Jumlah Warga Asing di Jerman Capai Rekor Tertinggi
12 April 2018
Bertambahnya jumlah warga asing di Jerman terutama karena peluasan Uni Eropa ke Timur. Hampir setengah juta pendatang baru berasal dari Polandia, Rumania dan Bulgaria.
Iklan
Jumlah warga asing yang tinggal di Jerman tahun 2017 mencapai rekor tertinggi. Sampai akhir tahun 2017 tercatat ada 10,6 juta warga asing yang tinggal di jerman, kata Biro Statistik Federal Jerman. "Ini adalah angka tertinggi”, demikian disebutkan menanggapi data-data terbaru itu.
Dibandingkan dengan angka tahun 2016, jumlah warga asing di Jerman meningkat 585.000 orang. Selama 10 tahun terakhir, rata-rata jumlah warga asing meningkat sekitar 388.000 orang setiap tahun.
Meningkatnya jumlah warga asing di Jerman secara mencolok tercatat mulai terjadi sekitar tahun 2009. Alasan utamanya adalah peluasan Uni Eropa ke Timur, sehingga banyak warga dari negara-negara anggota baru Uni Eropa yang berhak tinggal di Jerman.
Kehidupan dan Sejarah Imigran di Jerman
Jerman adalah negara yang jadi tujuan imigran kedua terbesar setelah AS. Selama 60 tahun Jerman sudah menerima imigran. Sekarang sebuah pameran menengok kembali sejarah ini.
Foto: DW/J. Hennig
Nomor Dua di Dunia
Tahun 2013, sekitar 1,2 juta orang berimigrasi ke Jerman. Jerman, baik Barat dan Timur, sudah mengiklankan diri sebagai negara tujuan pekerja tamu sejak 1950-an. Sekarang, imigran terutama berasal dari negara-negara yang baru jadi anggota Uni Eropa. Mereka memperkaya kebudayaan dan keanekaragaman kuliner di Jerman.
Foto: DW/J. Hennig
Para "Gastarbeiter" (Pekerja Tamu)
Di tahun 1950-an Jerman Barat mengalami kemajuan ekonomi. Untuk mengatasi situasi kurangnya pekerja, pemerintah mempromosikan kemungkinan kerja bagi pekerja tamu dari luar negeri. Mulai 1950-an, sebagian besar orang yang datang ke Jerman sebagai pekerja, hidup dalam kemiskinan di negara asalnya.
Foto: DW/J. Hennig
Kantor Penghubung
Antara 1955 dan 1968 Jerman Barat menandatangani kesepakatan dengan Italia, Spanyol, Yunani, Turki, Maroko, Korea Selatan, Portugal, Tunisia dan Yugoslavia. Di negara-negara itu didirikan kantor khusus untuk orang-orang yang ingin melamar pekerjaan.
Foto: DW/J. Hennig
Pemeriksaan Kesehatan
Sebelum pekerja diijinkan datang ke Jerman, kesehatan mereka diperiksa lebih dulu. Hanya mereka yang sehat dan mampu bekerja mendapatkan pekerjaan di Jerman Barat.
Foto: DW/J. Hennig
Yang Kesatu Juta
Armando Rodrigues de Sá dari Portugal (38), menjadi pekerja ke 1 juta, disambut kedatangannya di stasiun kereta api Köln-Deutz pada September 1964. Pengrajin kayu itu mendapat hadiah sepeda Motor, yang kini masih tersimpan di Museum Haus der Gesichte Bonn.
Foto: DW/J. Hennig
Seberangi Eropa dengan "Türkenkutsche"
Dengan Ford Transit ini, Sabri Güler mengadakan perjalanan dari utara ke selatan Eropa. Pedagang bahan pangan dari Turki itu menjadikan mobil ini sebagai toko keliling. Ford model ini sangat disukai imigran Turki, karena bisa memuat banyak barang. Karena itu, di Jerman Ford Transit sering disebut "Türkenkutsche" (Kereta Turki).
Foto: DW/J. Hennig
Pekerja Kontrak di Jerman Timur
Pertengahan 1960-an pekerja tamu juga dibutuhkan di Jerman Timur yang komunis. Mereka disebut pekerja kontrak, dan terutama bekerja di industri tekstil. Sebagian besar dari mereka berasal dari negara sosialis seperti Vietnam, Kuba dan Aljazair. Pekerja imigran di Jerman Timur lebih sedikit daripada di Barat. Tahun 1989 jumlahnya hanya 190.000, sedangkan di Jerman Barat sudah lima juta orang.
Foto: DW/J. Hennig
Makanan Khas dari Berbagai Negara
Banyak pekerja tamu akhirnya tinggal di Jerman dan mendatangkan keluarga mereka. Mereka membawa serta banyak kebiasaan dan tradisi dari tanah air mereka ke Jerman. Sehingga keanekaragaman budaya menyebar. Ini tampak paling jelas jika melihat menu di restoran. Döner (Turki) sekarang jadi salah satu makanan cepat saji yang paling disukai di Jerman.
