Korban tewas akibat gempa yang memicu tsunami di Palu dilaporkan hampir mencapai 400 jiwa. Rumah sakit berupaya tangani ratusan warga yang terluka, sementara tim penyelamat berusaha mencapai tempat yang terdampak parah.
Iklan
Tsunami yang diakibatkan gempa berkekuatan 7,7 SR yang mengguncang Sulawesi Tengah, menghantam Palu dan menyapu bangunan dan jembatan utama, dan menyebabkan jatuhnya ratusan korban di kota berpenduduk lebih dari 380.000 jiwa itu. Jumlah korban jiwa yang terdata hingga berita ini diturunkan berjumlah 384 orang, dan data yang terhimpun masih hanya dari Palu. Kemungkinan masih terus bertambah, ungkap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Meski jumlah korban yang dievakuasi telah ratusan, namun yang dapat diidentifikasi melalui empat rumah sakit di Palu menurut catatan BNPB yang terbaru adalah 56 korban.
"Namun, jumlah itu juga sebagian karena tsunami, sebagian karena gempa sebelumnya yang mengakibatkan tsunami itu. Misalnya saat gempa itu tertimpa reruntuhan," papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Lebih lanjut Sutopo seperti dikutip dari AP menyebutkan bahwa jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah, sebab diketahui ada "puluhan hingga ratusan" orang yang sedang berkumpul melakukan perayaan di pantai Palu saat tsunami terjadi.
"Ketika peringatan tsunami terjadi kemarin, warga tetap melanjutkan aktivitas mereka di dekat pantai dan tidak segera berlari dan mereka menjadi korban," ungkap Sutopo seperti dikutip dari Reuters.
Penanganan darurat
Sebagaian besar korban yang terdata masih di Palu, sementara Donggala diperkirakan terkenda dampak paling parah akibat gempa dan tsunami. Baik Donggala maupun Mamaju belum mampu dicapai tim penyelamat akibat jalanan rusak berat. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan komando penanganan darurat di Palu.
Detik Tsunami Terjang Palu
01:09
"Saya telah perintahkan Menko Polhukam untuk mengkoordinasi BNPB. Saya juga sudah telepon tadi ke Panglima TNI untuk bersama-sama menangani terutama yang berkaitan dengan penanganan darurat, baik pencarian korban, evakuasi, maupun penyiapan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan," ujar Jokowi di kediamannya di Solo, Jumat (28/09) seperti dalam keterangan yang dikirim Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Gelombang tsunami setinggi 1,5 - 2 meter yang terjadi di Palu menyebabkan infrastruktur dan jaringan telekomunikasi terputus di wilayah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah dan sekitarnya.
Dalam cuitannya, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan penyebab terjadinya peristiwa tsunami di Palu setelah gempa adalah akibat terjadinya patahan di Palu Koro karena pergerakan aktif sesar. Patahan di Palu Koro tersebut menyebabkan guncangan gempa berkekuatan 7,7 SR.
Tsunami Aceh Dulu dan Sekarang
Aceh adalah kawasan yang terparah diterjang tsunami 2004. Masyarakat internasional langsung menyalurkan bantuan. Bagaimana kemajuan pembangunan di sana? Bandingkan foto dulu dan sekarang.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Paling parah
Provinsi Aceh di utara Pulau Sumatra adalah kawasan terparah yang dilanda tsunami. Sedikitnya 130.000 orang tewas di kawasan ini saja. Gambar ini diambil 8 Januari 2005 di Banda Aceh, dua minggu setelah amukan tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Rekonstruksi
Sepuluh tahun kemudian, Banda Aceh bangkit kembali. Jalan-jalan, jembatan, pelabuhan sudah dibangun lagi. Bank Dunia menyebut Aceh sebagai "upaya pembangunan kembali yang paling berhasil". Gambar ibukota provinsi Aceh ini dbuat Desember 2014.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Pengungsi
Setelah diguncang gempa berkekuatan 9,1 skala Richter dan diterjang gelombang raksasa yang tingginya lebih sepuluh meter, banyak penduduk Aceh jadi pengungsi. Di seluruh Asia Tenggara, 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal. Gambar ini menunjukkan penduduk yang melihat puing-puing rumahnya beberapa hari setelah bencana tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Dibangun kembali
Bencana tsunami Natal 2004 mengundang perhatian besar warga dunia yang ramai-ramai memberikan bantuan. Banyak bangunan yang akhirnya diperbaiki, banyak kawasan yang berhasil dibangun kembali. Gambar ini dibuat Desember 2014 di Lampulo, Banda Aceh. "Kapal di atas rumah" jadi peringatan tentang peristiwa mengerikan itu.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Kehancuran di sekitar Masjid
Gelombang raksasa yang melanda Aceh menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan mengakibatkan kerusakan parah. Gambar ini dibuat Januari 2005 dan menunjukkan kawasan Lampuuk di Banda Aceh yang hancur, kecuali Masjid yang bertahan dari terjangan air.
Foto: AFP/Getty Images/Joel Sagget
Sepuluh tahun kemudian
Masjid di Lampuuk dipugar dan kawasan sekitarnya dibenahi. Rumah-rumah penduduk dibangun kembali di sekitar Masjid. Gambar ini diambil sepuluh tahun setelah kehancuran akibat tsunami.
Foto: AFP/Getty Images/Chaideer Mahyuddin
Gempa bumi hebat
Sebelum tsunami muncul, gempa hebat mengguncang kawasan utara Sumatra, 26 Desember 2004. Gempa itu memicu munculnya gelombang raksasa yang mencapai sedikitnya 11 negara, termasuk Australia dan Tanzania. Gambar ini menunjukkan kerusakan di Banda Aceh.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Dibangun lebih baik setelah perdamaian
Bantuan internasional yang berdatangan ke Aceh membuka peluang bagi masyarakat membangun kembali kawasannya dengan lebih baik. Tahun 2005, perundingan antara pemerintah Indonesia dan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menghasilkan kesepakatan damai, setelah ada mediasi dari Eropa.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Pemandangan mengerikan
Jurnalis AS Kira Kay menuliskan pengalamannya ketika tiba di Banda Aceh setelah tsunami: "Mayat-mayat bergelimpangan, terkubur di bawah reruntuhan. Lalu mayat-mayat itu diangkut dengan truk ke lokasi penguburan massal. Bau mayat menyengat". Gambar ini menunjukkan suasana Masjid Raya di Banda Aceh setelah tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Masjid Raya
Suasana Masjid Raya sekarang. Aceh kini menikmati status sebagai daerah otonomi khusus, dengan wewenang luas melakukan pemerintahan sendiri. Berdasarkan kewenangan itu, Aceh kini menyebut dirinya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan memberlakukan Syariat Islam.