Antisipasi Corona, Jokowi Minta Libur Akhir Tahun Dikurangi
23 November 2020Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan khusus terkait libur panjang akhir tahun 2020. Jokowi meminta ada pengurangan hari libur pada akhir tahun ini.
"Yang berkaitan dengan masalah libur cuti bersama akhir tahun, termasuk libur pengganti cuti bersama hari raya Idul Fitri, Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan," kata Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11/2020).
Muhadjir menyebut Jokowi memerintahkan adanya rapat koordinasi Kemenko PMK dengan pihak terkait mengenai libur akhir tahun. Jokowi meminta rapat koordinasi itu dilakukan segera.
"Dan beliau memerintahkan supaya segera ada rapat koordinasi yang dilakukan Kemenko PMK dengan kementerian dan lembaga terkait, terutama yang berkaitan dengan masalah libur akhir tahun dan pengganti libur cuti bersama Idul Fitri," ujar Muhadjir.
Antisipasi lonjakan kasus COVID-19 akibat libur panjang
Sebelumnya, libur panjang kerap berujung pada bertambahnya klaster baru COVID-19. Oleh karena itu, Jokowi menyatakan perlu ada pembahasan khusus mengenai libur panjang akhir tahun 2020.
"Secara khusus akan kita bicarakan mengenai libur panjang yang nanti akan ada di bulan Desember," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11).
Libur panjang pada Agustus lalu menimbulkan lonjakan pasien Corona. Bahkan rumah sakit di Jakarta sempat hampir defisit kasur perawatan bagi pasien Corona.
Satgas Penanganan COVID-19 menduga lonjakan kasus Corona di Jakarta pada Minggu (22/11) terjadi buntut libur panjang pada akhir Oktober lalu. Penularan virus Corona baru kemarin di Ibu Kota mencapai rekor tertinggi dengan penambahan kasus harian sebanyak 1.579.
Satgas Penanganan COVID-19 pun menyebut akan mengevaluasi dampak libur panjang akhir Oktober 2020. Bila ada peningkatan kasus positif virus Corona, Satgas akan mengusulkan ke pemerintah agar libur akhir 2020 diperpendek.
Jokowi juga minta tegakkan aturan pilkada
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar strategi rem dan gas dalam menangani pandemi COVID-19 terus ditingkatkan. Hingga saat ini, strategi tersebut sudah menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.
"Strategi mengatur keseimbangan rem dan gas ini saya melihat hasilnya mulai kelihatan, terutama dalam pengendalian, baik COVID maupun ekonomi," kata Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas, yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11/2020).
Rapat terbatas kali ini membahas laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Jokowi menekankan soal pentingnya keseimbangan aspek kesehatan masyarakat dan aspek ekonomi yang sama-sama perlu dijaga di tengah pandemi virus Corona ini.
Jokowi juga berbicara mengenai penanganan kondisi saat Pilkada 2020. Selain itu, segala kegiatan yang melanggar protokol kesehatan COVID-19 harus ditangani aparat dengan tegas. Strategi rem dan gas yang baik bakal mencegah munculnya gelombang kedua COVID-19.
"Jangan sampai kendor dan juga berisiko memunculkan gelombang yang kedua ini, yang bisa membuat kita set back mundur lagi," kata Jokowi. Dia juga berbicara mengenai persiapan vaksinasi COVID-19 di Indonesia. (pkp/hp)
Baca selengkapnya di: detiknews
Menko PMK soal Libur Akhir Tahun: Presiden Beri Arahan Ada Pengurangan
Arahan Lengkap Jokowi Minta Tegakkan Aturan Pilkada-Bahas Khusus Long Weekend