Joko Widodo menggelar konferensi pers pertama setelah menjabat presiden. Jokowi minta publik bersabar dan berjanji akan secepatnya mengumumkan nama-nama menteri di kabinetnya.
Iklan
Konferensi pers pertama Presiden Joko Widodo digelar di tengah halaman Istana Kepresidenan hari Rabu sore (22/10/14). Dalam jumpa pers itu, Jokowi disertai para petinggi aparat keamanan dan badan intelijen negara.
Ketika memberi keterangan kepada para wartawan, di belakang Jokowi berdiri Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal Sutarman, KSAL Laksamana TNI Dr Marsetio, KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan KSAU Masekal TNI Ida Bagus Putu Dunia serta Kepala BIN Letjen Purn Marciano Norman.
Jokowi mengatakan, ia menerima informasi umum tentang situasi keamanan negara, ekonomi, politik, sosial.
"Dengan Panglima, Kapolri dan yang lainnya saya tadi menyampaikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rencana strategis TNI, Polri dan hal-hal yang berkaitan dengan alat-alat pertahanan kita. Dan juga hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan TNI-Polri, gaji dan perumahan dan lain-lainnya," kata Presiden Jokowi.
Jangan berspekulasi
Presiden Jokowi juga meminta publik untuk bersabar dan berjanji akan mengumumkan nama-nama menteri yang duduk dalam kabinet baru secepatnya.
"Kemarin kan kita sampaikan itu pada KPK dan PPATK. Ada 8 nama yang tidak diperbolehkan. Tidak bisa disebutkan," kata Jokowi dan meminta media agar tidak berspekulasi tentang nama-nama yang menjadi sorotan KPK, karena bisa saja media keliru menyebutkan nama.
Kabinet Kerja Jokowi-JK
Presiden Jokowi mengangkat 34 orang menteri dalam kabinet baru yang dinamakan kabinet kerja. Ada 8 orang menteri perempuan.
Foto: Reuters/Beawiharta
Inilah Kabinet Kerja 2014-2019
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla berfoto dengan 34 menteri di Istana Negara usai acara pelantikan, 27 Oktober 2014. Kabinet ini dinamakan Kabinet Kerja.
Foto: Reuters/Beawiharta
Pelantikan di Istana Negara
Upacara pelantikan kabinet di Istana Negara. Dalam gambar terlihat Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kiri), Menko Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Edy Purdjianto (tengah) dan Menko Perekonomian Sofyan Djalil (kanan depan).
Foto: Reuters/Beawiharta
Pengumuman Susunan Kabinet
Presiden Jokowi mengumumkan susunan kabinet hari Minggu, 26 Oktober 2014, di halaman Istana Negara.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Foto Bersama dengan Kemeja Putih
Presiden Jokowi menyalami para menteri setelah nama-nama mereka diumumkan. Presiden dan anggota kabinet yang baru mengenakan kemeja warna putih saat pengumuman.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Presiden Baru
Joko Widodo menjadi Presiden Indonesia ke-7 dengan periode masa tugas 2014-2019. Tugasnya sebagai orang nomor satu di Indonesia dalam lima tahun ke depan sangat berat. Sejumlah persoalan besar menghadang, di antaranya masalah ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 18 bulan terakhir melambat akibat lemahnya kinerja ekspor.
Foto: Reuters//Darren Whiteside
Dukungan Parlemen Tidak Cukup
Anggota parlemen RI menyanyikan lagu Indonesia Raya saat upacara pengambilan sumpah Joko Widodo sebagai Presiden. Jokowi di usung oleh PDI-P, yang memenangkan pemilu parlemen 2014 dengan total raihan suara 18,95 persen. Setelah berkoalisi, kubu pendukung Jokowi hanya mampu menguasai sekitar 40 persen kursi parlemen. Ini menjadi tantangan besar bagi Jokowi yang ingin menjalankan agenda reformasi.
Foto: picture-alliance/AP/Dita Alangkara
Sudah Teruji
Sebelum maju sebagai Presiden RI, Jokowi adalah Walikota Solo untuk dua periode berturut-turut. Dia mengembangkan Solo yang sebelumnya buruk penataannya hingga mengalami perubahan. Di bawah kepemimpinannya, bis Batik Solo Trans diperkenalkan, kawasan Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan, hingga merelokasi pedagang kaki lima untuk "memanusiakan manusia".
Foto: Getty Images
7 foto1 | 7
Meskipun didesak wartawan, Jokowi menolak menyebutkan nama-nama yang mendapat catatan dari KPK.
Ia juga menegaskan, susunan menteri tidak ditetapkan oleh tim transisi dan tidak ada tekanan dari partai-partai politik kepada presiden dalam menyusun kabinetnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan kepada wartawan, sebagai presiden ia lebih senang dipanggil dengan nama "Jokowi" ketimbang "Widodo".