Jokowi Targetkan Jalan Tol Mencapai 5400 km Sampai 2024
Rizki Akbar Putra
21 Juni 2019
Presiden Joko Widodo berencana siapkan anggaran sebesar 70 milliar dolar AS untuk membangun jalan tol di seluruh Indonesia. Ditargetkan pada tahun 2024 jalan tol di Indonesia akan membentang sepanjang 5.400 km.
Iklan
Jalan tol yang panjangnya akan menjadi tiga kali lipat dari yang ada sekarang ini nantinya diharapkan bisa menghubungkan wilayah-wilayah terpencil dan menumbuhkan ekonomi. Dengan adanya konektivitas itu, pengiriman logistik akan jauh lebih mudah dan dapat menurunkan harga barang-barang kebutuhan pokok di wilayah-wilayah yang sulit diakses. Lantas apa saja tantangan pengerjaan mega proyek ini?
DW Indonesia berbicara dengan Suharman Hamzah, pengamat infrastruktur dari Universitas Hasanuddin. Simak wawancara berikut.
DW: Apa sebenarnya arti penting rencana pembangunan jalan tol di antero negeri ini?
Suharman Hamzah: Ya memang jalan tol itu penting. Karena itu mobilitas penumpang, barang, dan sebagainya. Apalagi di era digital ini orang menginginkan infrastruktur IT yang bagus, mesti infrastruktur pengiriman logistik juga bagus. Sebenarnya logikanya di situ. Ketika permintaan untuk infrastrukur IT besar sekarang, dengan (adanya) sistem (transaksi) online, ekonomi digital juga berkembang pesat, infrastruktur jalan, infrastruktur logistik, pengiriman barang, harus diperhatikan.
Hadirnya jalan tol akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi?
Iya, mestinya. Coba kalau kita tidak bangun jalan tol sekarang, macetnya dimana-mana. Berapa banyak BBM yang harus habis di jalan karena kemacetan yang ada. Mungkin orang melihat sangat besar rencana ini, sebenarnya tidak. Kalau diihat dari aspek berapa miliar yang habis dalam satu hari hanya untuk mengatasi macet. Pengembangan jalan bukan tol itu agak berat, karena terbatas pada kondisi perkotaan. Hingga harus dibuatkan jalur yang lebih memungkinkan. Saya sepakat dengan itu.
Tantangan apa yang paling mendasar dalam pembangunan jalan tol sepanjang 5.400 km ini?
Sebenarnya tantangan kita dari dulu yang paling besar adalah pembebasan lahan. Karena di negara kita lahan itu tidak dikuasai oleh negara melainkan oleh masyarakat. Sehingga mestinya ada penegakkan peraturan ketika alokasi tanah itu disepakati untuk infrastruktur, masyarakat mestinya rela.
Kondisi geografis Indonesia khususnya wilayah timur juga menjadi tantangan tersendiri. Apakah SDM kita mampu melaksanakan mega proyek ini?
Mampu. Toh BUMN kita sebenarnya sudah cukup kuat . Cuma kendala yang terjadi saat ini, banyak jalan tol sekarang yang dikonsorsiumkan bersama dengan beberapa BUMN. Masalahnya, ketika masuk di daerah kontraktor lokal protes karena tidak dilibatkan sementara ini proyek besar. Ini juga sisi lain dari negara yang begitu luas, harus mengikutsertakan orang-orang lokal. Konsensus inilah yang kemudian bisa melebar kemana-mana lagi. Tidak gampang membangun jalan di Indonesia, variasi daerah besar, variasi SDM juga cukup tinggi, pemahaman juga berbeda-beda. Misalnya kemarin Trans Papua yang dibangun Pak Jokowi, orang lokal teriak kemana-mana, kapan akan dilibatkan. Proyek itu harus diingat ada batasannya, ada biayanya, ada keselamatannya, dan sebagainya. Waktu dan keselamatan penting. Mohon maaf, kadang-kadang kontraktor lokal tidak menyiapkan itu. Logikanya, kalau berkompetensi pasti diajak. Tidak mungkin kalau kontraktor lokal berkompetensi tidak diajak. Cuma kadang teman-teman kita yang di tingkat lokal ingin diajak, tidak 'menjual diri' untuk berkompetisi. Ya itulah ,masih banyak sekat daerah yang harus diperhatikan.
