Pemusik remaja Indonesia Joey Alexander kembali dinominasikan untuk penghargaan bergengsi Grammy Award 2017. Pemusik cilik asal Bali itu masuk dalam kategori Best Improvised Jazz Solo.
Iklan
Pemain piano berusia 13 tahun, Joey Alexander, dinominasikan lagim untuk kategori Best Improvised Jazz dengan karya klasik John Coltrane "Countdown" yang ditampilkan dalam album kedua Joey.
"Saya berterimakasih kepada Tuhan setiap hari, untuk kesempatan bermain jazz dan membawa sukacita kepada orang-orang dengan musik ini. Adalah kehormatan dicalonkan lagi untuk Best Improvised Solo," kata pemusik dengan kacamata khas itu.
"Aku bersyukur diakui oleh Grammy, dan musisi besar Larry Grenadier dan Ulysses Owens Jr, yang bermain dengan saya pada lagu itu."
Joey Alexander menjadi sorotan media ketika penonton dibuat terpukau oleh ketrampilannya memainkan tuts piano dengan penuh perasaan dan percaya diri.
Tahun 2016, Joey juga masuk nominasi untuk dua Grammy, yaitu kategori Best Improvised Jazz dan Best Jazz Instrumental. Namun tidak berhasil menyabet piala.
Yang juga masuk nominasi dalam kategori Best Improvised Jazz selain Joey adalah dua pianis jazz terkemuka, Brad Mehldau dan Fred Hersch, serta gitaris John Scofield.
Brad Mehldau, Fred Hersch dan John Scofield juga dinominasikan untuk kategori Best Jazz Instrumental Album.
Grammy Award 2017 akan digelar di Los Angeles 12 Februari mendatang.
Lahir di Bali , Joey belajar main piano sejak usia dini karena ia menemukan inspirasi dari koleksi rekaman-rekaman jazz orang tuanya.
Dia kemudian belajar musik di New York. Setelah muncul di acara televisi populer "60 Minutes" di Amerika Serikat, album terakhirnya berhasil menembus tangga lagu sebagai 200 album terlaris di AS, hal yang pertama kali dicapai oleh seorang pemusik asal Indonesia.
Inspiratif, Musisi Cilik Indonesia di Ajang Grammy
Untuk pertama kalinya musisi Indonesia masuk ajang penghargaan bergengsi musik dunia, Grammy Awards 2016. Dan dia baru berusia 12 tahun.
Foto: Getty Images/AFP/P. Pavani
2 Nominasi Grammy
Pianis cilik asal Bali, Joey Alexander, masuk dalam dua nominasi Grammy, dalam kategori Best Improvised Jazz Solo untuk lagu Giant Step dan Best Jazz Insturmental Album untuk album My Favourite Things. Ia pun menjadi musisi termuda yang masuk dalam nominasi itu.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Invision/M. Von Holden
Unjuk Kepiawaian di Grammy
Tak hanya itu, di usianya yang baru 12 tahun, putra kebanggaan Indonesia ini tampil dalam ajang Grammy dan menunjukkan kepiawaiannya bermain piano di dunia internasional. Karena kepiawaiannya bermain piano, banyak media internasional menyebut Joey Alexander sebagai anak ajaib.
Foto: Getty Images/R. Pudyanto
Berlatih Sejak Kecil
Joey mengenal music sejak usia 6 tahun dan belajar bermusik secara otodidak. Dalam kompetisi musik jazz Master Jam Fest di Odessa, Ukraina, ia memenangkan Grand Prix Award. Sementara konser perdananya berlangsung Desember 2011.
Foto: Getty Images/T. Wargo
Menyedot Perhatian Media Internasional
Setelah kepiawaian bermain pianonya dilirik banyak musisi jazz kondang, Joey banyak diundang tampil di berbagai ajang bergengsi, termasuk Montreal Intenational Jazz Festival. Kepiawaian bocah bernama lengkap Joey Alexander Sila ini telah diulas di berbagai media Amerika Serikat seperti The New York Times, Daily Telegraph, CNN, WCBS, NBC, majalah musik Down Beat, dan lain-lain.
Foto: Getty Images/AFP/P. Pavani
Mengepakkan Sayap di AS
Joey Alexander mulai menulis komposisi nada sejak usia masih 10 tahun, untuk lagunya yang berjudul "Ma Blues", yang terdapat dalam album perdananya "My Favorite Things". Mengembangkan karier bermusiknya, kini Joey tinggal di New York, Amerika Serikat. Joey kerap tampil di berbagai ajang festival dan konser musik jazz bergengsi, seperti Rochester Jazz Festival dan Newport Jazz Festival.