Presiden Joko Widodo kembali bakal resmikan pembangunan rumah-rumah murah. Kali ini lokasinya di distrik Depok, Jawa Barat. Harga rumah tersebut 112 juta rupiah dan uang mukanya 1 persen. Berminat?
Iklan
Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian PUPR, Lana Winayanti mengatakan rumah murah jenis rumah tapak ini diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang pendapatannya di bawah empat juta rupiah per bulan.
Bagi yang berminat dengan rumah tersebut, kalangan MBR ini bisa mendapatkan bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam mencicil rumah tersebut.
Agar tepat sasaran dan tak dibeli oleh kalangan kaya, penjualan unit rumah murah ini dilakukan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait dan beberapa bank pemerintah.
DP hanya 1%
Dilansir dari detik.com, Lana menjelaskan rumah murah tersebut uang muka atau DP-nya hanya 1% dan bisa didapatkan khusus bagi pekerja yang menggunakan fasilitas pengupahan atau gaji (payroll) di Bank Tabungan Negara (BTN). "DP 1% khusus pekerja yang payroll-nya ada di BTN," katanya.
Disediakan empat tipe rumah yang dijual dengan luas tanah yang berbeda-beda. Tipe 27 dengan luas tanah 72 m2, tipe 27 dengan luas tanah 84 m2, tipe 36 dengan luas tanah 84 m2, dan tipe 41 dengan luas tanah 98 m2. Demikian dikutip dari detik.com. Harga mulai dari 112 juta rupiah.
Lana Winayanti mengatakan, rumah murah lainnya yang juga akan diresmikan berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.
Tren Rumah Kecil Ekologis di Eropa
Warga Eropa yang peduli lingkungan mulai picu tren rumah tinggal inovatif yang kecil dan "eco friendly" untuk kurangi jejak karbon. Inilah contoh dari bangunan yang digagas pegiat gerakan rumah kecil ekologis di Eropa.
Foto: Colourbox
Rumah Hobbit
Rumah di Wales ini dibangun dari material yang ada di sekitar dan dari hutan setempat. Dinding, atap dan lantainya diisolasi jerami. Rumah dibangun dengan menggali dinding bukit dan ditutupi dengan rumput serta tanaman. Pembangunannya perlu waktu 4 bulan dan ongkos material senilai 3.000 Poundsterling.
Foto: cc-by-nc-sa/Simon & Jasmine Dale
Rumah Perahu
Mereka yang menyukai tinggal di atas air, rumah perahu seperti di kanal sungai Elbe di Hamburg ini bisa jadi pilihan utama. Dibangun di atas bargas terapung yang mengikuti naik turunnya permukaan air sungai. Rumah perahu ini walau kecil tergolong varian mewah jika dibanding dengan rumah dari perahu sebenarnya yang memenuhi kanal di Belanda.
Foto: picture-alliance/dpa/JOKER
Gerobak Sirkus
Di kalangan kaum gipsi sejak lama mentradisi hidup dalam gerobak sirkus seperti ini. Kini tempat Camping di Münsinger Jerman menawarkan gerobak sirkus sebagai alternatif rumah kecil yang juga ramah lingkungan dan mudah dipindah.
Foto: picture-alliance/dpa
Perumahan Kontainer
Berlin menggagas perumahan bergaya industrial dari kontainer setelah kewalahan menghadapi permintaan pemukiman yang terus meningkat seiring naiknya populasi. Idenya membangun semacam pedesaan dari kontainer bekas terutama untuk kompleks pemukiman mahasiswa di pinggiran ibukota, agar harga sewanya terjangkau dan prinsip daur ulang juga diterapkan.
Foto: Jorg Duske
HomeBox
HomeBox adalah varian lebih mewah dari kontainer yang digagas di Hannover. Ukurannya sama dengan kontainer kapal laut, tapi dibuat dari kayu dan berdiri vertikal hingga seperti rumah berloteng. Kotak ini walau kecil interiornya berisi fasilitas rumah yang sebenarnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Rumah Pohon
Rumah pohon baik yang dibuat dari metal, kayu atau meterial lain mengklaim diri di pasaran sebagai rumah kecil ramah lingkungan atau eco-friendly. Tren membangun rumah pohon makin marak seiring meluasnya lagi hutan di Eropa. Bermukim di rumah pohon bisa "go green" sambil mengamati alam dari perspektif burung.
Foto: Andreas Wenning
Rumah Kubus
LoftCube atau rumah kubus ini buatan desainer Jerman dan bisa dibangun dengan cepat di lahan sempit, baik di atas panggung perancah atau langsung di tanah. Rumah kecil ramah lingkungan ini dibuat dari bahan ringan dengan desain yang amat modern dan menarik.
Foto: picture-alliance/dpa
Rumah Kebun
Secara tradisional rumah kebun di Eropa biasanya hanya digunakan saat musim semi dan musim panas untuk bersantai atau menyimpan peralatan berkebun. Kini rumah desain rumah kebun makin atraktif dengan ukuran beragam dari bahan ramah lingkungan dan bisa dibangun di lahan sempit kebun urban.
