Jokowi: Idul Fitri Ajang Pererat Persatuan dan Persaudaraan
3 Juni 2019
Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri bagi seluruh rakyat Indonesia yang merayakannya, seraya mengingatkan pentingnya mempererat persatuan dan persaudaraan antarmasyarakat.
Iklan
Presiden Joko Widodo berharap agar Idul Fitri 1440 H ini dapat menjadi ajang untuk mempererat kembali semangat persatuan dan persaudaraan bangsa baik di dalam keluarga maupun antarmasyarakat. "Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1440 H, mohon maaf lahir dan batin. Mari kita jadikan Idul Fitri ini sebagai ajang untuk mempererat kembali persatuan dan persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa," ujar Presiden Jokowi sebagaimana dikutip dari video yang dirilis Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Negara, Senin (03/06).
"Dengan hati yang fitri mari kita membangun bangsa Indonesia yang lebih baik, lebih maju, dan lebih makmur," kata Presiden, seraya menyampaikan pesan bagi para pemudik yang hendak merayakan Idul Fitri di kampung halaman masing-masing. "Saya mengucapkan selamat jalan bagi seluruh pemudik. Semoga selamat sampai tujuan dan selamat menikmati waktu bersilaturahim dengan seluruh keluarga dan handai taulan," katanya.
Berlebaran di Kota Bonn
Hari Raya Idul Fitri: satu kesempatan untuk bertemu dengan Muslin Indonesia yang menetap di negara bagian Nordrhein-Westfalen serta berkesempatan mencicipi masakan tanah air.
Foto: DW/Y. Farid
Idul Fitri 2014
Tahun ini, warga Muslim di Jerman merayakan hari kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh pada tanggal 28 Juli 2014. Warga Muslim Indonesia di NRW merayakan hari bahagia ini di Bad Godesberg, Bonn.
Foto: DW/Y. Farid
Pesan Idul Fitri
Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Idul Fitri di Bonn disertai juga dengan sholat Ied bersama dan dilanjutkan dengan khotbah, yang kali ini disampaikan oleh Saiful Akmal dari kota Frankfurt.
Foto: DW/Y. Farid
'Pemandangan Ganjil'
Bukan hal yang biasa bagi warga Jerman, melihat begitu banyaknya sepatu berjejer di depan pintu. Satu tradisi dari kampung halaman yang di bawa ke perantauan.
Foto: DW/Y. Farid
Mungkin Setahun Sekali
Hari Raya Idul Fitri bagi warga asing, juga bagi warga Indonesia, juga dimanfaatkan untuk tampil sebagai 'orang biasa': mengenakan kemeja batik dan berkopiah.
Foto: DW/Y. Farid
Teratur Rapih
Menunggu berakhirnya khotbah, para ibu dari kelompok pengajian di Bonn, yang menyediakan jamuan, memeriksa apakah semuanya telah siap terhidang.
Foto: DW/Y. Farid
Untuk Semuanya
Nicht Scharf - tidak pedas. Masakan seperti gule, rendang atau masakan lainnya yang biasanya pedas, diracik sesuai dengan lidah di sini, agar tamu warga Jerman dan anak-anak juga bisa menikmatinya.
Foto: DW/Y. Farid
Berekenalan dan Saling Memaafkan
Bukan wajah lama saja yang hadir, juga wajah-wajah baru, mereka yang baru bermukim di Jerman. Idul Fitri di perantauan, acara silaturahmi dan untuk berkenalan dengan saudara setanah air.
Foto: DW/Y. Farid
Rasa Indonesia
Banyak warga Indonesia yang tinggal di Jerman kerap memasak masakan Indonesia di rumah mereka. Namun, jika makan bersama, terutama pada hari Idul Fitri, rasanya berbeda: sedikit mengobati rasa rindu kampung halaman dan berlebaran bersama keluarga.
Foto: DW/Y. Farid
Makan Bersama
Duduk berkumpul di atas tikar, karpet, bangku atau juga di ubin tanpa pengalas, menyantap masakan yang dirindukan, serasa makan di negeri sendiri.
Foto: DW/Y. Farid
Penutup
Beragam penganan penutup juga disediakan - cemilan yang bagi sebagian warga Indonesia hanya dinikmati setahun sekali.
