Di tengah kritik berkembangnya radikalisme di tanah air, Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia tetap menjadi model Islam moderat.
Iklan
"Pluralisme selalu menjadi bagian dari DNA Indonesia," ujar Presiden Joko Widodo, dalam wawancara khusus dengan kantor berita Reuters di istana kepresidenan di Jakarta. "Meski banyak tantangan, Islam di Indonesia selalu menjadi kekuatan untuk moderasi." Joko Widodo mengatakan Indonesia "masih merupakan model" pluralisme
Ketegangan politik melonjak pada akhir tahun lalu dan menyita perhatian internasional, ketika kelompok Islam garis keras memimpin demonstrasi ratusan ribu orang di Jakarta yang menuntut dipenjarakannya mantan orang nomor satu di Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atas pasal penistaan agama.
LGBT jadi sasaran
Sasaran kelompok Islam garis keras di antaranya kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Beberapa kali penggerebekan dilakukan kepolisian sehubungan dengann kegiatan mereka.
Menyinggung soal LGBT, Jokowi mengatakan bahwa "Indonesia tetap merupakan negara yang toleran" , dimana konstitusi menjamin bahwa hak setiap orang harus dihormati dan dilindungi. Tapi dia menambahkan: "Sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar, Indonesia memiliki norma agama tersendiri, nilai yang unik dan juga budaya yang harus dihormati. "
Lima Negara Asia Penyumbang Terbesar Serdadu ISIS
Diperkirakan sebanyak 1000 orang asal Asia berperang di bawah bendera Islamic State. Indonesia dan Cina perlahan menjadi lahan subur buat perekrutan gerilayawan IS, dengan Malaysia sebagai persinggahan.
Foto: Graham Denholm/Getty Images
Cina
Sebanyak 300 warga Cina telah bergabung dengan ISIS, kata Meng Hongwei, Menteri Ketertiban Umum. Kebanyakan termasuk kelompok etnis minoritas muslim, Uighur. Uniknya, 'relawan' negeri tirai bambu itu berangkat ke Suriah lewat Malaysia. "Mereka menggunakan Malaysia sebagai terminal," ujar Meng.
Foto: Getty Images
Indonesia
Hingga akhir tahun lalu pemerintah di Jakarta mencatat 60 WNI yang diduga kuat hijrah ke Suriah demi ISIS. Baru-baru ini 16 orang dikabarkan menghilang dari rombongan wisata saat berkunjung ke Turki. Mereka pun diyakini sengaja memisahkan diri untuk menyebrang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Foto: Anwar Mustafa/AFP/Getty Images
Pakistan
Negeri di jantung Asia Selatan ini paling banyak menyumbangkan serdadu buat ISIS. Tercatat sebanyak 330 warga Pakistan bergabung dengan Islamic State di Suriah. NATO juga memastikan, ISIS banyak melakukan upaya perekrutan di wilayah kesukuan yang terletak di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Mereka terutama mendekati klan setempat atau bekas gerilayawan Taliban.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Guez
Afghanistan
Hindukush sejatinya termasuk negara yang dihindari Islamic State lantaran keberadaan Taliban. Namun menurut laporan militer Amerika Serikat, belakangan kelompok teror pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu mulai merambah ke Afghanistan dengan merekrut kelompok pecahan Taliban. Hingga Desember tahun lalu pemerintah di Kabul mencatat 23 warganya hijrah ke Suriah demi ISIS.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Khaliq
Australia
Tahun lalu sebanyak 90 warga negara Australia terbang ke Suriah buat bergabung dengan ISIS, kata Jaksa Agung George Brandis. Secara keseluruhan, kontingen Australia yang bekerja untuk Islamic State berjumlah 250. Canberra berupaya mencegah eksodus warganya dengan memberlakukan undang-undang baru yang melarang warganya berpergian ke wilayah tertentu tanpa izin, antara lain Raqqa, Suriah.
Foto: Graham Denholm/Getty Images
5 foto1 | 5
Tak ada tempat bagi ISIS
Joko Widodo berjanji akan menekan parlemen untuk bergerak lebih cepat dalam mengesahkan undang-undang anti-terorisme baru yang akan mempermudah dalam menangkap dan menahan tersangka teroris. "Kita butuh undang-undang ini," tandasnya.
