Jumlah Penumpang di Bandara Frankfurt Terendah Sejak 1984
18 Januari 2021
Operator bandara internasional Frankfurt mengatakan Senin (18/01), jumlah penumpang tahun 2020 jatuh ke level terendah sejak 1980-an. Pandemi corona telah menghancurkan sektor perjalanan.
Suasana Bandara Frankfurt yang kosong, Juni 2020Foto: Getty Images/T. Lohnes
Iklan
Bandara terbesar Jerman di Frankfurt mencatat 18,8 juta penumpang pada 2020, turun 73 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata Fraport, yang mengoperasikan bandara internasional itu. Jumlah penumpang itu mencapai posisi terendah sejak 1984.
Kebijakan lockdown pada awal tahun untuk meredam penyebaran virus corona menyebabkan lalu lintas udara terhenti total antara April dan Juni. Saat itu "angka penumpang mingguan anjlok hingga 98 persen" dibandingkan tahun sebelumnya, kata Fraport.
Lalu lintas penerbangan mulai bangkit pada kuartal ketiga tahun 2020, namun kemudian turun lagi karena lockdown jilid dua pada akhir tahun, kata perusahaan itu. Pada Desember 2020, lalu lintas penumpang turun 82 persen dibanding tahun sebelumnya, menjadi hanya 890.000 orang.
Pada penerapan lockdown pertama di Jerman Maret-April 2020, semua penerbangan penumpang dihentikanFoto: picture-alliance/M. Mainka
Ada vaksinasi, angka penumpang bisa mulai pulih akhir tahun
"Tahun 2020 membawa tantangan ekstrem bagi seluruh industri penerbangan," kata Direktur Utama Fraport, Stefan Schulte. Pada pertengahan tahun ini, perusahaan mengatakan akan memangkas 3.000 hingga 4.000 pekerjaan, atau sekitar 15 persen dari angkatan kerjanya.
Stefan Schulte menerangkan, peluncuran vaksinasi baru-baru ini memang dapat mengangkat lagi keuntungan perusahaan, dan dia yakin "lalu lintas penumpang di Frankfurt akan pulih secara nyata pada paruh kedua tahun 2021."
Pada saat yang sama, dia memperkirakan lalu lintas penumpang 2021 hanya akan mencapai 35 hingga 45 persen dari tahun 2019, dan 2021 tetap akan menjadi "tahun yang sulit". Namun pada lalu lintas kargo barang terlihat titik terang, kata bos Fraport itu. Angkutan barang tahun 2020 hanya turun 8,3 persen.
Dampak Virus Corona Terhadap Turisme
Pandemi COVID-19 mengancam kehidupan sehari-hari di seluruh dunia. Khususnya sektor turisme terpengaruh, demikian juga para wisatawan.
Foto: SeaLink Travel Group
Perbatasan Australia tetap tertutup sampai bulan Desember
Australia memperpanjang pembatasan perjalanan selama tiga bulan lagi. Perbatasan tetap ditutup untuk wisatawan dari luar negeri sampai tanggal 17 Desember. Namun, pemerintah mengumumkan bahwa perjalanan domestik akan diperbolehkan segera untuk penduduk Australia. Hanya di negara bagian Victoria dengan metropolis Melbourne ada pengecualian berdasarkan lockdown sejak awal Juli.
Foto: SeaLink Travel Group
“The Edge” di New York dibuka lagi
Sejak tanggal 2 September, wisatawan bisa menikmati lagi pemandangan dari geladak kaca di lantai ke-100 gedung “30 Hudson Yards” yang terletak di Manhattan barat. Hanya beberapa hari setelah dibuka bulan Maret, geladak harus ditutup karena pandemi Corona. Dengan ketinggian 335 meter (1099 kaki) “The Edge” adalah lokasi wisata luar ruangan tertinggi di dunia barat.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Horsten
Jerman memperluas peringatan perjalanan global
Pemerintah Jerman memperluas peringatan perjalanan untuk sekitar 160 negara di luar Uni Eropa sampai tanggal 14 September. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Jerman keputusan dari hari Rabu tgl 26 Agustus berdasarkan kenaikan laju infeksi Corona. “Situasi tidak akan mereda sampai tengah September sehingga peringatan perjalanan di seluruh dunia belum bisa dicabut”.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Arnold
COVID-19 menghantam turisme di Berlin
Selama 6 bulan pertama 2020 angka wisatawan di Berlin berkurang 59% dari tahun sebelumnya. Kantor Statistik mengumumkan tgl 10 Agustus bahwa hanya 2,7 juta wisatawan datang ke Berlin, angka terendah sejak 2004. Bahkan kemerosotan wisatawan dari luar negeri lebih buruk lagi: angkanya anjlok sampai 70 persen. Sejak Juni, angka wisatawan mulai naik dan sekarang mencapai 30-40% dari tahun sebelumnya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Nietfeld
Tes COVID-19 wajib untuk masuk Jerman
Siapa saja yang memasuki Jerman dari daerah berisiko tinggi wajib tes virus corona sejak 8 Agustus, sesuai dengan perintah menteri kesehatan Jens Spahn. Sekarang, banyak negara tergolong sebagai daerah berisiko, termasuk Amerika Serikat dan Brasil. Di Uni Eropa, Luxembourg, daerah Belgia Antwerpen dan daerah Spanyol Aragon, Catalonia dan Navarre tergolong daerah berisiko tinggi sejak awal Agustus.
Foto: Reuters/F. Bensch
Nepal buka puncak Everest bagi para pendaki
Meskipun situasi virus Corona tidak jelas, Nepal membuka puncak Everest bagi para pemanjat dan pendaki gunung pada musim gugur. Untuk mendukung sektor turisme, pemerintah memperbolehkan pendaratan penerbangan internasional sejak tanggal 17 Agustus. Negara Himalaya itu menutup perbatasannya pada bulan Maret menjelang musim semi yang biasanya mengajak ratusan pendaki gunung ke Nepal.
Foto: Vittus Länger
Penerbangan dibayangi ketakutan
Jumlah penerbangan wisata di dalam Eropa meningkat lagi. Menurut statistik asosiasi transportasi udara internasional (IATA), 62% penumpang takut terkena infeksi oleh penumpang yang duduk di sebelahnya. Menurut IATA, inilah alasan utama penurunan jumlah penumpang wisata yang sekarang hanya 45% dari biasanya. (bo/hp)
Foto: picture-alliance/ANP/J. Groeneweg
7 foto1 | 7
Inggris perketat perbatasan, bisnis penerbangan tertekan lagi
Maskapai penerbangan Lufthansa dan operator tur wisata terbesar Eropa TUI harus memanfaatkan program bantuan miliaran euro dari pemerintah Jerman untuk menopang anjloknya permintaan di pasaran.
Saham Lufthansa dan TUI turun lagi pada perdagangan hari Senin (18/01) setelah Inggris mengumumkan pengetatan pembatasan perjalanan yang baru untuk meredam angka infeksi Covid-19 di negaranya.
Pemerintah Inggris menetapkan bahwa mulai hari Senin semua yang datang ke Inggris harus lebih dulu menunjukkan tes negatif Covid-19 dan setelah itu menjalani karantina. Kebijakan ketat itu diberlakukan untuk meredam varian baru virus corona yang menular lebih agresif, meski tidak mengkibatkan penyakit yang lebih parah.