Joe Biden Terbang ke Eropa untuk Bahas Krisis Ukraina
21 Maret 2022
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menambahkan Polandia sebagai negara yang akan dikunjunginya pekan ini, untuk pembicaraan mendesak dengan NATO dan sekutu Eropa, ketika pasukan Rusia terus melanjutkan invasi ke Ukraina.
Iklan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mengawali kunjungan ke Brussel kemudian ke Polandia pada Jumat (25/03) untuk bertemu dengan para pemimpin di sana, demikian pernyataan Sekretaris Pers Jen Psaki pada Minggu (20/03) malam.
Polandia adalah sekutu penting, lantaran telah menampung ribuan tentara AS dan menerima banyak pengungsi dari perang di Ukraina sekitar lebih dari dua juta orang.
Biden akan menuju ke Warsawa untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Andrzej Duda yang dijadwalkan Sabtu (26/03) dengan agenda membahas upaya AS bersama sekutu menanggapi "krisis kemanusiaan dan hak asasi manusia akibat dari perang Rusia yang tidak bisa dibenarkan dan tidak beralasan terhadap Ukraina,” kata Psaki.
Pada Senin (21/03), Biden akan membahas perang di Ukraina dengan para pemimpin Eropa. Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan akan hadir dalam pertemuan tersebut, kata Gedung Putih, Minggu (20/03).
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat berada di Polandia beberapa waktu lalu menyempatkan diri menyebrang ke negara tetangga Ukraina untuk menunjukkan solidaritas bersama menteri luar negeri negara itu, Dmytro Kuleba.
Situasi Ukraina di Tengah Gempuran Serangan Rusia
Tanggal 24 Februari 2022 Rusia melancarkan serangannya ke negara tetangganya, Ukraina. Fasilitas militer jadi target, ratusan orang dilaporkan meninggal dunia, dan banyak warga mencoba melarikan diri.
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
Ratusan warga Ukraina tewas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi umum, setelah Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina. Dekrit yang berlaku selama 90 hari tersebut mengatur warga negara yang berusia 18-60 tahun untuk memulai wajib militer cadangan. Di hari pertama pertempuran dilaporkan 137 warga Ukraina, termasuk personel militer, tewas dan lebih dari 300 orang terluka.
Tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui wilayah separatis Donetsk and Luhansk sebagai negara yang merdeka, Putin pun mengumumkan operasi militer di Ukraina. Ia mengatakan, Rusia hanya berusaha untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi negara tetangganya itu. Sedikitnya 83 fasilitas infrastruktur militer di Ukraina lumpuh akibat serangan pasukan militer Rusia.
Foto: Evgeniy Maloletka/AP Photo/picture alliance
"Ditinggalkan seorang diri"
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menggambarkan serangan itu sebagai "invasi skala penuh" dan mengatakan Ukraina akan "mempertahankan diri dan akan menang." Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (24/02) tengah malam dalam pidatonya mengatakan, ia merasa negaranya ditinggalkan sendirian saat diserang oleh Rusia.
Foto: Carlos Barria/REUTERS
Serangan dimulai sebelum fajar
Ledakan besar terdengar saat rudal mendarat di Kiev, Kharkiv, dan Odessa pada Kamis (24/02) dini hari. Kemenhan Rusia mengklaim tidak menargetkan kota-kota dan "tidak ada ancaman bagi penduduk sipil." Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa menggambarkan wilayah udara di atas Ukraina sebagai "zona konflik aktif." Warga sipil diizinkan berlindung di stasiun-stasiun kereta bawah tanah.
Foto: Aris Messinis/AFP/Getty Images
Berbondong-bondong selamatkan diri
Saat Presiden Zelenskyy mengumumkan status darurat militer, dia mengimbau warga Ukraina untuk tinggal di rumah dan tidak panik. Mesk demikian, banyak orang Ukraina yang berusaha kabur menyelamatkan diri. Kemacetan parah terlihat di jalan-jalan utama bagian barat ibu kota. Warga di wilayah Ukraina timur juga dilaporkan berupaya melarikan diri dan pergi ke wilayah Ukraina barat.
Foto: Chris McGrath/Getty Images
Antrean panjang di depan kios hingga ATM
Foto warga di Kiev berdiri dalam antrean panjang di depan toko-toko, berharap untuk dapat membeli persediaan makanan dan air. Antrean panjang juga tampak terlihat di depan mesin-mesin ATM. Banyak mobil dilaporkan antre mengisi bahan bakar di SPBU, bersiap untuk melarikan diri meninggalkan kota.
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
Emosi campur aduk
Warga Ukraina dihadapkan pada kondisi ketidakpastian dan dilanda rasa ketakutan. Sebelumnya banyak dari mereka yang tidak percaya bahwa Rusia akan melancarkan serangan, meski tanda-tanda ke arah itu makin jelas setiap harinya. Negara-negara Eropa Tengah bersiap menghadapi banjir pengungsi dari Ukraina dan kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan krisis yang mengancam. (Ed: rap/as)
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
7 foto1 | 7
Bertemu NATO dan upaya hadapi Rusia
Perjalanan Biden, termasuk bertemu dengan para pemimpin NATO pada Kamis (24/03) akan membahas upaya peningkatan pencegahan dan pertahanan blok itu sendiri untuk menghadapi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Iklan
Pertemuan itu dimaksudkan tidak hanya untuk menunjukkan "dukungan NATO kepada Ukraina, tetapi juga kesiapan kami untuk melindungi dan membela semua sekutu NATO,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada CBS "Face the Nation” pada hari Minggu (20/03).
"Dan dengan mengirimkan pesan itu, kami mencegah eskalasi konflik menjadi perang penuh antara NATO dan Rusia,” kata Stoltenberg.
Anggota NATO garis depan di sayap timur aliansi juga meminta sistem pertahanan udara AS dan Inggris yang canggih untuk menjaga dari jenis serangan rudal dan udara yang dilakukan Rusia di Ukraina.
"Kita harus memperkuat sayap timur NATO kita. Kami telah membicarakan hal ini selama bertahun-tahun, tetapi sekarang saatnya untuk bertindak,” kata Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas kepada CNN.
Memperhatikan bahwa Rusia menembakkan rudal "dari jarak yang jauh sehingga mereka juga bisa mencapai Paris dari tempat mereka menembak sekarang,” Kallas mengatakan para pemimpin Eropa harus "memahami bahwa pertahanan ini adalah masalah kita bersama dan ini bukan diskusi teoretis, tetapi masalah dalam kehidupan nyata.”
Selain itu, Biden juga akan berpartisipasi dalam pertemuan puncak Dewan Eropa untuk membahas sanksi sekutu terhadap Rusia dan upaya kemanusiaan bagi jutaan orang Ukraina yang terlantar akibat serangan Rusia, kata Psaki.