Foto: Colourbox
8 foto1 | 8
Tersebar di berbagai propinsi
Dikutip dari Tribunnews, sebelumnya, pemerintah Presiden Joko Widodo meresmikan peletakan batu pertama pembangunan hunian vertikal murah bagi buruh dan pekerja di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (27/04).
Dengan harga relatif murah diharapkan kalangan buruh pun bisa memperoleh hunian tersebut dengan harga terjangkau. Cicilan yang dibebankan sekitar 1,2 juta rupiah.
Program sejuta rumah yang tersebar di banyak propinsi di Indonesia dan diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) diluncurkan Presiden sejak tahun 2015 lalu. Untuk jenis rumah tapak bagi masyarakat yang memiliki penghasilan maksimal 4 juta rupiah per bulan. Sedangkan untuk rumah susun, penghasilan maksimal untuk calon pemiliknya tidak lebih dari 7 juta rupiah.
ap/vlz (tribun/detik/kementerianpupr)
Menara Tertinggi Sejagad Digantung di Asteroid
Membangun gedung pencakar langit di atas tanah? Itu sudah biasa. Bukan sekedar fiksi, kini, menara tertinggi di dunia bisa dibangun dengan menggantungkan pondasinya di asteroid. Dasyat bukan?
Foto: Clouds AO
Menggantung gedung di asteroid
Menyiasati keterbatasan lahan di Bumi. perusahaan arsitektur Clouds menyusun konsep mendirikan pencakar langit dengan menggantungkannya di asteroid. Dengan demkian, menara yang disebut Analemma ini bisa menjadi pencakar lagit tertinggi yang pernah ada.
Foto: Clouds AO
Mengubah tradisi membangun di atas tanah
Analemma membalikkan tradisi, gedung dibangun di atas lahan di Bumi. Gedung Analemma, pondasinya dipasang di asteroid yang mengorbit di atas Bumi. Pancangnya mengunakan kawat raksasa dari ketinggian puluhan ribu kilometer di atas permukaan Bumi dan ditambatkan ke asteorid. Karena itu, menara tersebut dapat diposisikan di mana saja dan diangkut ke lokasi tertentu, seperti di Dubai.
Foto: Clouds AO
Bukan sekedar fiksi ilmiah
Tampak foto Anlemma lewati gedung-gedung di Bumi. Memanipulasi asteroid bukan sekedar fiksi ilmiah. 2015, badan antariksa Eropa, memungjkinkan misi pendaratan di atas komet yang berputar. NASA menjadwalkan hingga tahun 2021, sebuah misi yang memungkinkan penangkapan dan relokasi asteroid. Pencakar langit Analemma jadi contoh bangunan yang mengeksplorasi strategi desain sistem planet.
Foto: Clouds AO
Energi dan air tersedia
Analemma mendapat energi dari panel surya yang berbasis di ruang angkasa. Dipasang di atas atmosfer, panel ini mendapat paparan sinar matahari, dengan efisiensi lebih besar daripada instalasi fotovoltaik pada umumnya. Air diperoleh, disuling dan didaur ulang dalam sistem yang memanfaatkan kondensat penyulingan air hujan dan awan. Air yang sudah digunakan disaring ulang & dimanfaatkan kembali.
Foto: Clouds AO
Bergerak mengikuti orbit
Menara gantung ini bergerak mengikuti orbit dari belahan Bumi bagian utara ke belahan ke bumi selatan membentuk angka delapan sejauh ribuan mil setiap hari. Menara akan bergerak pada kecepatan yang paling lambat di bagian atas dan bawah dari angka delapan itu yang memungkinkan penghuni menara bertemu muka dengan permukaan planet pada titik-titik tersebut.
Foto: Clouds AO
Fasilitas serba ada
Menara Analemma bukan hanya akan dibangun untuk pemukiman dan perkantoran, namun juga dilengkapi dengan hiburan, pusat-pusat perbelanjaan, restoran dan kafe. Perkantoran luar angkasa di bangun di bagian atas menara, sementara di bagian tengahnya bisa dimanfaatkan untuk perumahan dan perkebunan dan daerah pemukiman, rumah ibadah bahkan pemakaman.
Foto: Clouds AO
Pemandangan menawan
Tinggal di gedung yang mengikuti orbit, artinya penghuni juga punya kesempatan menikmati pemandangan spektakuler dan berbeda-beda dari jendela-jendelanya. Sementara itu, jika penghuni ingin menjejak permukaan Bumi, mereka juga bisa menggunakan parasut. Info lebih lanjut Anda bisa kunjungi situs mereka di:
http://www.cloudsao.com/ANALEMMA-TOWER
Ed: Ayu Purwaningsih/Agus Setiawan (Sumber: Clouds AO)