1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Jokowi: Indonesia Tetap Jadi Model Islam Moderat

3 Juli 2017

Di tengah kritik berkembangnya radikalisme di tanah air, Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia tetap menjadi model Islam moderat.

Deutschland Indonesien Joko Widodo bei Merkel
Foto: Getty Images/S. Gallup

"Pluralisme selalu menjadi bagian dari DNA Indonesia," ujar Presiden Joko Widodo, dalam wawancara khusus dengan kantor berita Reuters di istana kepresidenan di Jakarta. "Meski banyak tantangan, Islam di Indonesia selalu menjadi kekuatan untuk moderasi." Joko Widodo mengatakan Indonesia "masih merupakan model" pluralisme

Ketegangan politik melonjak pada akhir tahun lalu  dan menyita perhatian internasional, ketika kelompok Islam garis keras memimpin demonstrasi ratusan ribu orang di Jakarta yang menuntut dipenjarakannya mantan orang nomor satu di Jakarta,  Basuki Tjahaja Purnama, atas pasal penistaan agama.

LGBT jadi sasaran

Sasaran kelompok Islam garis keras di antaranya kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Beberapa kali penggerebekan dilakukan kepolisian sehubungan dengann kegiatan mereka.

Menyinggung soal  LGBT, Jokowi mengatakan bahwa "Indonesia tetap merupakan negara yang toleran" , dimana konstitusi menjamin bahwa hak setiap orang harus dihormati dan dilindungi. Tapi dia menambahkan: "Sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar, Indonesia memiliki norma agama tersendiri, nilai yang unik dan juga budaya yang harus dihormati. "

Tak ada tempat bagi ISIS

Joko Widodo berjanji akan menekan parlemen untuk bergerak lebih cepat dalam mengesahkan undang-undang anti-terorisme baru yang akan mempermudah dalam menangkap dan menahan tersangka teroris. "Kita butuh undang-undang ini," tandasnya.

Mei  lalu militan yang bersekutu dengan ISIS menyerbu sebuah kota di Filipina selatan, Marawi, sebagai upaya dari sekutu ISIS untuk membangun sebuah benteng di Asia Tenggara.

Pejabat Filipina mengatakan ada warga Indonesia dan Malaysia di antara para milisi yang menyerang Kota Marawi, di mana pertarungan dengan pasukan pemerintah telah berlangsung selama enam minggu. Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo.mengatakan: "ISIS tidak memiliki tempat di Indonesia." 

Dia mencatat bahwa Indonesia, Malaysia dan Filipina memiliki kesepakatan untuk melakukan patroli maritim untuk mencegah gerilyawan bergerak melintasi pulau. Jokowi  mengatakan bahwa lewat telepon dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte minggu lalu, ia telah membahas kerja sama tersebut. Badan keamanan dan intelijen kami terus bekerja untuk melawan ancaman ini. Kami juga terus mempromosikan nilai-nilai Islam moderat dan saat saya berbicara dengan Presiden Duterte minggu lalu saya mengatakan bahwa 'masalah Anda adalah masalah saya'.

ap/yf(rtr)