Jokowi Blusukan di Papua
Presiden Joko Widodo membawa Ibu Negara Iriana dan sejumlah menteri dalam kunjungan kerja ke Papua. Ini adalah kedelapan kalinya Jokowi melawat ke provinsi di ufuk timur tersebut.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Delapan Kali di Papua
Selama lima jam Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo menumpang pesawat kepresidenan ke Papua. Ini adalah kali ke-delapan presiden mengunjungi provinsi di ufuk timur Indonesia itu sejak dilantik Oktober 2014 silam.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Sertifikat Tanda Kemakmuran
Dalam kunjungannya kali ini presiden mendapat agenda ketat. Setibanya di Jayapura, Jokowi dijadwalkan menyerahkan 3.331 sertifikat hak atas tanah kepada penduduk setempat. Ia berpesan agar penduduk menyimpan dokumen penting tersebut dengan aman. "Dimasukkan ke plastik, difotokopi, jadi kalau hilang ngurus-nya lebih gampang," ujar Presiden.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Kepemilikan Permudah Pinjaman
Penyerahan sertifikat tanah dinilai penting sebagai pondasi kemakmuran. Kini penduduk bisa menggunakan sertifikat tersebut untuk menambah pinjaman usaha. "Tapi hati-hati untuk agunan ke bank tolong dihitung, dikalkulasi bisa mencicil, bisa mengembalikan ndak setiap bulan? Kalau ndak, jangan," ucap Presiden.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Sertifikat Kurangi Konflik Tanah
Tahun 2017 silam pemerintah membagi-bagikan 70.000 sertifikat kepada penduduk Papua. Tahun ini Badan Pertanahan Nasional menargetkan penyerahan 20.000 sertifikat tanah tambahan.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Rombongan Menteri di Jayapura
Selain presiden dan ibu negara, rombongan kenegaraan ini juga dihadiri Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri Seketaris Negara Pratikno, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Blusukan Infrastruktur
Selain bertemu penduduk, rombongan presiden juga dijadwalkan mengunjungi sejumlah proyek infrastruktur vital, antara lain Pasar Mama Mama yang khusus dibangun buat kaum perempuan dan jembatan Holtekamp di atas Teluk Youtefa.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Jembatan Memangkas Jarak
Jembatan sepanjang 732 meter ini menghubungkan Jayapura dengan Muara Tami. Keberadaan jembatan di atas Teluk Youtefa memangkas waktu perjalanan dari yang semula 2.5 jam menjadi hanya satu jam saja.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
7 foto1 | 7
Pemerintah persiapkan anggaran 70 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 1.000 triliun. Pendapat Anda terkait anggaran tersebut?
Indonesia negara yang cukup luas, sehingga tidak mungkin pemerintah ang harus membangun semuanya. Banyak riset saya terkait itu, bagaimana Build Operate Transfer (BOT) jalan tol itu bisa lancar, dan itu sudah berjalan dengan baik, bagaimana swasta terlibat, investor terlibat dalam membangun jalan tol. Investor harus ikut, tidak mungkin pemerintah bisa membangun semua, sepanjang aturannya tepat. Dulu sering sekali ketika rezim berganti aturan diutak-atik lagi, akhirnya berjalan pemerintah baru, mandek lagi. Makanya kita berharap ada konsistensi untuk penegakkan aturan kalau orang sudah berinvestasi, jaminannya juga harus ada. Itu yang membuat orang sekarang sering lari, karena tidak ada jaminan ketika sudah investasi, nanti pergantian pemerintahan berubah lagi. Misalnya Pak Jokowi sudah lima tahun, terus tambah lima tahun, berarti sepuluh tahun. Kalau konsesi 30 tahun, ada masa 20 tahun orang harus gamang berdoa agar investasinya berhasil. Masalahnya di situ.
Perbandingan Sistem MRT di ASEAN
Jakarta kini memiliki sistem transportasi massal berbasis rel alias MRT. Namun ibukota Indonesia ternyata jauh tertinggal dibandingkan sejumlah negeri jiran di ASEAN. Simak perbandingannya.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Light Rail Transit di Manila
Ibukota Filipina adalah yang pertama membangun sistem transportasi massal berbasis rel alias LRT di ASEAN. Mulai beroperasi sejak akhir 1984, LRT kini melayani 2,1 juta penumpang setiap hari, dengan panjang jalur 33,4 kilometer dan 31 stasiun yang terbagi dalam dua koridor. Harga tiket untuk perjalanan paling panjang berkisar 5.500 Rupiah.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
Investasi Masa Depan
Saat ini pemerintah Filipina sudah berencana melakukan ekspansi pada koridor 1 LRT sepanjang 11,7 kilometer dengan 10 buah stasiun. Selain itu Manila kelak juga akan memiliki dua koridor tambahan LRT sepanjang 30 kilometer. Di samping LRT, ibukota FIlipina ini juga memiliki kereta Metro yang saat ini memiliki satu koridor sepanjang 17 kilometer dengan 10 buah stasiun.
