1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikMyanmar

Junta Myanmar Umumkan Pemotongan Hukuman Penjara Suu Kyi

1 Agustus 2023

Rezim militer Myanmar hari Selasa (1/8) mengumumkan pemotongan enam tahun dari hukuman 33 tahun penjara Aung San Suu Kyi. Pengurangan hukuman itu bagian dari grasi massal menyambut hari raya umat Buddha.

Aung San Suu Kyi dan presiden Myanmar Win Myint diadili setelah kudeta militer 2021
Aung San Suu Kyi dan presiden Myanmar Win Myint diadili setelah kudeta militer 2021Foto: Myanmar Ministry of Information/AFP

"Enam tahun penjara akan dikurangi," kata juru bicara junta Zaw Min Tun kepada wartawan setelah mengumumkan bahwa Aung San Suu Kyi, 78 tahun, telah diampuni dalam lima kasus. Pemimpin sipil Myanmar itu masih harus menjalani hukuman atas 14 kasus. Namun pada saat yanfg sama, junta militer memperpanjang darurat militer dan membatalkan pemilihan umum yang awalnya direncanakan akan digelar bulan Agustus.

Kelompok-kelompok hak asasi menyatakan pengadilan terhadap Aung San Suu Kyi hanyalah tipuan yang dirancang untuk menyingkirkannya dari politik dan mencegahnya tampil dalam pemilihan umum. Aung San Suu Kyi tetap merupakan pemimpin sipil yang populer di Myanmar.

Mantan presiden Myanmar Win Myint, yang juga dicopot dalam kudeta militer 2021, diberikan pengurangan empat tahun sehubungan dengan dua kasus, kata juru bicara junta.

Myanmar secara teratur memberikan amnesti kepada ribuan tahanan untuk memperingati hari raya atau tanggal khusus umat Buddha. Pengumuman hari Selasa (1/8) adalah bagian dari amnesti bagi lebih dari 7.000 tahanan untuk memperingati hari raya Buddha, termasuk 125 warga asing asing yang akan dibebaskan dan diampuni.

Aksi protes di depan Kedubes Myanmar di Bangkok, Desember 2022Foto: Peerapon Boonyakia/picture alliance/ZUMAPRESS/SOPA Images

Hanya "taktik sinis"

"Dia tidak bisa dibebaskan sepenuhnya, meskipun beberapa hukuman terhadapnya diampuni. Dia masih harus menghadapi 14 kasus. Hanya lima dari 19 kasus yang diampuni," kata sumber hukum, yang berbicara tanpa menyebut nama. Sejumlah tahanan yang menghadapi hukuman mati juga dikurangi hukumannya menjadi penjara seumur hidup, kata pengumuman itu.

David Mathieson, seorang analis independen di Myanmar, mengatakan pengampunan sebagian itu adalah "taktik sinis untuk memberi tahu dunia bahwa mungkin ada semacam resolusi politik yang akan datang. Padahal kita tahu itu tidak ada".

"Saya pikir mereka hanya memainkan permainan kejam dengan seorang tahanan politik," kata Mathieson kepada kantor berita AFP. "Semua tuduhan terhadapnya tidak masuk akal, dan memotong enam dari 33 tahun bukanlah belas kasihan."

Aung San Suu Kyi ditahan pada malam kudeta bulan Februari 2021, dan hanya terlihat satu kali sejak itu -- dalam foto buram media pemerintah dari ruang sidang kosong di ibu kota Naypyidaw. Dia diminta untuk menghadiri sidang hampir setiap hari di pengadilan junta untuk mendengarkan kasus-kasus terhadapnya, mulai dari tuduhan korupsi hingga kepemilikan walkie-talkie ilegal dan pelanggaran pembatasan virus corona.

Masih 24 ribu orang dipenjara sejak kudeta militer

Pada bulan Juli, menteri luar negeri Thailand mengatakan dia berhasil bertemu dengan Aung San Suu Kyi, pertemuan pertama yang diketahui dengan utusan asing sejak dia ditahan. Namun rincian apa yang mereka diskusikan tidak diketahui. Aung San Suu Kyi tetap populer di Myanmar, bahkan setelah citra internasionalnya dinodai oleh kesepakatan pembagian kekuasaan dengan para jenderal militer dan kegagalannya membela minoritas Rohingya yang teraniaya.

Banyak dari gerakan pro-demokrasi sejak kudeta telah meninggalkan prinsip non-kekerasan mereka dan mengangkat senjata untuk melawan dominasi militer di politik dan ekonomi Myanmar.

Akibatnya, sebagian besar Myanmar berada dalam konflik bersenjata, dengan ribuan orang terbunuh sejak kudeta, dan lebih dari satu juta orang terlantar, demikian menurut PBB. Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 3.800 orang telah tewas sejak kudeta, sedang kan junta militer menyebut ada 5.000 korban tewas.

Lebih dari 24.000 orang telah ditangkap sejak militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, menurut kelompok pemantau lokal. Hampir 20.000 orang masih berada di balik jeruji besi.

hp/yf (afp, rtr, dpa)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait