Data dan statistik Johns Hopkins University (JHU) menjadi acuan utama untuk penyebaran Covid-19. Peta interaktif dari universitas di Baltimore ini sangat membantu para pakar dan pemangku kebijakan.
Iklan
Amerika Serikat punya beberapa universitas elit yang terkenal di dunia, seperti Harvad atau Yale. Tetapi di masa pandemi corona, Johns Hopkins University (JHU) di Baltimore, negara bagian Maryland, yang menjadi acuan utama bagi media, pakar dan pengambil kebijakan di seluruh dunia.
Pada peta interaktif yang dibuat oleh Center for Systems Science and Engineering di JHU ini tertera angka-angka aktualpenyebaran Covid-19, termasuk jumlah orang yang meninggal dan laju penyebaran Covid-19 di setiap negara.
Kalau peta interaktif tentang AS misalnya ditelusuri lebih dalam, tertera juga angka infeksi untuk tiap daerah, sampai tingkat distrik. Pada hari Rabu (8/4) misalnya, di Outgamie County di utara negara bagian Wisconsin tercatat ada 25 kasus positif Covid-19, termasuk satu orang yang meninggal.
Informasi dasar yang bisa diakses cepat
Untuk menyusun peta interaktif dunia itu, para pakar JHU mengumpulkan data-data dari organisasi kesehatan dunia WHO, badan-badan kesehatan nasional maupun daerah, dan berita-berita media nasional maupun lokal.
Hasilnya pertama kali dipresentasikan pada 22 Januari 2020 oleh Center for Systems Science and Engineering. Sejak itu, data-data itu terus menerus diaktualisasi di situs: coronavirus.jhu.edu/map.html.
Portal ini dikembangkan untuk “menyediakan perangkat yang mudah diakses para peneliti, badan-badan kesehatan resmi, dan publik secara umum, sehingga mereka dapat mengikuti penyebaran (virus corona) secara instan”, kata Lauren Gardner, insinyur dan pakar kesehatan di JHU.
Pakar JHU lainnya sedang bekerja keras mempelajari karakter dan kondisi virus SARS-CoV-2, nama resmi virus penyebab pandemi ini. Ahli biologi melekular Peter Thielen dan Thomas Mehoke misalnya berusaha menyingkap susunan Genom SARS-CoV-2, Ini bisa menjadi informasi penting untuk menentukan kebijakan penanganan pandemi.
“Dari Genom yang terpantau di sini (Maryland) misalnya, kita bisa memperkirakan berapa banyak kasus infeksi di seluruh negara bagian ini”, kata Thomas Mehoke. Pemahaman ini penting karena di banyak tempat perangkat tes Covid-19 tidak tersedia atau tidak cukup.
Lokasi Wisata Dunia yang Mati Akibat Wabah COVID-19
Lokasi wisata di dunia terlihat sepi tanpa ada wisatawan yang berkunjung akibat penyebaran virus corona. Mesti tampak seperti mati, tapi tetap memiliki pesona.
Foto: AFP/J. Saget
Jerman: München, Marienplatz
Marienplatz di depan Balai Kota München terlihat seperti teater terbuka yang kosong. Biasanya, banyak pengunjung berkumpul di depan menara pengawas balai kota yang memiliki “glockenspiel”, di mana saat lonceng berbunyi, figur-figur kecil akan memainkan dua cerita dari abad ke-16. Namun, sekarang hanya ada polisi yang mengawasi karantina parsial.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Kneffel
Italia: Roma, Tangga Spanyol
Salah satu tempat wisata uatama di kota Roma adalah Tangga Spanyol yang terletak di belakang Air Mancur Barcaccia yang berbentuk perahu. Air mancur itu mengingatkan akan keinginannya untuk selamat pada saat bencana banjir pada tahun tahun 1598. Air mancur tersebut tetap mengalir meski tidak ada orang yang melewati tangga.