Mei lalu militan yang bersekutu dengan ISIS menyerbu sebuah kota di Filipina selatan, Marawi, sebagai upaya dari sekutu ISIS untuk membangun sebuah benteng di Asia Tenggara.
Pejabat Filipina mengatakan ada warga Indonesia dan Malaysia di antara para milisi yang menyerang Kota Marawi, di mana pertarungan dengan pasukan pemerintah telah berlangsung selama enam minggu. Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo.mengatakan: "ISIS tidak memiliki tempat di Indonesia."
Dia mencatat bahwa Indonesia, Malaysia dan Filipina memiliki kesepakatan untuk melakukan patroli maritim untuk mencegah gerilyawan bergerak melintasi pulau. Jokowi mengatakan bahwa lewat telepon dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte minggu lalu, ia telah membahas kerja sama tersebut. Badan keamanan dan intelijen kami terus bekerja untuk melawan ancaman ini. Kami juga terus mempromosikan nilai-nilai Islam moderat dan saat saya berbicara dengan Presiden Duterte minggu lalu saya mengatakan bahwa 'masalah Anda adalah masalah saya'.
Marawi: Menyerah atau Mati
Pertempuran terus berkobar antara milter Fillipina lawan milisi ISIS yang masih kuasai sebagian kota Marawi. Sejauh ini 100 orang tewas, beberapa diantaranya jihadis asing. Kota dinyatakan kawasan darurat perang.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Jihadis ISIS Masih Bertahan
Militer Filipina belum berhasil sepenuhnya membebaskan kota Marawi dari cengkraman jihadis Islamic State (ISIS). Sampai hari ke-8 operasi militer, masih terus terdengar kontak senjata di jalanan kota di selatan Filipina itu.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Kibaran Bendera Hitam Teroris
Milisi gerombolan "Maute" menyerang kota dan mengibarkan bendera hitam ISIS, setelah militer menangkap salah satu pentolannya di kota Marawi. Milisi Maute di Mindanao telah menyatakan kesetiaan kepaada kalifat ISIS.
Foto: Reuters/E. de Castro
Korban Tewas di Pinggir Jalan
Teroris kalifat Islamic State (ISIS) menunjukkan kebrutalannya dalam perang melawan tentara pemerintah Filipina. Kaum jihadis juga tak kenal ampun membunuh anak-anak
dan melemparkan jasadnya ke parit di pinggir jalan.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Helikopter Ganggu Puasa Ramadan
Militer Filiipina juga gempur jihadis "Maute" dari udara menggunakan helikopter. Seorang jurubicara pemerintah meminta maaf kepada warga Muslim Marawi, karena dengan itu menganggu ibadah puasa mereka.
Foto: Reuters/E. de Castro
Darurat Militer Basmi Separatisme
Presiden Rodrigo Duterte menetapkan status darurat perang di kawasan Marawi dan sekitarnya. Ia juga menyerukan kelompok separatis moderat untuk bergabung dalam ketentaraan. Sejak tahun 1960-an militer berperang untuk menumpas kaum separatis Muslim di kawasan selatan Filipina.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Warga Mengungsi
Lebih 90 persen penduduk kota Marawi telah mengungsi meninggalkan kotanya yang dikoyak pertempuran. Banyak yang tergesa-gesa dan panik menyelamatkan diri dengan meninggalkan harta benda miliknya.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Marawi Membara
Kontak senjata hebat terus terjadi di sejumlah bagian kota. Marawi kian membara. Jumlah korban tewas terus bertambah, banyak jasad bergelimpangan di jalanan. Organisasi bantuan lokal melaporkan lebih 100 orang tewas dalam pertempuran.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Terkepung dan Mengharap Evakuasi
Lebih 2000 warga masih terjebak di dalam kota dan mengharap segera dievakuasi. Saat ini mereka tersebar di 38 kamp penampungan sementara di kota Marawi yang terus dikoyak kontak senjata.
Foto: Reuters/E. de Castro
Yakin Menang
"Mereka yang tidak mau menyerah, akan mati". Begitu ancaman jurubicara militer terhadap jihadis "Maute" di kota Marawi. Tapi militer masih harus bekerja keras bertempur melawan kaum militan, untuk merebut kawasan kota, jalan demi jalan dan rumah demi rumah. Penulis: Peter Hille (as/ml)