Hanya energi hijau ramah lingkungan yang boleh digunakan di IKN, kata Jokowi saat saat melakukan groundbreaking Kantor BTN di IKN pada Rabu (05/06). Termasuk kendaraan dengan bahan bakar minyak dilarang wara-wiri di IKN.
Iklan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan energi hijau ramah lingkungan bakal menjadi sumber energi utama di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Bahkan, dia menyatakan kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM) dilarang wira-wiri di IKN.
Kendaraan combustion atau mesin pembakaran tidak boleh beroperasi di IKN. Sebagai gantinya hanya kendaraan listrik dengan energi hijau saja yang boleh beroperasi di IKN.
"Kendaraan-kendaraan yang combustion nggak boleh, yang diperbolehkan hanya EV," ungkap Jokowi saat melakukan groundbreaking Kantor BTN di IKN, Rabu (5/6/2024).
Jokowi melanjutkan hanya energi hijau ramah lingkungan yang boleh digunakan di IKN. Katanya, itu menjadi konsep Nusantara sebagai ibu kota terhijau di dunia.
"Karena penggunaan energi di sini jg yg diperbolehkan adalah energi hijau. Inilah konsep Nusantara ke depan," ujar Jokowi.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Indonesia itu sempat membandingkan kualitas udara di beberapa tempat yang ada di dunia, mulai dari Jakarta, Singapura, Melbourne, hingga Paris.
Hasilnya Jakarta yang saat ini jadi ibu kota Indonesia memiliki kualitas udara terburuk sebesar 176. Padahal di Singapura hanya 44, Melbourne hanya 38, dan Paris hanya 38. Standar udara yang baik sendiri di posisi 0-50.
Nantinya saat ibu kota berpindah ke Nusantara di Kalimantan Timur, indeks kualitas udara di ibu kota dijamin rendah.
"Di Jakarta jauh sekali dari standar itu, saya kira bukan Jakarta tapi Jabodetabek. Dan di Nusantara belum diukur, saya lihat mau nunggu-nunggu, belum diukur tetapi saya yakini pasti di sekitar 20-an," sebut Jokowi. (gtp/gtp)
Pesawat Terbang Ramah Lingkungan Bertenaga Listrik
Terbang dengan pesawat konvensional buruk untuk iklim, karena emisi CO2 yang tinggi. Di masa depan, pesawat listrik bisa jadi alternatif ramah lingkungan untuk perjalanan udara. Inilah visi pesawat masa depan itu.
Foto: Eviation
Kecil, ringan dan bebas emisi
Pesawat listrik tidak menghasilkan CO2 atau emisi lain yang merusak iklim, seperti nitrogen oksida. Pesawat ini lebih kecil, lebih ringan dan lebih efisien daripada pesawat dengan bahan bakar fosil. Alpha Electro dari perusahaan start-up Slovenia, Pipistrel sudah beroperasi sejak 2015.
Foto: Pipistrel
Transportasi jarak dekat
Sebagian besar perusahaan dan ilmuwan melihat masa depan transportasi udara jarak dekat ada pada pesawat listrik. Perusahaan Israel Eviasi berencana merevolusi perjalanan udara dengan pesawat sembilan kursi. Prototipe Alice ini dapat terbang sampai jarak 1.000 kilometer, dan rencananya mulai mengudara tahun 2019.
Foto: Eviation
Taksi terbang
Perusahaan Jerman Lilium melakukan penerbangan perdana yang sukses pada April 2017. Pesawat ini bisa membawa lima orang dan lepas landas serta mendarat secara vertikal. Anda bisa melakukan perjalanan dari London ke Paris hanya dalam waktu satu jam. Perusahaan menyebutnya sebagai "taksi terbang" dan bisa dipesan lewat app seperti taksi reguler.
Foto: Lilium
Pesawat hibrida
Beberapa perusahaan besar mengembangkan pesawat hibrida, yang bisa beroperasi dengan listrik dan bahan bakar konvensional. November 2017, Airbus, Rolls-Royce dan Siemens mengumumkan akan bersama-sama mengembangkan prototipe hibrida-elektrik komersial yang dinamakan E-Fan X. Didukung oleh tiga turbin gas dan satu motor listrik.
Foto: Airbus
Pesawat listrik dengan 150 penumpang
Maskapai penerbangan Inggris EasyJet akan bekerjasama dengan startup Amerika Serikat, Wright Electric untuk mengembangkan pesawat bertenaga listrik dengan kapasitas sampai 150 penumpang. Belum diketahui, kapan mereka bisa memperkenalkan prototipe pertama.
Foto: Wright Electric
Masa depan bebas emisi
Para ahli yakin, pesawat listrik akan menjadi alat transportasi udara yang utama dalam 20 tahun mendatang. Berbagai perusahaan kini sedang mengembangkan prototipe pesawat jarak jauh yang sepenuhnya didukung oleh energi terbarukan. Penulis: Katharina Wecker (hp/vlz)