Foto: picture alliance/dpa
Spanyol: Barcelona, Rambla
La Rambla biasanya ditampilkan dengan foto keramaian dan kerumunan orang, untuk menarik perhatian pada bahaya pariwisata berlebihan. Sekarang hanya ada beberapa burung merpati yang berkeliaran di bawah sinar matahari musim semi, di salah satu pusat perbelanjaan utama Barcelona itu.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/X. Bonilla
Prancis:
Bulevar utama Paris, jalan arteri utama kota, tampaknya membeku dalam waktu. Arc de Triomphe yang kesepian, beberapa kendaraan di kejauhan, dan lampu lalu lintas menyala merah.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Tang Ji
Inggris: London, Tower Bridge
Sungai Thames juga terlihat lebih damai dari biasanya. Tidak ada kapal pesiar, tidak ada turis. Saat ini, hanya ada beberapa pejalan kaki dan kendaraan yang menyeberangi sungai di Tower Bridge.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Turki: Istanbul, Hagia Sophia
Alun-alun di depan Hagia Sophia sering menyerupai taman bermain dengan ribuan turis dan pedagang asongan. Saat ini pemandangan terlihat sangat luas hingga ke bangunan tertua dari zaman kuno. Kubah basilika dari abad ke-6 dianggap unik, dan seperti sedang menunggu untuk menunjukkan harta karunnya lagi.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Xu Suhui
Russia: Moscow, Tverskaya Street
Rusia: Moskow, Tverskaya Street
Peter yang Agung memasuki Moskow lewat jalan utama ini. Bulevar lebar Tverskaya Street kemudian terkenal sebagai lokasi parade militer besar. Di musim semi 2020, konvoy truk disinfektan mendominasi pemandangam jalan utama Moskow itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Sputnik/G. Sysoev
Mesir: Piramida Giza
Bahkan makam firaun sekarang hanya dikunjungi oleh para pekerja desinfeksi. Apakah hal ini dapat membantu kepercayaan diri wisatawan untuk berpergian, masih harus diamati. Piramida Giza telah melewati beragam krisis yang berbeda-beda sepanjang sejarah dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Hamdy
Arab Saudi: Mekah, Ka’bah
Mekah dianggap sebagai salah satu situs ziarah terpenting bagi umat Islam. Sekitar 3 juta umat Islam datang ke Mekah setiap tahun. Namun, pemerintah Arab Saudi telah memberlakukan lockdown sejak tanggal 2 April. Tempat yang biasanya dipadati ratusan ribu peziarah, sekarang hanya ada petugas yang menyemprotkan disinfektan di area sekitar Ka’bah.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/A. Nabil
India: Agra, Taj Mahal
Banyak monumen bersejarah budaya dunia, menjadi peringatan bagaimana lokasinya saat ini dijaga ketat oleh militer. Bahkan sebuah monumen cinta, yaitu Taj Mahal di India, dijaga oleh tentara untuk mencegah orang berkerumun di sini.
Foto: picture-alliance/AA
AS: New York, Time Square
Times Square di New York, lokasi yang sering dianggap sebagai pusat dunia sekarang tampak mati. Semua aktivitas terhenti dan terlihat dalam keadaan menunggu untuk kembali ramai. Penyeberangan tanpa pejalan kaki, lampu lalu lintas tanpa kendaraan, toko tanpa pelanggan. Semuanya berbeda, bahkan di kota yang tidak pernah tidur.
Foto: picture-alliance/dpa/Sputnik/T. Stolyarova
AS: New Orleans, Bourbon Street
Bourbon Street yang sepi di New Orleans tampak seperti mengingatkan akan akselerasi. Di sini, virus corona dianggap hal yang sepele karena orang berpikir itu tidak akan menginfeksi mereka. Sehingga mereka tetap berbondong-bondong merayakan karnaval Mardi Gras.
Foto: picture-alliance/AP Photo/G. Herbert
Brasil: Rio de Janeiro, Copacabana
Pantai yang lebar, laut, dan siluet kota Rio de Janeiro. Bahkan Copacabana di Brasil, salah satu resor liburan terindah di dunia, tampaknya dilumpuhkan oleh virus corona. Hanya terlihat gelombang lembut dari pergerakan Samudera Atlantik. Suasananya seperti lagu beken Bossaa Nova: Chega de Saudade (Stop the longing).
Foto: picture-alliance/AA/F. Teixeira
Australia: Gedung Opera Sydney
Gedung arsitektur ikonik di Sydney terlihat kosong dan hampa. Gedung tersebut juga mengingatkan kita untuk tetap tinggal di rumah. Pintu-pintu ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut, tetapi ada siaran langsung mingguan dan rekaman dari arsip yang dikirim secara digital sehingga warga bisa menonton dari rumah.
Foto: picture-alliance/dpa/Aap/B. De Marchi
Cina: Tembok Besar
Tembok Besar Cina dibuka kembali untuk pengunjung pada akhir Maret, setelah ditutup selama dua bulan. Sebuah foto yang menawarkan harapan: Mungkin ada, dan akan ada kebangkitan lagi dalam pariwisata! (fs/as)
Foto: picture-alliance/dpa/Kyodo
15 foto1 | 15
Penelitian penting untuk mengembangkan terapi Covid-19
Saat ini tim medis JHU juga sedang menguji coba sebuah metode pengobatan Covid-19 dengan plasma dari pasien yang sudah sembuh. Untuk itu dibentuk jaringan rumah-sakit yang dilibatkan dalam ujicoba metode terapi ini. Harapannya, terapi plasma itu bisa digunakan untuk penanganan Covid-19, sekaligus untuk meningkatkan imunitas para tenaga kesehatan terhadap penyakit itu.
JHU selama beberapa tahun terakhir beberapa kali menempati ranking teratas sebagai universitas terbaik versi „US News & World Report“ untuk jurusan Kesehatan Publik. Rumah sakit milik universitas, Johns Hopkins Hospital, juga menjadi salah satu rumah sakit terbaik di Amerika Serikat.
Divisi Geriatri di Johns Hopkins Hospital, yang menangani pasien lanjut usia, saat ini menempati ranking pertama untuk perawatan lanjut usia versi “US News & World Report”. Kelompok lanjut usia termasuk kelompok risiko tinggi untuk Covid-19.
Johns Hopkins University juga menduduki peringkat teratas dalam bidang penelitian kesehatan publik. 18 pemenang penghargaan Nobel untuk bidang kedokteran adalah lulusan dari Johns Hopkins University, yang terakhir tahun 2019, ketika dua almamater JHU dianugerahi penghargaan ini. (hp/vlz)