Foto: Getty Images/AFP/J. Directo
Singapore Mass Rapid Transit
SMRT adalah jaringan transportasi kota berbasis kereta paling besar di Asia Tenggara. Saat ini MRT di Singapura mencakup jalur sepanjang 170 kilometer yang terbagi dalam delapan koridor. Untuk proyek raksasa tersebut pemerintah negeri jiran itu harus mengucurkan dana sebesar 6 miliar Dollar AS atau sekitar 80 triliun Rupiah.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Lonjakan Penumpang
Saat ini sistem MRT di Singapura mengangkut sekitar 2,8 juta penumpang setiap hari. Nantinya jumlah penumpang diperkirakan akan berlipatganda menjadi sekitar 6 juta orang setiap hari jika proyek perluasan MRT tuntas.
Foto: picture alliance/dpa/H. Bäsemann
Perluasan Berbiaya Selangit
Pemerintah Singapura tengah memperluas jaringan MRT sepanjang 82,3 kilometer. Proyek raksasa tersebut direncanakan tuntas selambatnya pada tahun 2025. Keunikan terbesar sistem MRT Singapura adalah stasiun bawah tanah yang bisa digunakan sebagai bunker anti serangan udara dan jaminan akses internet di semua stasiun.
Foto: picture-alliance/Arcaid/R. Bryant
Sistem Terintegrasi ala Malaysia
Kuala Lumpur menyatukan berbagai moda transportasi berbasis rel dalam konsep Klang Valley Integrated Transit System. Secara umum KVIT memiliki dua jalur kereta listrik, lima koridor MRT dan sebuah jalur kereta bandar udara. Saat ini jalur MRT di Kuala Lumpur sudah membentang sejauh 170 kilometer dengan kapasitas hingga dua juta penumpang per hari.
Foto: picture alliance/dpa/F. Ismail/EPA
Ekspansi Tanpa Henti
Kuala Lumpur sudah merencanakan ekspansi jalur kereta dalam kota sebanyak 160 kilometer yang selambatnya akan tuntas pada tahun 2025. Untuk itu pemerintah menyiapkan dana lebih dari 70 miliar Ringgit atau sekitar 200 triliun Rupiah.
Foto: picture alliance/dpa/F. Ismail/EPA
Kereta Metropolitan di Bangkok
Moda transportasi kota berbasis rel di Bangkok baru diresmikan tahun 2004 silam dengan panjang 43 kilometer yang terbagi dalam dua koridor, ungu dan biru. Sejak 2010 silam ibukota Thailand juga meresmikan koridor bandar udara sepanjang 28,7 kilometer yang setiap hari digunakan oleh sekitar 60.000 penumpang.
Foto: picture alliance/dpa/S. Reboredo
Terkendala Krisis Ekonomi
Sistem MRT di Bangkok sebenarnya telah direncanakan sejak pertengahan 1990an. Tapi pembangunannya tertunda lantaran krisis moneter pada 1997. Untuk itu pemerintah Thailand mengucurkan dana sebesar 1,8 miliar Dollar AS atau sekitar 28 triliun Rupiah. Hingga 2025 sistem MRT di ibukota Thailand akan dilengkapi dengan enam koridor baru sepanjang 180 kilometer yang sebagiannya berupa monorel. (rzn/hp)
Foto: picture-alliance/ZB
9 foto1 | 9
Menurut Anda bagaimana kondisi jalan tol kita yang ada saat ini, dibandingkan dengan negara-negara lain?
Kalau mau jujur, kita harus mengakui bahwa kita sangat terlambat. Saya enam tahun di Jepang. Sejak saya masih kecil di Jepang sudah terintegrasi infrastrukturnya. Masyarakat kita harus terbiasa menggunakan infrastruktur umum supaya mereka tahu seberapa pentingnya infrastruktur. Jangankan dibandingkan Jepang, dengan Malaysia saja kita ketinggalan. Saya kira masih banyak hal yang mesti diperbaharui, cuma memang kita tidak bisa langsung loncat seperti mereka. Harus ada langkah kecil yang diambil. Menurut saya sebagai akademisi, untuk kepentingan jangka panjang kita harus membangun jalan tol. Mungkin sekarang belum terlalu terasa, tapi coba beberapa tahun mendatang? Kalau tidak dibangun dari sekarang akan keteteran kita. Teman-teman biasanya melihat dari sisi jangka pendek saja. Coba sekarang, Jakarta sudah stuck, baru bicara tentang ibu kota baru, itu sudah susah. Negara harus belajar bagaimana konsistensterhadap sesuatu yang sudah diputuskan bersama.