Foto: DW/S. Soliman
Kepala Berita Yang Negatif
Tahun 1980-an dan 1990-an muncul perdebatan di Jerman, karena timbulnya kekhawatiran terbentuknya "geto" kaum migran di kota-kota. Di samping itu, kriminalisasi remaja yang berlatar belakang imigran meningkat, dan diberitakan banyak media. Awal tahun 1990-an di Jerman Barat dan Timur terjadi sejumlah kekerasan rasisme.
Foto: DW/J. Hennig
Tradisi vs. Kebudayaan Barat
Di keluarga-keluarga imigran juga terjadi konflik kebudayaan. Sutradara Jerman-Turki Fatih Akin mengangkat pertentangan pendidikan Muslim-Turki dan kehidupan gaya Barat dalam filmnya "Gegen die Wand". Di festival film Berlinale 2004, film itu jadi produksi Jerman yang kembali mendapat penghargaan Beruang Emas, setelah 17 tahun sebelumnya penghargaan selalu diraih negara lain.
Foto: DW/J. Hennig
Pangeran Balam I
Organisasi karnaval dari kota Aachen, "Koe Jonge" mendeklarasikan Balam Bayarubanga asal Uganda jadi "pangeran". Balam I adalah pangeran karnaval pertama di Jerman yang berkulit hitam. Dengan langkah itu, organisasi pencinta karnaval ini memberikan sinyal menentang rasisme dan mendukung integrasi. Kostum pangerannya diserahkan Balam I untuk dipamerkan di museum Haus der Geschichte di Bonn.
Foto: DW/J. Hennig
11 foto1 | 11
Menurut catatan Biro Statistik, sejak tahun 2004 banyak warga Polandia, Rumania dan Bulgaria yang pindah ke Jerman. Jumlahnya meningkat sekitar 493.000 orang.
"Antara 2007 dan 2017, jumlah warganegara dari negara-negara anggota baru Uni Eropa di Jerman naik dari 919.000 menjadi 2,6 juta orang", demikian dijelaskan Biro Statistik Federal. Itu berarti peningkatan hampir 1,7 juta orang.
Sementara jumlah warga asing dari luar Uni Eropa yang datang ke Jerman jumlahnya terus berkurang. Tahun 2017 tercatat ada 163.000 warga dari negara di laur Uni Eropa yang datang ke Jerman, setelah angka ini tahun 2016 mencapai 665.000 orang. Tahun 2016, banyak pengungsi dari Suriah, Irak dan Afghnaistan yang datang ke Jerman karena perang dan konflik di negaranya.
Tujuh Fakta Muslim di Jerman
Setelah Kristen, Islam merupakan agama ke dua terbesar dengan pemeluk terbanyak di Jerman. Mereka berasal atau keturunan migran dari berbagai negara. Beberapa fakta bagi Anda untuk mengenal lebih dekat Muslim di Jerman.
Foto: picture-alliance/Frank Rumpenhorst
Ke-2 Terbesar di Eropa
Di Jerman menetap sekitar 4 juta warga Muslim atau 5 persen dari populasi Jerman. Angka ini menempatkan Jerman, di bawah Perancis, sebagai negara ke-2 di Eropa dengan populasi Muslim terbanyak . Di Perancis ada sekitar 4,7 juta warga Muslim.
Foto: picture-alliance/dpa
NRW Terbanyak
Sekitar 1.343.000 warga Muslim tinggal di Nordrhein-Westfalen (NRW), menempatkan negara bagian ini menjadi wilayah dengan penduduk Muslim terbanyak di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Dari Turki Terbanyak
Mayoritas Muslim di Jerman adalah pendatang dan keturunan migran generasi kedua atau ketiga. Turki merupakan negara asal Muslim Jerman terbanyak: 1,5 juta. Sementara Muslim di Jerman yang berasal dari Asia Tenggara hanya sekitar 73.000 orang, Afrika Utara 92.000, Eropa Tenggara 355.000. Dari Asia Tengah 13.000, Kawasan Timur Tengah 110.000 dan dari negara lainnya 32.000.
Foto: picture-alliance/dpa
Banyak yang Punya Paspor Jerman
44,4 persen warga Muslim di Jerman memegang paspor Jerman. Secara prosentase, warga Muslim Jerman yang berasal atau keturunan dari negara-negara Asia Selatan dan Tenggara merupakan warga Muslim berkewarganegaraan Jerman terbanyak: 69,2 persen.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Brandt
Muslim KTP?
Dari hasil jajak pendapat tahun 2008, hanya 36 persen yang menyatakan bahwa mereka benar-benar Muslim. Dan hanya 33, 9 persen warga Muslim Jerman yang menyatakan menjalankan kewajiban beribadah. Sementara 20,4 persen lainnya tidak pernah sama sekali.
Foto: picture-alliance/dpa
Dibangun di Pusat Kota
Menurut statistik, di Jerman ada 206 mesjid dan sekitar 2.600 rumah ibadah kaum Muslim. 120 mesjid tengah dalam pembangunan atau dalam perencanaan. 53,7 persen mesjid yang ada di Jerman di bangun di pusat kota dan 26,8 persen di wilayah pemukiman.
Foto: picture-alliance/dpa
Aliran Terbesar
Di Jerman ada enam mazhab Islam dengan kaum Sunni yang terbanyak, yaitu 74,1 persen. Sementara penganut Alawiyah 12,7 persen, dan Syiah 7,1 persen.