"Meskipun gaji di sini mungkin lebih rendah sedikit, tetep, pulang. Meskipun mungkin fasilitas enak di negara lain, tetap pulang," ujar Presiden Joko Widodo di hadapan para penerima beasiswa LPDP.
Iklan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesan menohok di depan para penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Ia mewanti-wanti agar para penerima beasiswa pulang ke Indonesia.
"Yang paling penting saya titip, pulang. Pulang. Pulang," kata Jokowi, dalam sambutannya di LPDP Fest di The Kasablanka Hall, Mal Kota Kasablanca, Jakarta Selatan, Kamis (03/08).
Jokowi mengatakan, meskipun mungkin gaji di Tanah Air lebih rendah dan fasilitas yang ditawarkan negara lain lebih enak ketimbang di Indonesia, ia tetap berharap agar putra-putri harapan bangsa ini pulang.
"Meskipun gaji di sini mungkin lebih rendah sedikit, tetep, pulang. Meskipun mungkin fasilitas enak di negara lain, tetap pulang," ujar Jokowi
"Karena negara kita saat ini sangat membutuhkan anak-anak muda yang memiliki pemikiran, visi ke depan yang lebih baik, dan kita memang kurang SDM yang seperti itu," tambahnya.
Sejak pertama kali LPDP Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dibentuk hingga saat ini, dana yang dikelola berkembang pesat. Jokowi pun bercerita, pada 2015 dirinya ingat LPDP hanya mengelola dana Rp15 triliun, kini naik pesat ke angka Rp139 triliun.
Yang Harus Diketahui Sebelum Studi di Jerman
Jerman menarik minat mahasiswa asing karena kualitas universitasnya dan biaya yang murah. Tapi sebelum memutuskan berkuliah di Jerman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Foto: picture alliance / dpa
"Bebas Bayaran" Sifatnya Relatif
Universitas Jerman hanya bebas bayaran jika calon mahasiswa yang mendaftar ke universitas negeri juga diterima oleh universitas itu. Selain itu, calon mahasiswa juga bermaksud untuk berkuliah dalam kondisi seperti warga Jerman biasa. Itu berarti: menghadapi tantangan yang sama. Program studi yang lain dari itu, atau di universitas swasta, kualitasnya juga bagus, tetapi tidak bebas biaya dan mahal.
Foto: dapd
Mahasiswa dan Kerja Sampingan
Visa mahasiswa membatasi jumlah waktu yang boleh digunakan untuk bekerja. Bagi mahasiswa tanpa paspor Uni Eropa, batasnya 120 hari per tahun. Dalam semester kuliah hanya boleh bekerja 20 jam per minggu. Tetapi biaya hidup di Jerman lebih murah daripada di banyak kota AS dan Inggris. Sebaiknya tidak mencoba kerja gelap. Ada risiko eksploitasi, dan jika tertangkap bisa dideportasi.
Foto: Fotolia/MNStudio
Melamar Beasiswa
Di Jerman banyak ditawarkan beasiswa bagi mahasiswa asing di berbagai bidang. Jika berprestasi baik dan ulet mencari beasiswa, kesempatan bisa diperoleh. DAAD adalah lembaga negara Jerman yang memberikan beasiswa paling banyak bagi mahasiswa asing. Yayasan yang memberi beasiswa dengan spesifikasi tertentu juga banyak.
Foto: picture-alliance/dpa
Masalah Visa
Mahasiswa dari negara bukan anggota Uni Eropa kerap hadapi masalah visa. Tiap orang bertanggungjawab sendiri untuk mengurus asuransi kesehatan, buktik emampuan menunjang hidup secara finansial, temukan tempat tinggal, daftarkan diri pada kantor wilayah, buat janji soal perpanjangan visa, dan dokumen lainnya. Bagi banyak negara, masalah ini sudah dimulai saat meminta visa di kedutaan besar Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Menanggulangi Banyak Formulir
Orang harus bersedia mengisi formulir. Sebaiknya biasakan diri dengan kata-kata birokratis Jerman. Juga organisir semua surat, lengkap dengan fotokopinya, mulai dari urusan visa sampai bayar sewa kamar. Triknya: jika dapat surat resmi, kirim kembali surat resmi yang lebih banyak lagi. Begitu saran Leah Scott-Zechlin, yang pernah kuliah di Berlin, dan veteran "Papierkrieg" (perang kertas).