Foto: DW/Y. Farid
Semua Jadi Satu
Lontong dan nasi, rendang, opor, semur daging, gulai, ayam balado, kentang goreng ati... walaupun dicampur dalam satu piring, tidak mengurangi 'keindonesian' masakan yang disantap. Dan walau jauh dari kampung halaman, keceriaan Idul Fitri tetap terpancar.
Foto: DW/Y. Farid
11 foto1 | 11
Arus Mudik
Sejak H-7 hingga H-3 Lebaran, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat sudah lebih dari setengah juta pemudik menyeberang dari Jawa menuju Sumatera, demikian dikutip dari Tempo. Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi menyatakan jumlah itu hampir 70% dari total 800 ribuan orang pada periode mudik tahun silam.
Sementara, dari jalur yang menghubungkan Bali dan Jawa tercatat pemudik yang menyeberang dari Gilimanuk ke Ketapang sebanyak 238.416 orang. Artinya, sudah lebih dari separuh (58%) dari total pemudik yang mencapai 400 ribuan orang dalam periode mudik tahun lalu.
Arus Balik
Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, menurut perkiraan arus balik akan terjadi pada tanggal 8-9 Juni 2019. Untuk itu diharap pemudik tidak menumpuk di tanggal tersebut, demikian dikutip dari Antara.
Lebaran di Sana, Lebaran di Sini
Bagaimana suasana lebaran di tempat Anda? Inilah suasana Lebaran di kota Bonn, Jerman, kota dimana kantor Deutsche Welle berada.
Foto: DW/Y. Farid
Hari Suci Nan Syahdu
Tidak seperti di Indonesia, suasana hari lebaran di Jerman hampir sama dengan hari-hari biasa. Tidak ada gegap gempita. Namun kebersamaan dan gema takbir yang dikumandangkan mampu sedikit memupus kerinduan berlebaran di tanah air.
Foto: DW/Y. Farid
Sampai ke Halaman
Tempat beribadahnya memang tak terlalu besar. Namun hal itu tetap tak mengurangi antusiasme warga. Yang tak kebagian tempat di dalam gedung, tetap khusyuk mengikuti jalannya ibadah di halaman.
Foto: DW/Y. Farid
Dari Berbagai Kota
Masyarakat muslim Indonesia di kota Bonn dan kota-kota sekitarnya, seperti Köln, Düsseldorf dan juga dari Aachen, berkumpul bersama untuk melaksanakan shalat Idul Fitri 1437 H. Anak kecil turut bergembira menyambut Lebaran.
Foto: DW/Y. Farid
Selfie Yuk…
Usai ibadah, saatnya selfie… Asyiknya berjumpa dengan kawan-kawan seperantauan. Di rantau tak jarang kawan menjadi keluarga.
Foto: DW/Y. Farid
Barbeque
Beberapa warga di antaranya mengadakan acara kumpul bersama. Salah satu kegiatannya adalah barbeque, karena kebetulan Lebaran tahun 2016 jatuh di musim panas.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Yang Penting Berjumpa
Karena tidak termasuk hari besar, beberapa warga mengambil cuti di hari raya Idul Fitri. Yang tak bisa cuti, menyusul berkumpul di acara bersama, sepulang kerja.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Lagu Apa Ya?
Namanya juga orang Indonesia, jadi lagu Indonesia pun tak ketinggalan untuk dinyanyikan bersama. Lagu yang tak bosan dinyanyikan para perantau ini: Kemesraan. Kemesraan ini janganlah cepat berlalu…
Foto: DW/A. Purwaningsih
Main Bola
Anak-anak kecil ikut bersuka ria bersama di hari raya. Mereka bermain apa saja, di antaranya bermain bola.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Mengumpulkan Murbei
Tentu saja, selain bersenda gurau, kegiatan lainnya bisa macam-macam, di antaranya: Mengumpulkan murbei dari pepohonan di sekitar rumah. Kegiatan ini dilakukan orang dewasa dan juga anak-anak.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Ikutan Coba?
Ada tiga warna murbei yang mereka kumpulkan. Merah, hitam dan putih. Yang putih yang paling manis. Murbei ini bisa dipakai untuk membuat sorbet ataupun kue. Setelah dikumpulkan, buah-buahan ini dibagi-bagi dan dibawa pulang.