1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanEropa

Jumlah Infeksi Corona Naik, Negara Uni Eropa Bertindak Tegas

9 November 2020

Portugal dan Italia terapkan jam malam. Yunani kembali berlakukan lockdown. Dengan terus meningkatnya jumlah infeksi, negara di Eropa perangi wabah virus corona dengan segala cara.

Kota Athena, Yunani, sepi di hari pertama lockdown skala nasional, Senin (07/11)
Kota Athena, Yunani, pada hari pertama lockdown skala nasional, Senin (07/11)Foto: Pierre Berthuel/ZUMAPRESS/picture alliance

Beberapa negara di Eropa masih memberlakukan jam malam mengingat terus meningkatnya jumlah infeksi virus corona di benua ini. Mulai Senin (09/11), jam malam akan diberlakukan di sebagian besar wilayah Portugal, termasuk ibu kota Lisbon dan kota-kota besar di Portugal utara, kata Perdana Menteri Antonio Costa. Selain itu, pada dua akhir pekan berikutnya, warga orang tidak boleh meninggalkan rumah antara jam 1 siang hingga 5 pagi.

Satu-satunya cara untuk mengendalikan pandemi adalah menahan diri dari mengadakan pertemuan sosial, tegas Costa. Baru pada Jumat (06/11) Presiden Marcelo Rebelo de Sousa kembali mengumumkan bahwa negara itu berada dalam keadaan darurat kesehatan. Di Portugal, jumlah infeksi baru COVID-19 meningkat tiga kali lipat setiap harinya menjadi sekitar 6.000 sejak awal Oktober.

Selain Portugal, Italia sejak Jumat juga terapkan jam malam antara pukul 22:00 hingga pukul 5:00 pagi waktu setempat. Italia juga menerapkan tiga tingkatan risiko untuk tiap wilayah tergantung jumlah infeksinya, yakni merah, oranya dan kuning. Empat yang wilayah saat ini termasuk merah yaitu Lombardy, Piedmont, Lembah Aosta dan Calabria Selatan. Masyarakat di sana hanya boleh keluar rumah pada siang hari untuk bekerja, ke dokter atau ke supermarket. 

Bandara di Zagreb, Kroasia, lengang pada Sabtu (07/11) gelombang kedua wabah corona kembali memukul Eropa.Foto: Andjelko Subic/DW

Pemerintah Italia juga telah mengadopsi langkah-langkah bantuan baru untuk pengusaha dan pekerja yang sangat terpukul oleh efek pandemi. Pada Sabtu (07/11) malam, kabinet mengeluarkan paket bantuan yang mencakup keringanan pajak, pinjaman, penangguhan pembayaran utang, dan hibah.

Yunani kembali berlakukan lockdown

Hampir tidak ada negara di Eropa yang dapat menghindari diberlakukannya tindakan keras dalam menekan laju infeksi. Di Yunani, kebijakan penguncian satau lockdown selama tiga minggu telah diberlakukan di seluruh negeri sejak Sabtu pagi.

Semua tutup kecuali toko-toko penting seperti supermarket. Siapapun yang ingin berbelanja atau pergi ke dokter harus menginformasikan kepada pihak berwajib lewat  SMS. Dari jam 9 malam sampai jam 5 pagi orang tidak diperbolehkan meninggalkan rumah. Hingga saat ini, pusat penitipan anak dan sekolah dasar masih tetap buka. Namun jenis sekolah dan lembaga pendidikan lainnya tutup selama tiga minggu.

Di Prancis, lebih dari 40.000 orang telah meninggal akibat pandemi virus corona. Menurut otoritas kesehatan pada Sabtu malam, setidaknya 40.169 orang telah meninggal sejak musim semi 2020. Dalam 24 jam terakhir, telah tercatat lebih dari 300 kematian akibat corona di rumah sakit di Prancis. 

Mengingat situasi yang mengkhawatirkan, parlemen Prancis menyetujui perpanjangan darurat kesehatan dengan mayoritas anggota Majelis Nasional setuju perpanjangan hingga 16 Februari 2021.

Sejak akhir Oktober, Prancis telah berlakukan lockdown. Orang-orang hanya punya waktu satu jam dalam sehari untuk berbelanja, pergi ke dokter atau berjalan-jalan dalam jarak satu kilometer dari rumah mereka. Sekolah dan pusat penitipan anak masih buka. Kegiatan cabang ekonomi, seperti konstruksi dan pembangunan, boleh tetap berlanjut.

Peraturan baru di Jerman

Peraturan masuk baru telah berlaku di Jerman sejak Minggu (08/11). Orang-orang yang melakukan perjalanan dari daerah berisiko harus mendaftarkan diri secara online. Namun waktu karantina dipersingkat menjadi sepuluh hari.

Aturan karantina wajib selama dua minggu yang sebelumnya berlaku telah diganti dengan peraturan baru. Jika yang bersangkutan dapat menunjukkan tes corona negatif paling awal setelah lima hari kembali dari area berisiko, karantina dapat dipersingkat, demikian menurut pemerintah federal.

Menurut informasi dari mingguan Jerman, Bild am Sonntag, Kementerian Kesehatan Jerman tengah bersiap untuk mendistribusikan vaksin corona. Menurut laporan surat kabar tersebut, kementerian dikatakan telah meminta bantuan militer Jerman Bundeswehr untuk menyimpan vaksin ini. Ketika tersedia, vaksin harus disimpan sementara di beberapa barak untuk kemudian dikirim ke 60 pusat vaksinasi di seluruh Jerman.

Kanselir Jerman Angela Merkel berencana menggunakan vaksin tersebut untuk melindungi sistem kesehatan di Jerman. Dalam sebuah video di mana dia menjawab pertanyaan warga, Merkel mengatakan bahwa para perawat, dokter, dan orang-orang yang termasuk dalam kelompok berisiko harus divaksinasi terlebih dulu.

Merkel juga menjelaskan bahwa tidak ada orang yang akan dipaksa untuk divaksinasi.

Menurut sebuah studi terbaru, perilaku berbelanja di Jerman berubah secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Seperti yang dilaporkan oleh perusahaan riset pasar Nielsen, orang-orang lebih jarang pergi ke supermarket bila dibandingkan dengan sebelumnya. Tapi mereka membeli dalam jumlah yang jauh lebih banyak.

ae/ (AFP, dpa, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait