Gubernur Jakarta pro-reformasi, Joko Widodo dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden dan akan memimpin Indonesia berikutnya, setelah melewati pemilu paling keras dan kotor setelah era reformasi.
Iklan
Di tengah tekanan kubu Prabowo Subianto untuk menunda hasil pemilu, dan diikuti penarikan diri dari seluruh proses satu jam menjelang pengumuman, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya mengumumkan bahwa Joko Widodo-Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia untuk lima tahun ke depan.
Berdasarkan perhitungan resmi KPU, pasangan Joko Widodo.Jusuf Kalla meraih 53,1 persen suara, unggul dibanding pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa yang meraih 46,9 persen suara.
Kubu Prabowo menolak melanjutkan proses pemungutan suara dan memerintahkan seluruh saksi dari pihaknya untuk mundur dari proses KPU.
Kedatangan Presiden dan Harapan Baru
Didampingi Jusuf Kalla, 20 Oktober 2014, Joko Widodo dilantik untuk memimpin pemerintahan Indonesia. Harapan besar bangsa harus ditunaikan oleh Jokowi.
Foto: picture-alliance/AP/Achmad Ibraham
Jokowi dan Salam Tiga Jari buat Indonesia
Kepadanyalah Indonesia berharap. "New Hope," tulis majalah Time di sampul terbitan terbarunya yang dilatari wajah Joko Widodo, Presiden RI ke-7. Kehadirannya di kancah politik nasional dinilai membawa angin segar. Setidaknya ia bukan bagian dari elit politik lama yang tidak pernah benar-benar terbebaskan dari masa lalu di jaman Soeharto.
Foto: picture-alliance/AP/Achmad Ibraham
Yang Lama dan Baru
Presiden RI ke 6, Soesilo Bambang Yudhoyono, sempat berpesan kepada semua jajaran pemerintah agar mendukung presiden yang baru, sebelum meninggalkan Istana Negara. Keduanya terlihat akrab, kendati upaya terakhir Jokowi mendesak pemerintahan SBY agar menaikkan harga BBM kandas beberapa bulan silam.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
Sang Presiden dan Ibu Negara
Bersama isterinya, Iriana Widodo, Jokowi tampil untuk pertama kali sebagai pasangan kepala dan ibu negara. Upacara pelantikan di Senayan sendiri dihadiri oleh sejumlah perwakilan negara-negara sahabat, antara lain Malaysia, Australia, Brunei, Amerika Serikat dan Jepang.
Foto: Oscar Siagian/Getty Images
Menyemut di Bunderan HI
Kerumunan massa memadati jalan Sudirman dan Thamrin buat menyambut presiden baru Indonesia. Perjalanan Jokowi dan JK berlangsung lambat lantaran iring-iringan kendaraan kepresidenan mengikuti arus massa.
Foto: picture-alliance/dpa/Adi Weda
Berkuda Menemui Rakyat
Pasangan terpilih Jokowi dan Jusuf Kalla diarak dengan menggunakan delman ke Monumen Nasional seusai acara pelantikan di gedung MPR/DPR. Meriahnya pesta rakyat di jantung ibukota itu memicu kekaguman mantan Wakil Presiden Boediono. "Antusiasme-nya sangat tinggi. Lain dari 2009," kala ia dilantik. ujarnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Adi Weda
Harapan baru
Sebelumnya, majalah Time tak mau ketinggalan. Majalah internasional itu menampilkan Jokowi dalam sampul depan dan mengangkat kisah presiden pertama Indonesia yang bukan dari kalangan militer dan oligarki sejak rezim Orba runtuh itu.
Foto: time.com/Photograph by Adam Ferguson for TIME
Akhir pertempuran?
Untuk pertama kalinya sejak pemilu presiden yang berlangsung sengit, Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas kemenangan Joko Widodo dan berjanji untuk mendukung pemerintahannya selama kebijakannya sejalan dengan "kepentingan bangsa dan rakyat."
Foto: Reuters/Beawiharta
Dari Tukang Mebel menuju Istana Negara
Joko Widodo, alias Jokowi, menempuh perjalanan panjang sejak menekuni profesinya sebagai pengusaha mebel. Berawal dari kota Solo, dimana ia terpilih untuk dua periode jabatan, Jokowi kemudian merambah Jakarta berbekal dukungan Partai PDIP, Gerindra dan tingkat elektabilitas yang tinggi. Kemenangannya di Jakarta membuahkan popularitas yang meroket di tingkat nasional.
Foto: Reuters
Suara Kecil Antarkan Jokowi ke Istana
"Jokowi adalah Kita," bunyi kampanye yang ramai di Media Sosial. Ucapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Jokowi, yang sering tampil sederhana dan tak jengah berbaur dengan penduduk biasa, banyak mendapat dukungan dari kelompok masyarakat menengah bawah. Program asuransi kesehatan dan pendidikan yang diusungnya menemukan gaung di kelompok ini.
Foto: AFP/Getty Images
9 foto1 | 9
”Kami menolak hasil pemilihan presiden 2014 yang cacat hukum, dan karena itu kami menarik diri dari proses yang sedang berlangsung,” kata Prabowo yang memberikan konferensi pers tanpa didampingi calon wakilnya Hatta Radjasa. Prabowo beralasan pemilihan umum ini berlangsung tidak demokratis, dan karenanya ia tidak bersedia ikut melanjutkan tahapan Pilpres.
"Kami, Prabowo-Hatta, siap menang dan siap kalah dengan cara yang demokratis dan terhormat," kata Prabowo sambil meminta para pendukungnya agar tetap tenang.
"Karena yakinlah, kami tidak akan diam dan membiarkan hak demokrasi kita diambil," kata Prabowo didampingi para ketua umum partai pendukungnya.
Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang dikenal kredibel, sebelumnya memenangkan Jokowi.
Dalam pemilihan presiden 2014, Indonesia dihadapkan pada dua pilihan yang sangat mencolok, antara Gubernur Jakarta Jokowi yang lahir dari tradisi baru kepemimpinan nasional yang tidak punya kaitan dengan era Suharto, berhadapan dengan bekas jenderal pasukan khusus, Prabowo Subianto, yang dianggap sebagai representasi elit politik era Orde Baru yang memiliki catatan masa lalu dalam soal pelanggaran hak asasi manusia. (Baca: Hantu Bernama Masa Lalu)
Kemenangan Jokowi membuka tradisi baru, karena ia lahir dari keluarga miskin, bukan kalangan elit. Para investor juga banyak berharap Jokowi yang dikenal sebagai sosok bersih, akan menjadi pemenang, karena diharapkan bakal melakukan reformasi di Indonesia yang dikenal paling korup di dunia. (Simak geleri gambar: Joko Widodo Kebangkitan Rakyat Kecil)