Jumlah penduduk Jerman sampai akhir 2019 tercatat 83.2 juta orang. Pertambahan penduduk berasal dari migrasi. Tanpa migrasi, jumlah penduduk akan menyusut, karena angka kematian masih lebih tinggi dari angka kelahiran.
Iklan
Sampai akhir 2019, total populasi Jerman mencapai 83,2 juta orang, bertambah sekitar 147 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian data terbaru Biro Statistik Federal, Statistisches Bundesamt, yang dirilis Jumat (19/6) di Wiesbaden. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah penduduk itu meningkat 0,2 persen.
Sejak 2011, jumlah penduduk di Jerman terus bertambah. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya terjadi juga penyusutan.
Peningkatan jumlah penduduk pada 2019 terutama berasal dari orang yang bermigrasi ke Jerman. Neraca migrasi menunjukkan angka plus sekitar 300 ribu, artinya jumlah orang yang datang dan menetap di Jerman 300 ribu lebih banyak daripada yang meninggalkan Jerman.
How to make it in Germany
05:51
Tanpa migrasi populasi menyusut
Pada saat yang sama, terjadi sekitar 161 ribu defisit kelahiran di Jerman. Artinya jumlah orang yang meninggal melebihi jumlah kelahiran sebanyak sekitar 161 ribu orang.
"Populasi menyusut, jika tidak ada migrasi", kata Nikola Sander dari Pusat Penelitian Populasi, BIB.
Data Biro Statistik Federal juga menunjukkan, jumlah warga asing di Jerman meningkat menjadi 10,4 juta orang, yang merupakan kenaikan 3,1 persen atau sekitar 309 ribu orang dibanding 2018. Proporsi warga asing di Jerman dibandingkan dengan total populasi adalah 12,5 persen. Usia rata-rata penduduk di Jerman menurut statistik adalah 44,5 tahun.
Kehidupan dan Sejarah Imigran di Jerman
Jerman adalah negara yang jadi tujuan imigran kedua terbesar setelah AS. Selama 60 tahun Jerman sudah menerima imigran. Sekarang sebuah pameran menengok kembali sejarah ini.
Foto: DW/J. Hennig
Nomor Dua di Dunia
Tahun 2013, sekitar 1,2 juta orang berimigrasi ke Jerman. Jerman, baik Barat dan Timur, sudah mengiklankan diri sebagai negara tujuan pekerja tamu sejak 1950-an. Sekarang, imigran terutama berasal dari negara-negara yang baru jadi anggota Uni Eropa. Mereka memperkaya kebudayaan dan keanekaragaman kuliner di Jerman.
Foto: DW/J. Hennig
Para "Gastarbeiter" (Pekerja Tamu)
Di tahun 1950-an Jerman Barat mengalami kemajuan ekonomi. Untuk mengatasi situasi kurangnya pekerja, pemerintah mempromosikan kemungkinan kerja bagi pekerja tamu dari luar negeri. Mulai 1950-an, sebagian besar orang yang datang ke Jerman sebagai pekerja, hidup dalam kemiskinan di negara asalnya.
Foto: DW/J. Hennig
Kantor Penghubung
Antara 1955 dan 1968 Jerman Barat menandatangani kesepakatan dengan Italia, Spanyol, Yunani, Turki, Maroko, Korea Selatan, Portugal, Tunisia dan Yugoslavia. Di negara-negara itu didirikan kantor khusus untuk orang-orang yang ingin melamar pekerjaan.
Foto: DW/J. Hennig
Pemeriksaan Kesehatan
Sebelum pekerja diijinkan datang ke Jerman, kesehatan mereka diperiksa lebih dulu. Hanya mereka yang sehat dan mampu bekerja mendapatkan pekerjaan di Jerman Barat.
Foto: DW/J. Hennig
Yang Kesatu Juta
Armando Rodrigues de Sá dari Portugal (38), menjadi pekerja ke 1 juta, disambut kedatangannya di stasiun kereta api Köln-Deutz pada September 1964. Pengrajin kayu itu mendapat hadiah sepeda Motor, yang kini masih tersimpan di Museum Haus der Gesichte Bonn.
