1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Junta Militer Mali Tangkap Ratusan Orang

2 Mei 2012

Junta militer Mali mengaku menahan sekitar 240 orang yang dituduh terkait dengan percobaan kudeta awal pekan ini. Sebagian diantara mereka yang ditangkap disebut oleh pihak junta sebagai tentara asing bayaran.

Junta militer mengklaim telah menguasai keadaanFoto: Reuters

“Kota ini sekarang betul-betul di bawah kendali. Patroli diberlakukan dan mungkin ada beberapa tembakan peringatan dan uji senjata. Tapi itu saja“ kata juru bicara junta militer Mali Bakary Mariko, hari Rabu (02/05).

Sekelompok tentara, bulan Maret lalu menjatuhkan presiden Mali yang terpilih secara demokratis. Meski telah menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sementara pada April lalu, namun kelompok junta masih memegang kekuasaan.

Pada hari Senin (30/04) malam lalu, tentara dari resimen parasut Mali yang dikenal sebagai Baret Merah, mencoba melakukan kudeta balasan. Namun upaya menguasai tempat strategis dengan cepat dipatahkan oleh pasukan yang loyal pada pemimpin junta Kapten Amadou Sanogo.

Pertempuran di ibukota antara junta dengan kelompok militer yang ingin menyingkirkan mereka dilaporkan telah menewaskan 12 orang. Pada hari Rabu (02/05), Perdana Menteri Cheick Modibo Diarra tampil di stasiun televisi milik negara. Ia mengatakan ada upaya untuk menciptakan kepanikan di Bamako, dan ia meminta semua warga tetap tenang.

Ketegangan yang terjadi di Bamako pada hari Rabu (02/05) disebabkan oleh para pelajar yang turun ke jalan setelah menyebarnya isu yang mengatakan bahwa pimpinan gerakan pelajar telah terbunuh oleh pasukan junta. Perdana Menteri Diarra membantah kabar itu.

Juru bicara junta militer mengatakan bahwa mereka telah menangkap sekitar 140 tentara resimen parasut yang memberontak dan sekitar 100 orang asing yang mereka percaya sebagai tentara bayaran. Ia menegaskan bahwa junta masih akan melanjutkan penangkapan terhadap mereka yang diduga terlibat upaya kudeta balasan ini.

“Belum semua orang yang mencoba mengacaukan negara ini ditangkap” kata Mariko sambil menambahkan “Faktanya, tentara bayaran masih berdatangan”.

Organisasi negara-negara Afrika Barat ECOWAS, pekan lalu mengumumkan rencana mereka mengirimkan tentara untuk menjaga kantor presiden dan perdana menteri sementara. Namun junta militer dengan cepat menolak usul itu dan mengatakan tidak ada satupun tentara asing yang boleh masuk ke Mali.

Mariko mengatakan bahwa junta militer mencurigai pemerintahan negara asing di Afrika Barat telah membantu tentara bayaran yang datang ke Mali. “Saya tidak bisa mengkonfirmasikan itu, tapi kami punya kecurigaan” kata Mariko sambil menambahkan bahwa ia pikir rejim lama yakni bekas presiden terguling yakni Amadou Toumani Toure ada di balik peristiwa ini.

ab/ ap

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait