1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Jokowi Siap Jadi yang Terdepan Divaksin COVID-19

Detik News
18 November 2020

"Kalau oleh tim diminta saya yang paling depan ya saya siap," kata Jokowi selepas melakukan sidak simulasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Puskemas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11).

Presiden RI - Joko Widodo
Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat President

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menjabarkan prioritas vaksinasi COVID-19. Lalu, di mana posisi Jokowi dalam vaksinasi corona ini?

Seusai kunjungannya ke Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11), Jokowi menjabarkan siapa saja yang menjadi prioritas vaksinasi corona. Jokowi menegaskan para dokter hingga tenaga medis akan menjadi prioritas vaksinasi COVID-19.

"Yang akan divaksin pertama adalah nanti tenaga kesehatan, baik itu dokter, setelah dokter para perawat dan juga tenaga medis, para medis yang ada. Itu yang diberikan prioritas," kata Jokowi seperti dalam video yang ditayangkan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden.

Selanjutnya, prajurit TNI dan anggota Polri, ASN untuk pelayanan publik yang ada di depan hingga guru juga akan divaksin corona terlebih dahulu. Jokowi kemudian menjelaskan posisinya di urutan vaksinasi corona ini.

"Kalau ada yang bertanya Presiden nanti di depan atau belakang?" kata Jokowi.

"Kalau oleh, kalau oleh, kalau oleh tim diminta saya yang paling depan ya saya siap. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini," sebut Jokowi.

Presiden Joko Widodo saat melakukan sidak simulasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11).Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat President

Vaksinasi dimulai akhir 2020?

Jokowi memperkirakan vaksinasi virus corona mulai dilakukan pada akhir 2020 atau awal 2021. Perkiraan itu disampaikan setelah Jokowi melihat perkembangan kondisi di lapangan.

"Kalau melihat tadi di lapangan dan melihat simulasi tadi kita memperkirakan kita akan mulai vaksinasi di akhir tahun atau di awal tahun, akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021," kata Jokowi.

Jokowi menegaskan pengiriman vaksin corona berbeda dengan pengiriman barang-barang lain.

"Karena memang proses persiapannya itu tidak hanya menerima vaksin kemudian langsung disuntikkan kita juga harus menyiapkan distribusi ke seluruh Tanah Air ini yang tidak mudah mendistribusikan vaksin itu tidak mudah, ini bukan barang seperti barang-barang yang lain, memerlukan kedinginan dengan derajat tertentu," ujar Jokowi.

"Setiap vaksin dari produk yang berbeda memerlukan juga model distribusi yang berbeda. Inilah yang terus kita siapkan agar nanti daerah-daerah juga segera mendapatkan vaksin dan vaksinnya juga tidak rusak," sambung Jokowi.

Jokowi pastikan akan beli vaksin yang masuk daftar WHO

Jokowi menargetkan vaksin COVID-19 bisa tiba di Indonesia pada akhir November atau Desember. Jokowi menegaskan Indonesia akan membeli vaksin corona dari perusahaan yang masuk list atau daftar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Tadi saya sampaikan bahwa kita akan membeli vaksin itu dari perusahaan merek yang ada di dalam daftar listnya WHO," kata Jokowi di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor seperti disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (18/11).

"Saya nggak berbicara mereknya apa, asal sudah ada di dalam listnya WHO itu yang akan kita beli," lanjutnya.

Jokowi juga mengatakan pemerintah akan terus melakukan sosialisasi terkiat vaksin corona tersebut. Menurutnya, nanti proses vaksinasi corona bisa dilakukan melalui program atau secara mandiri.

"Terus kita lakukan sosialisasi pemberitahuan agar nanti yang ikut vaksin itu sebanyak-banyaknya baik nanti yang ikut vaksinasi lewat program, vaksinasi program maupun vaksinasi mandiri. Jadi ada yang tidak membayar gratis vaksinasi program ada yang membayar, yaitu vaksinasi mandiri. Ini dua hal yang akan berjalan beriringan nantinya," tuturnya. (Ed: gtp/ha)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Jokowi Siap Jadi Garda Depan Disuntik Vaksin Corona

Jokowi Pastikan RI Beli Vaksin Corona yang Terdaftar di WHO

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait