Presiden Joko Widodo menerima permintaan maaf Malaysia terkait skandal bendera terbalik pada brosur Sea Games 2017. Menpora Imam Nachrawi mewanti-wanti negeri jiran agar tidak mengulangi lagi kesalahan tersebut
Iklan
Presiden Joko Widodo menerima permintaan maaf Malaysia terkait insiden bendera terbalik di brosur Sea Games 2017. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo mengatakan, Jokowi sejak awal menunggu permintaan maaf resmi dari pemerintahan negeri jiran.
"Yang penting, sekarang kan sudah ada permintaan maaf dan mau ditarik," katanya kepada Kompas. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrawi juga meminta Malaysia untuk tidak mengulangi lagi kekeliruan tersebut.
Skandal bendera terbalik kini berbuntut panjang di Malaysia. Kepolisian berencana menggelar penyelidikan untuk mengungkap apakah ada unsur kesengajaan di balik kesalahan cetak bendera negara peserta Sea Games. Indonesia bukan satu-satunya yang merasa dihina lantaran bendera terbalik, Brunei Darussalam pun mengalami hal serupa saat pertandingan di cabang renang, Jumat (19/8).
Indonesia Bersolek Jelang Asian Games
Setahun menjelang perhelatan akbar Asian Games 2018, Indonesia masih sibuk membenahi lusinan arena olahraga di Jakarta dan Palembang. Sejauh apa persiapan panitia?
Foto: Getty Images/M.King
Persiapan Empat Tahun
Indonesia masih sibuk membenahi stadion dan merampungkan proyek infrastruktur setahun menjelang digelarnya Asian Games 2018. Berbeda dengan Asian Games sebelumnya, kali ini tuan rumah hanya mendapat waktu empat tahun untuk persiapan menyusul sikap Vietnam menarik diri dari status tuan rumah 2014 silam.
Foto: Getty Images/A.Berry
Berpusar di Senayan
Jantung Asian Games 2018 akan berdetak di Gelora Bung Karno yang kini tengah direnovasi. Selain mengganti kursi stadion, pemerintah juga membenahi lapangan rumput, tribun penonton dan bagian dalam stadion yang akan digunakan para atlit. Proyek renovasi stadion Gelora Bung Karno menelan biaya lebih dari 700 milyar Rupiah.
Foto: Getty Images/A.Berry
Terhalang Biaya
Perhelatan olahraga se-Asia kali ini akan mengundang lebih dari 9.000 atlit, serta 8.000 awak media dan perwakilan dari 45 negara peserta. Kali ini Komite Olympiade Asia harus memangkas jumlah turnamen dari 484 menjadi 431 dari 42 cabang olahraga lantaran kekhawatiran seputar biaya.
Foto: Getty Images/A.Berry
Separuh Dana Anggaran
Dalam wawancara dengan Tempo Juli silam, Ketua Komite Penyelenggara Asian Games, Erik Tohir, mengaku terpaksa berhemat lantaran pemerintah hanya mengabulkan separuh dari anggaran yang diajukan. Dari sekitar 8,7 trilyun yang diminta, Presiden Joko Widodo hanya memberikan 4,5 trilyun Rupiah. Namun demikian pemerintah juga menyediakan dana pembangunan infrastruktur senilai 25 trilyun Rupiah.
Foto: Getty Images/A.Berry
Solusi Transportasi
Salah satu tantangan terbesar adalah menyiapkan moda transportasi yang bisa membawa para atlit ke arena olahraga tanpa terjebak arus macet. Seorang pejabat kepolisian mempertimbangkan akan menggunakan jalur busway untuk mengangkut atlit. Namun hingga kini belum ada keputusan akhir terkait masalah tersebut.
Foto: Getty Images/A.Berry
Berbekal Arena Sea Games
Sejauh ini wisma atlit di kawasan Kemayoran sudah 80% rampung. Pemerintah juga merenovasi Velodrom di Rawamangun dan arena pacuan kuda di Pulomas. Beruntung berkat penyelenggaraan Sea Games 2011, banyak arena olahraga yang berada dalam kondisi baik sehingga tidak memerlukan renovasi total.
Foto: Getty Images/C.Spencer
Palembang Andalkan Jakabaring
Tuan rumah Palembang mengandalkan kompleks olahraga Jakabaring yang telah teruji saat menyelenggarakan Sea Games 2011. Hanya stadion Gelora Sriwijaya mendapat tambahan kapasitas dari 36.000 menjadi 60.000 kursi. Pemprov Palembang juga sedang menambah panjang danau Jakabaring menjadi 2.300 meter.
Foto: Getty Images/M.King
7 foto1 | 7
Sementara itu sebanyak 27 situs internet Malaysia diretas oleh orang tak dikenal. Di situs-situs tersebut, peretas menempatkan pesan berwarna merah putih yang berbunyi "Bendera nasional kami bukan mainan!" Sebagian besar situs yang terkena retasan merupakan milik swasta dan bukan pemerintah.
Skandal bendera terbalik muncul pertamakali pada buku panduan yang diedarkan pada Sabtu (20/8) silam. Setelahnya Menpora Nachrawi mengunggah foto brosur di Twitter sembari menulis kesalahan cetak tersebut sebagai "keteledoran fatal yang amat menyakitkan."
Sontak pengguna membanjiri Twitter dengan tagar #ShameOnYouMalaysia yang sempat menjadi trending topic di dunia.
Film-film yang Tergunting Sensor Malaysia
Beauty and the Beast bukan film pertama yang dipaksa menyerah pada gunting sensor di Malaysia.
Foto: picture alliance/dpa/Disney
Schindler's List (1993)
Film ini dianggap mencerminkan "hak istimewa dan kebajikan dari ras tertentu saja" dan "propaganda dengan tujuan meminta simpati serta menodai ras lainnya." Larangan itu kemudian dibatalkan dan versi DVD film garapan sutradara Steven Spielberg tersebut kemudian dirilis, namun beberapa adegan kekerasan dan telanjang dipotong.
Foto: picture alliance/United Archives
Babe (1995)
Film ini awalnya dilarang karena berkisah tentang petualangan protagonis babi yang dianggap mempengaruhi kepekaan penduduk mayoritas Muslim Malaysia, yang menganggap babi sebagai hal tabu. Sebutan “babe“ atau "sayang" terdengar sangat mirip dengan kata “babi“. Film ini kemudian disetujui untuk dirilis hanya dalam format DVD.
Foto: picture alliance/dpa/United Archives
Daredevil (2003)
Selain mengaggap aksi dalam film sebagai "terlalu keras," pemerintah Malaysia mengatakan film ini mungkin bisa mendorong anak-anak untuk ingin menjadi pahlawan atas nama yang terdengar seperti setan.
Foto: Imago
Zoolander (2001)
Menggambarkan Malaysia sebagai negara miskin dan industrinya yang melanggar hak pekerja, film ini dianggap lembaga sensor film Malaysia: "tidak pantas“. Plot film, yang juga memperlihatkan bagaimana karakter Ben Stiller dalam film itu,Derek Zoolander, dibujuk untuk membunuh perdana menteri Malaysia, dipandang bukan hal yang baik.
Foto: picture-alliance/United Archiv
Bruce Almighty (2003)
Film ini dilarang karena dianggap menampilkan manusia (Morgan Freeman) sebagai Tuhan, yang dilarang dalam agama Islam. Ujung-ujungnya, film itu akhirnya disetujui untuk beredar dalam bentuk DVD.
Foto: picture-alliance/United Archives
The Passion of the Christ (2004)
Awalnya film ini dilarang karena dianggap "sensitif". Pembenaran lain untuk sensor tersebut adalah bahwa film ini menggambarkan nabi di layar yang juga disebutkan dalam Al-Quran. Ia kemudian diizinkan untuk dirilis dalam bentuk DVD dan secara khusus diberi label, "untuk pemirsa Kristen saja dan tontonan pribadi."
Foto: AP
The Wolf of Wall Street (2013)
Seks, obat-obatan dan 506 kali menyebutkan kata F**K, membuat film yang satu ini jadi kandidat sensor di negeri jiran. Film ini diproduksi Red Granite Pictures, perusahaan film Amerika yang didirikan dan diketuai oleh Riza Aziz, anak tiri dari Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Foto: picture alliance / ZUMA Press
Noah (2014)
"Ttidak Islami bagi siapa pun untuk bertindak, dalam bentuk menggambarkan seorang nabi. Jika menggambar nabi dilarang, mengapa di film aturannya berbeda? Tentu saja hal ini dilarang, itu dilarang dalam Islam," ujar kepala badan sesnsor film Malaysia. Alasan serupa juga dikemukakan untuk pelarangan film musik animasi Dreamworks , The Prince of Egypt, tahun 1998.
Foto: Niko Tavernise/MMXIII Paramount Pictures Corporation and Regency Entertainment
The Danish Girl (2015)
Tidak ada alasan resmi yang dikemukakan Malaysia saat menyensor sebuah film yang menceritakan operasi pergantian kelamin. Keputusan itu mirip dengan yang diambil di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lain seperti Qatar, Oman, Bahrain, Yordania, Kuwait dan Uni Emirat Arab, di mana film ini dianggap “penuh kebobrokan" dan menuai protes.
Ed: Brenda Haas (ap/yf)