Junta Myanmar Gelar Parade Militer di Hari Kemerdekaan
4 Januari 2023
Junta militer Myanmar unjuk kekuatan dengan menggelar parade di ibu kota Naypyidaw memperingati Kemerdekaan ke-75 negara itu. Sebelumnya junta memvonis tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi dengan hukuman 33 tahun bui.
Iklan
Pasukan angkatan bersenjata pendukung junta militer Myanmar menggelar parade militer Rabu (04/01) memperingati Hari Kemerdekaan ke-75 negara itu di ibu kota baru Naypyidaw yang dibangun oleh militer. Unjuk kekuatan militer ini digelar tepat beberapa hari setelah junta Myanmar memenjarakan tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi dengan vonis hukuman bui selama 33 tahun.
Negara di Asia Tenggara itu mengalami krisis politik dan demokrasi parah setelah militer melancarkan kudeta, merebut kekuasaan dari pemerintah sipil Myanmar yang terpilih dalam pemilu demokratis hampir dua tahun lalu. Ribuan orang ditangkap dan ratusan orang aktivis pro-demokrasi penentang junta tewas dalam konflik di Myanmar.
Junta militer yang berkuasa lewat kudeta itu, kini tengah sibuk mempersiapkan pemilihan umum baru yang rencananya diselenggarakan akhir tahun ini, yang diklaim "pemilu abal-abal” oleh Amerika Serikat.
Iklan
Pamerkan persenjataan militer
Tank, peluncur rudal, hingga kendaraan lapis baja dilkerahkan untuk ikut parade di ibu kota baru Myanmar, lapor koresponden AFP. Parade militer tersebut digelar untuk menandai 75 tahun kemerdekaan Myanmar yang dulu bernama Birma dari penjajahan Inggris.
Myanmar mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 4 Januari 1948, setelah perjuangan panjang Jenderal Aung San, ayah dari pemenang Nobel Perdamaian Suu Kyi yang kini dipenjara.
Para pegawai negeri sipil dan siswa sekolah menengah atas juga dikerahkan mengikuti upacara, yang diiringi oleh marching band militer itu. Kepala Junta Myanmar Min Aung Hlaing pun disambut dengan penghormatan 21 senjata, sesaat setelah dia tiba di lapangan pergelaran parade tersebut.
Dilansir dari surat kabar yang dikelola oleh pemerintah Global New Light of Myanmar, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan "salam hangat" dan mengantisipasi "perkembangan lebih lanjut" hubungan antar kedua negara tersebut. Rusia merupakan sekutu utama dan pemasok senjata bagi junta militer Myanmar, yang menganggap invasi Moskow ke Ukraina itu "dapat dibenarkan".
Aung San Suu Kyi: Ironi Pejuang Kemerdekaan
Aung San Suu Kyi dari Myanmar memiliki komunitas global yang mendukungnya ketika dia menjadi tahanan politik belasan tahun. Namun, dalam beberapa tahun terakhir dia dihujani protes soal militer membantai Muslim Rohingya.
Foto: picture-alliance/dpa
Lahir untuk demokrasi
Aung San Suu Kyi lahir tanggal 19 Juni 1945 di Yangon, yang dulu merupakan ibu kota Myanmar di yaman koloni Inggris. Ia anak perempuan pahlawan nasional Jenderal Aung San yang menjadi korban serangan tahun 1947. Suu Kyi mengenyam pendidikan di Inggris dan pulang ke Myanmar pada akhir 1980an. Dia menjadi tokoh kunci dalam pemberontakan 1988 melawan kediktatoran militer di negara tersebut.
Foto: dapd
Tahanan Rumah
Tahun 1989, sesaat sebelum pemilu, Aung San Suu Kyi untuk pertama kalinya menjadi tahanan rumah. Hampir selama 15 tahun ini hanya mendekam di rumahnya. Setelah tahun 1995, Suu Kyi dilarang bertemu kedua putra dan suaminya, Michael Aris, bahkan setelah suaminya didiagnosis menderita kanker. Aris, terlihat di foto menampilkan gelar doktor kehormatan yang diberikan kepada istrinya.
Foto: TORSTEN BLACKWOOD/AFP
Nobel Perdamaian
Tahun 1991 Aung San Suu Kyi diberi penghargaan Nobel Perdamaian bagi "usahanya memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia." Karena ia khawatir, junta militer tidak akan mengizinkannya kembali ke Myanmar, putranya Kim yang menerima penghargaannya di Oslo. Setelah 20 tahun berselang, Aung San Suu Kyi baru bisa menyampaikan pidato penerimaannya.
