Joe Biden Jalin Komunikasi dengan Sekutu AS di Asia
12 November 2020
Presiden yang diproyeksikan menang pemilu AS Joe Biden menghubungi para pemimpin Jepang, Korea Selatan, dan Australia lewat telepon. Biden menegaskan kembali rencana atasi perubahan iklim hingga keamanan regional.
Iklan
Tiga pemimpin sekutu utama Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia, yakni Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison bergabung dengan para pemimpin global lainnya memberi selamat atas proyeksi kemenangan Joe Biden pada pemilu AS.
Bertahun-tahun hubungan antara AS dan sekutunya di Asia sempat kacau di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Namun, kini semua pihak menyatakan tekad untuk memperkuat hubungan bilateral dan mengatasi masalah global seperti pandemi virus corona dan perubahan iklim, kata tim kantor Biden.
Perdana Menteri Jepang Suga mengatakan dia berbicara dengan Biden melalui telepon dan mengonfirmasi pentingnya hubungan bilateral. “Presiden yang diproyeksikan menang pemilu AS Biden mengatakan bahwa dia berharap dapat memperkuat aliansi AS-Jepang dan bekerja sama untuk mencapai Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Suga kepada wartawan, dalam komentar terpisah yang dibuat di Kantor Perdana Menteri.
Banyak pemimpin dunia termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman serta lainnya telah mengucapkan selamat kepada Biden atas proyeksi kemenangannya, sementara Cina dan Rusia sejauh ini belum memberi ucapan selamat.
Pemilu AS: Seberapa Besar Kekuasaan Presiden AS?
Siapa pun yang berhasil duduk di Ruang Oval di Gedung Putih berhak untuk memutuskan - atau begitulah perkiraan mereka. Seberapa besar sebenarnya kekuasaan Presiden Amerika Serikat?
Foto: Klaus Aßmann
Apa Kata Konstitusi AS?
Seorang presiden dipilih untuk masa jabatan 4 tahun, dengan batas maksimum dua masa jabatan. Presiden menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, memegang kendali eksekutif federal yang mempekerjakan sekitar 4 juta orang (termasuk personel militer). Ia juga bertanggung jawab menerapkan undang-undang yang telah disetujui oleh Kongres dan menjabat sebagai diplomat tertinggi AS.
Foto: Klaus Aßmann
Berfungsi sebagai pemeriksa dan penyeimbang
Tiga cabang pemerintahan, eksekutif, yudikatif, dan legislatif, adalah pembuat keputusan bersama yang saling membatasi kekuasaan. Presiden dapat memaafkan seseorang dan menunjuk hakim federal, tetapi butuh persetujuan Senat untuk mengonfirmasi keputusan ini. Presiden, dengan persetujuan Senat, juga dapat menunjuk anggota kabinet dan duta besar. Ini salah satu cara legislatif mengontrol eksekutif.
Foto: Klaus Aßmann
Kekuatan 'State of the Union'
Presiden diminta untuk secara berkala menginformasikan kongres tentang keadaan negara - persyaratan ini telah berkembang menjadi pidato tahunan "Negara Persatuan". Meski tidak dapat memperkenalkan RUU legislatif, presiden dapat mendiskusikan topik dan inisiatif yang ia inginkan. Ini adalah cara untuk menempatkan Kongres untuk bertindak di bawah tekanan publik.
Foto: Klaus Aßmann
Punya hak veto terhadap RUU
Presiden dapat memveto rancangan undang-undang dengan mengirimkannya kembali ke Kongres tanpa menandatanganinya. Tapi veto ini dapat dibatalkan dengan mayoritas dua pertiga di kedua kamar Kongres yakni di DPR dan Senat. Dan menurut Senat, hanya sekitar tujuh persen atau 111 dari 1.516 veto presiden yang berhasil diubah kembali.
Foto: Klaus Aßmann
Wilayah kekuasaan yang dinilai abu-abu
Konstitusi dan keputusan MA tidak sepenuhnya menentukan seberapa besar kekuasaan yang dimiliki presiden. Ada satu ciri khas yang dikenal sebagai "veto saku" memungkinkan presiden untuk dengan mudah memasukkan RUU yang dikirim kepada mereka oleh Kongres "ke dalam saku," dan mencegahnya berlaku. Kongres tidak dapat membatalkan veto jenis ini. Trik ini telah digunakan lebih dari 1.000 kali.
