaan tidak akan pernah bisa meredakan kecintaan rakyat terhadap kebebasan. Kebrutalan tidak akan pernah bisa meredam keinginan orang-orang yang bebas. Dan Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Rusia," tambahnya.
"Barat tidak merencanakan untuk menyerang Rusia seperti yang dikatakan Putin hari ini," kata Biden. "Jutaan warga Rusia yang hanya ingin hidup damai dengan tetangganya bukanlah musuh."
Alasan Biden berkunjung di Polandia
Polandia sedang mengupayakan kehadiran pasukan AS yang lebih besar di wilayahnya.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan, "Kami sedang dalam proses diskusi dengan pemerintahan Presiden Biden untuk membuat kehadiran (pasukan) mereka lebih permanen dan meningkatkannya," dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi AS, CBS.
Sementara itu pada Juni 2022, Biden mengatakan bahwa AS akan mendirikan markas besar militer permanen baru di Polandia sebagai tanggapan atas ancaman Rusia.