Foto: AP
Bebas dari tahanan rumah
Masa tahanan rumahnya benar-benar berakhir tanggal 13 November 2010. Ini momen yang menandakan proses pendekatan antara Aung San Suu Kyi dan junta militer. Militer tidak ingin terus diisolasi oleh dunia internasional dan Aung San Suu Kyi sadar, bahwa ia hanya akan sukses juga melakukan dialog dengan pihak militer.
Foto: picture alliance/epa/N. C. Naing
Kunjungan Pertama Seorang Presiden AS
Akhir 2012, Presiden AS Barack Obama berkunjung ke Myanmar. Ia bertemu dengan Aung San Suu Kyi di rumah tempat ia menjadi tahanan selama bertahun-tahun. Lewat kunjungannya, Obama seakan menghormati perjuangan sang tuan rumah dan membantu Myanmar keluar dari isolasi.
Foto: Reuters/K. Lamarque
Penghargaan dari Berlin
Tahun 2014 Aung San Suu Kyi berkunjung selama dua hari ke Berlin. Ia bertemu dengan Presiden Jerman Gauck dan meraih penghargaan Willy-Brandt atau upayanya memperjuangkan HAM dan demokrasi. Saat itu ia menegaskan, masa depan demokrasi negaranya masih belum jelas.
Foto: picture-alliance/dpa
Disumpah sebagai anggota parlemen
Usahanya selama puluhan tahun akhirnya membuahkan hasil, dan pada tahun 2012 Suu Kyi diizinkan mencalonkan diri dalam pemilu. Dia memenangkan kursi di parlemen saat Myanmar memulai peralihannya dari pemerintahan militer. Ia menjadi pemenang dalam pemilu tahun 2015, tapi pada akhirnya ia menjabat sebagai menteri luar negeri dan penasihat negara - peran yang mirip perdana menteri.
Foto: AP
Dikritik soal Rohingya
Krisis pengungsi Rohingya sedikti mencoreng namanya. Lembaga pembela hak asasi manusia melontarkan kritik terhadap pemenang hadiah Nobel perdamaian itu. Ia dtuding tidak berupaya untuk mengatasi krisis ini. Suu Kyi dianggap takut ditinggalkan pendukungnya yang mayoritas Buddha dalam Pemilu Parlemen.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Tidak lagi disukai
Ketika menjadi penasihat negara di tahun 2016, Suu Kyi membentuk komisi untuk menyelidiki klaim tindak kekejaman negara terhadap kaum Rohingya di negara bagian Rakhine. Suu Kyi menuding Rohingya menyebarkan "segunung informasi yang salah", dan prihatin dengan "ancaman teroris" yang ditimbulkan oleh para ekstremis. Sikapnya memicu protes di negara-negara mayoritas Muslim di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/Zumapress/J. Laghari
Pemilu kontroversial
Pada tahun 2020, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi(NLD) yang berkuasa di Myanmar memenangkan pemilu 8 November, dengan kursi yang cukup untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Namun, pihak militer, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan, mengklaim penipuan dan menuntut pemilihan baru yang diawasi oleh militer. Dengan itu muncul komentar-komentar yang menyinggung kemungkinan kudeta.
Foto: Shwe Paw Mya Tin/REUTERS
Militer menahan Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi bersama dengan beberapa sekutu politiknya, ditahan dalam penggerebekakan dini hari pada 1 Februari 2021 yang dipimpin oleh militer. Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah sipil dan militer. Junta militer mengklaim kecurangan pemilu dan mengumumkan keadaan darurat selama setahun dan menunjuk seorang mantan jenderal sebagai penjabat presiden.
Foto: Franck Robichon/REUTERS
11 foto1 | 11
Perayaan hari libur nasional yang sunyi
Peringatan Hari Kemerdekaan biasanya ditandai dengan perhelatan yang meriah di jalanan, pawai dan juga pertemuan para warga di taman dan ruang publik yang tersedia. Tetapi sejak kudeta militer dua tahun silam, perayaan hari libur nasional itu kini sunyi, dan kebanyakan warga memilih untuk berdiam di rumah, sebagai aksi protes terhadap junta.
Juga terlihat peningkatan kehadiran pasukan keamanan di pusat komersial kota Yangon, yang dilanda serangkaian serangan bom dalam beberapa bulan terakhir, demikan laporan KB AFP.
Kedutaan Besar AS juga memperingatkan adanya "potensi peningkatan serangan, penembakan yang ditargetkan atau pun ledakan", pada hari Rabu (04/01).
Alasan utama yang dibuat-buat untuk melancarkan kudeta militer di Myanmar adalah adanya dugaan kecurangan pada pemilihan umum November 2020 silam, yang dimenangkan secara gemilang oleh Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Pengamat internasional jsebelumnya sudah menegaskan, pemungutan suara secara umum berjalan secara bebas dan adil.