Foto: Klaus Aßmann
Perintahnya berkekuatan hukum
Presiden dapat memerintahkan pegawai pemerintah untuk laksanakan tugas dengan cara dan untuk tujuan tertentu. Perintah eksekutif ini berkekuatan hukum; dan tidak butuh persetujuan lain. Tapi bukan berarti presiden bisa seenaknya. Pengadilan bisa membatalkan perintah itu, atau Kongres dapat memberlakukan UU yang menentangnya. Lagi pula, presiden selanjutnya juga bisa langsung mencabutnya.
Foto: Klaus Aßmann
Mengesampingkan Kongres
Presiden dapat merundingkan perjanjian dengan lembaga pemerintah lain, tetapi perjanjian ini perlu disetujui oleh mayoritas dua pertiga Senat. Presiden dapat melewati proses ini dengan mengeluarkan "perjanjian eksekutif" yang tidak memerlukan persetujuan Kongres. Ini berlaku selama Kongres tidak mengajukan keberatan atau mengesahkan undang-undang yang membatalkan perjanjian tersebut.
Foto: Klaus Aßmann
Mengontrol posisi pasukan militer
Presiden adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata AS, tetapi pernyataan deklarasi perang ada di tangan Kongres. Presiden dapat melibatkan pasukan dalam konflik bersenjata tanpa persetujuan Kongres, namun aturan ini masih agak kabur. Misalnya, saat Kongres melihat keterlibatan AS dalam Perang Vietnam sebagai tindakan yang terlalu jauh, Kongres dapat membatasinya lewat UU.
Foto: Klaus Aßmann
Tidak punya kekuasaan tanpa batas
Jika seorang presiden menyalahgunakan jabatannya atau melakukan kejahatan, Dewan Perwakilan Rakyat dapat memulai proses pemakzulan. Ini telah terjadi tiga kali sepanjang sejarah Amerika, tetapi pada akhirnya tidak ada yang dihukum. Kongres memiliki kartu as di tanggannya karena mereka bertanggung jawab dalam menyetujui anggaran, dan dapat memotong arus kas negara. (ae/vlz)
Foto: Klaus Aßmann
9 foto1 | 9
Keamanan dan kemakmuran
Pada Rabu (11/11), Biden menunjuk Ron Klain sebagai Kepala Staf Gedung Putih. Keputusan ini merupakan penunjukan pertama Biden dalam membangun pemerintahannya. Anthony Blinken, seorang diplomat dan orang kepercayaan lama Biden diyakini sebagai calon Menteri Luar Negeri atau Penasihat Keamanan Nasional, di mana kedua jabatan itu merupakan peran kunci bagi sekutu AS di Asia.
Iklan
Berbicara kepada Presiden Korea Selatan, Biden menegaskan kembali komitmen AS untuk membela Korsel dan menyoroti sekutu di Asia itu sebagai "kunci keamanan dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik," kata juru bicara Presiden Moon, Kang Min-seok.
"Presiden Moon meminta kerja sama yang erat untuk pengembangan aliansi bilateral berwawasan ke depan, dan denuklirisasi serta perdamaian di semenanjung Korea," kata Kang.
''Biden mengatakan dia akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara,'' tambahnya.
Pejabat Korea Selatan juga berharap Biden akan segera menyelesaikan perselisihan bernilai miliaran dolar terkait biaya ribuan pasukan AS di semenanjung itu. Selain itu, penanganan pandemi COVID-19 dan perubahan iklim adalah tema utama dalam panggilan telepon Biden dengan ketiga pemimpin tersebut.
PM Australia Morrison mengatakan dia berbicara dengan Biden tentang teknologi pengurangan emisi, meskipun target nol emisi bersih pada tahun 2050 tidak dibahas.
“Saya mengemukakan kesamaan pandangan dengan presiden yang diproyeksikan menang pemilu AS, terkait kebijakan mengenai teknologi pengurangan emisi yang kami butuhkan dan berharap akan ada kerja sama dalam masalah tersebut,” kata Morrison kepada wartawan di Canberra.
Baik Moon dan Suga mengatakan mereka setuju untuk mengatur pertemuan dengan Biden, tak lama bila dia resmi dilantik pada Januari 2021.
Biden juga akan menghadapi tantangan untuk mengelola perselisihan politik dan ekonomi yang belum terselesaikan antara Korsel dan Jepang, yang telah mengancam pengaturan pembagian intelijen militer dan mempersulit upaya AS untuk melawan Cina.