Foto: DW/J. Hennig
Seberangi Eropa dengan "Türkenkutsche"
Dengan Ford Transit ini, Sabri Güler mengadakan perjalanan dari utara ke selatan Eropa. Pedagang bahan pangan dari Turki itu menjadikan mobil ini sebagai toko keliling. Ford model ini sangat disukai imigran Turki, karena bisa memuat banyak barang. Karena itu, di Jerman Ford Transit sering disebut "Türkenkutsche" (Kereta Turki).
Foto: DW/J. Hennig
Pekerja Kontrak di Jerman Timur
Pertengahan 1960-an pekerja tamu juga dibutuhkan di Jerman Timur yang komunis. Mereka disebut pekerja kontrak, dan terutama bekerja di industri tekstil. Sebagian besar dari mereka berasal dari negara sosialis seperti Vietnam, Kuba dan Aljazair. Pekerja imigran di Jerman Timur lebih sedikit daripada di Barat. Tahun 1989 jumlahnya hanya 190.000, sedangkan di Jerman Barat sudah lima juta orang.
Foto: DW/J. Hennig
Makanan Khas dari Berbagai Negara
Banyak pekerja tamu akhirnya tinggal di Jerman dan mendatangkan keluarga mereka. Mereka membawa serta banyak kebiasaan dan tradisi dari tanah air mereka ke Jerman. Sehingga keanekaragaman budaya menyebar. Ini tampak paling jelas jika melihat menu di restoran. Döner (Turki) sekarang jadi salah satu makanan cepat saji yang paling disukai di Jerman.
Foto: DW/S. Soliman
Kepala Berita Yang Negatif
Tahun 1980-an dan 1990-an muncul perdebatan di Jerman, karena timbulnya kekhawatiran terbentuknya "geto" kaum migran di kota-kota. Di samping itu, kriminalisasi remaja yang berlatar belakang imigran meningkat, dan diberitakan banyak media. Awal tahun 1990-an di Jerman Barat dan Timur terjadi sejumlah kekerasan rasisme.
Foto: DW/J. Hennig
Tradisi vs. Kebudayaan Barat
Di keluarga-keluarga imigran juga terjadi konflik kebudayaan. Sutradara Jerman-Turki Fatih Akin mengangkat pertentangan pendidikan Muslim-Turki dan kehidupan gaya Barat dalam filmnya "Gegen die Wand". Di festival film Berlinale 2004, film itu jadi produksi Jerman yang kembali mendapat penghargaan Beruang Emas, setelah 17 tahun sebelumnya penghargaan selalu diraih negara lain.
Foto: DW/J. Hennig
Pangeran Balam I
Organisasi karnaval dari kota Aachen, "Koe Jonge" mendeklarasikan Balam Bayarubanga asal Uganda jadi "pangeran". Balam I adalah pangeran karnaval pertama di Jerman yang berkulit hitam. Dengan langkah itu, organisasi pencinta karnaval ini memberikan sinyal menentang rasisme dan mendukung integrasi. Kostum pangerannya diserahkan Balam I untuk dipamerkan di museum Haus der Geschichte di Bonn.
Foto: DW/J. Hennig
11 foto1 | 11
Perbedaan regional
Perkembangan jumlah penduduk di Jerman secara regional berbeda-beda, demikian Biro Statistik Federal di Wiesbaden dalam laporan statistik kependudukan yang terbaru.
Kenaikan terbanyak tercatat di negara bagian Bayern, dengan peningkatan sekitar 48.000 orang, dan negara bagian Baden Württemberg, dengan peningkatan sekitar 30.900 orang. Kedua negara bagian itu terletak di Jerman selatan dan merupakan daerah industri terpenting.
Penyusutan penduduk terbanyak terjadi di negara bagian Sachsen dan Thüringen, keduanya terletak di wilayah bekas Jerman Timur. Secara umum, terjadi arus perpindahan dari kawasan pedesaan ke perkotaan.
"Yang bisa menyedot lebih banyak penduduk adalah daerah perkotaan dan wilayah yang memiliki banyak lapangan kerja", kata peneliti kependudukan Nikola Sander. Tapi ada juga kekecualian, yaitu negara Bagian Brandenburg dekat Berlin, yang mengalami kenaikan jumlah penduduk sekitar 10 ribu orang. Alasannya adalah arus perpindahan dari wilayah Berlin ke kawasan pedesaan di Brandenburg.