Foto: picture alliance/dpa/Patrick Pleul
Bisa Bahasa Jerman Sangat Membantu
Tentu di kota besar orang asing bisa tinggal tanpa bisa bahasa Jerman. Sebagian program studi juga ditawarkan dalam bahasa Inggris. Tetapi setiap aspek hidup lebih mudah jika bisa bahasa Jerman, baik untuk bicara dengan petugas negara, maupun untuk bersosialisasi dengan orang Jerman. Kalau ingin bekerja, kemampuan berbahasa Jerman jadi aset sangat besar di pasaran tenaga kerja.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Universitas Tidak Menuntun Mahasiswa
Di Jerman mahasiswa tidak dibimbing seperti di sekolah. Sepenuhnya tergantung tiap mahasiswa asing untuk bisa jalani hidup di negara asing, datang ke kuliah dan belajar. Mata kuliah ada yang berkesan sangat bebas. Terserah mahasiswa, apakah serahkan pekerjaan rumah, berpartisipasi dalam kuliah atau tidak. Sebagian mata kuliah tergantung sepenuhnya pada ujian akhir atau makalah di akhir semester.
Foto: imago/Westend61
Masalah Tempat Tinggal
Asrama mahasiswa ada di banyak kota. Tetapi untuk dapat tempat kadang sulit. Di samping asrama, mahasiswa Jerman juga sering tinggal di Wohngemeinschaft (WG). Dalam sistem ini, beberapa mahasiswa bersama-sama menyewa sebuah apartemen. Tiap orang dapat satu kamar. Dapur dan kamar mandi biasanya digunakan bersama. Ini cara baik untuk bersosialisasi dengan orang Jerman dan memperbaiki bahasa Jerman.
Foto: Fotolia
Mencari Saran
Tinggal dan belajar di luar negeri kerap butuh tanggung jawab tinggi. Dan kadang orang merasa harus berjuang sendirian menghadapi banyak tantangan. Tapi tidak usah khawatir. Anda bukan mahasiswa asing pertama di Jerman. Sumber informasi dan saran kerap bisa ditemukan di internet. Untuk yang berbahasa Inggris ada forum "Toytown Germany".
Foto: Fotolia/Creativa
Mungkin Ingin Tinggal Selamanya
Mungkin Anda individu yang tahu cara peroleh kesempatan terbaik dalam hidup: kuliah beberapa tahun di Jerman, raih gelar, mungkin kerja sedikit, lalu kembali ke tanah air dan dapat penghasilan tinggi. Bisa jadi juga, Anda jatuh cinta dengan Jerman, sehingga hadapi dilema ucapkan "Tschüß" (selamat tinggal) selamanya kepada tanah air, atau rindu Jerman seumur hidup. Penulis: Caitlin Hardee (ml/vlz)
Foto: DW
10 foto1 | 10
"Dan kenyataan kita karena kita memiliki dana yang tidak kecil. Sekarang Rp139 triliun. Universitas yang top 20 datang ke kita, menawarkan diri. Nggak kaya dulu, dana kecil, kita yang minta-minta," ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi juga berpesan kepada para hadirin agar mengingat momentum 13 tahun ke depan sebagai momentum yang jangan disia-siakan. Momentum tersebut merupakan penentu agar Indonesia bisa menjadi negara maju atau tidak
"Banyak contoh di negara Amerika Latin tahun 50, 60,70, sudah menjadi negara berkembang. Tapi sampai saat ini kita masih tetep jadi negara berkembang. Karena tidak bisa memanfaatkan opportunity, peluang yang diberikan," kata Jokowi.
"13 tahun ini, berarti sampai 2038, diberikan peluang itu untuk bisa masuk menjadi negara maju. Bisa atau tidak tergantung kita sendiri. Tapi menurut saya, kepemimpinan di 2024, di 2029, di 2034, menjadi akan sangat menentukan. Negara ini bisa maju atau tidak maju," pungkasnya. (ha)