Suharman Hamzah ST, MT, Ph.D merupakan akademisi Universitas Hasanuddin, Makassar. Selain sebagai pengajar di Departemen Teknil Sipil Universitas Hasanuddin, ia juga menjabat sebagai Direktur Komunikasi dan Sekretaris Rektor Universitas Hasanuddin. Suharman Hamzah meraih gelar doktornya di Kyoto University, Jepang (2012). Wawancara untuk DW dilakukan oleh Rizki Akbar Putra.
ae/hp
Menjajal Jalan Tol Tanpa Limit di Jerman
Jerman tidak hanya terkenal dengan produk mobilnya. Inilah satu-satunya negara Eropa tanpa pembatasan kecepatan secara umum di jalan tolnya "Autobahn".
Foto: picture-alliance/dpa/F. Kästle
Tanpa limit
Di kebanyakan jalan tol, Jerman tidak memberlakukan pembatasan kecepatan secara umum. Jaringan jalan bebas hambatan yang dinamakan Autobahn umumnya dalam keadaan baik dan terpelihara. Karena itu, banyak mobil bisa dipacu sampai kecepatan 200 km/jam.
Foto: Imago/Horst Galuschka
Kemacetan meningkat
Menurut statistik perhimpunan kendaraan bermotor ADAC, tingkat kemacetan di Jerman tahun 2016 meningkat sekitar 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan diakibatkan karena makin banyaknya kendaraan dan makin banyaknya proyek pembangunan dan perbaikan jalan, terutama di sekitar kota-kota besar.
Foto: Getty Images/S. Gallup
Awasi rambu lalu lintas dan radar
Sekalipun tidak ada batasan kecepatan secara umum, di beberapa bagian ada rambu lalu lintas yang mengatur kecepatan di sebagian jalan tol. Perhatikan rambu ini dan kemungkinan adanya radar polisi. Kalau Anda dipotret radar karena terlalu cepat, tagihan akan dikirim per pos ke rumah pemilik mobil.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Galuschka
Menggunakan ponsel dilarang
Menggunakan ponsel saat berkendaraan dilarang. Sanksi denda bisa mencapai 100 Euro dan mendapat catatan satu poin register khusus. Kalau Anda terlibat kecelakaan lalu lintas ketika sedang menelpon, SIM bisa ditarik. Menelpon dengan bantuan set khusus untuk mobil diizinkan.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Klose
Membuka jalur penyelamatan
Saat terjadi kemacetan, pengendara harus membuka jalur untuk ambulans dan polisi. Caranya, mobil di jalur paling kiri harus menepi ke sebelah kiri, yang jalur lain menepi ke kanan. Jika Anda tidak mengikuti aturan ini, bisa terkena denda sampai 200 Euro..
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Hati-hati dengan alkohol.
Di Jerman, ada aturan ketat untuk mengendarai mobil di bawah pengaruh alkohol. Jika kadar alkohol dalam darah Anda menurut alat ukur melewati 0,5 persen, Anda bisa terkena denda 500 Euro atau lebih dan SIM Anda bisa dicabut untuk satu bulan. Pengendara sepeda tidak boleh melewati batas 1,6 persen kadar alkohol dalam darah. Kalau Anda ingin mengkonsumsi alkohol, sebaiknya tidak mengendarai mobil.
Foto: picture-alliance/dpa
Segitiga pengaman wajib dipasang
Jika mobil anda mogok atau bermasalah sehingga Anda harus berhenti di tepi jalan, segitiga pengaman harus dipasang di jalan dan Anda sendiri wajib mengenakan jaket kuning. Kedua hal itu, bersama dengan kotak pertolongan pertama, harus selalu ada di dalam mobil.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gentsch
Ban musim dingin
Pada saat turun salju di musim dingain, Anda harus menggunakan ban mobil khusus musim dingain, agar tidak cepat tergelincir dan menyebabkan kecelakaan. Masa musim dingin biasanya dimulai bulan Oktober sampai Maret. Jika Anda ketahuan mengemudikan mobil tanpa ban musim dingin, Anda bisa terkena denda.