Jus Kodok: Obat Ajaib dari Peru
11 Desember 2014Sayangnya, belum ada bukti ilmiah yang membuktikan keampuhan jus kodok untuk dunia kedokteran. Kodok yang digunakan untuk jus berasal dari spesies Telmatoboius culeus, kodok yang dicatat sebagai hewan terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature.
Kodok dan Katak: Amfibi Yang Terancam
Kodok dan Katak serta hewan amfibi lain selalu berada di bawah ancaman kerusakan habitat, penggunaan pestisida besar-besaran, perubahan iklim dan sejenis jamur yang merusak kulit mereka.
Dulu Banyak, Sekarang Terancam
Katak bermata merah yang tinggal di sungai, Duellmanohyla uranochroa, menjadi simbol amfibi yang terancam. Katak yang aktif di malam hari ini dulu banyak ditemukan di Costa Rica dan Panama. Sekarang jumlahnya makin berkurang karena hilangnya habitat dan penyakit akibat jamur.
Mengapa Semakin Berkurang?
Chytridiomycota adalah pembunuh amfibi paling berbahaya sedunia. Jamur itu merusak kulit katak, yang juga berfungsi sebagai organ pernapasan. Jamur itu meluas dan mematikan banyak spesies, termasuk katak jenis Atelopus ini.
Melayang ke Masa Depan Yang Tak Jelas
Kodok terbang seperti ini di Panama, terkenal akibat loncatan jarak jauhnya di cabang-cabang pohon hutan tropis. Tetapi haenbitat mereka terancam pembalakan hutan. Bersama deforestasi dan kekeringan, pembalakan hutan mgancam amfibi di dunia. Perubahan iklim dan penggunaan pestisida yang berlebihan juga mengancam banyak spesies.
Kodok Pemberi Petunjuk
Amfibi dianggap bisa jadi indikasi bagus akan sehat atau tidaknya Bumi. Karena mereka menyerap zat-zat dari air dan udara. Sehingga mereka lebih sensitif daripada binatang lain. Jadi mereka juga disebut "burung kenari di tambang." Artinya, mereka bisa memberikan peringatan dini akan kerusakan lingkungan.
Manusia Perlu Kodok dan Katak
Kodok, katak, berbagai jenis salamander dan amfibi jenis sesilia, memegang peranan penting dalam rantai makanan. Mereka memakan serangga, kemudian dimakan ular, burung, bahkan manusia. Lewat riset medis, banyak amfibi diketahui memproduksi zat kimia yang berguna bagi manusia. Katak yang tampak pada gambar memproduksi racun yang dibubuhkan pada panah oleh penduduk asli.
Spesies Baru
Ketika banyak populasi amfibi terancam atau bahkan punah, banyak spesies baru ditemukan. Tahun lalu, katak berwarna kuning, yang bisa menyebabkan jari berwarna kuning jika menyentuhnya, ditemukan di pegunungan Panama barat oleh pakar biologi Andreas Hertz. Nama ilmiah katak itu: Diasporus Citrinobapheus.
Bahtera Amfibi
Ilmuwan yang mengkhususkan diri pada amfibi dan reptil disebut pakar herpetologi. Andreas Hertz adalah pakar herpetologi yang memiliki misi mendokumentasikan amfibi langka di Amerika Latin. Sejak 2007, dikembangkan sebuah proyek penyelamatan global bernama "Bahtera Amfibi".
Ditemukan Kembali di Israel
Jenis kodok dari rawa Hula di Israel diduga punah enam dasawarsa terakhir, sampai seekor di antaranya ditemukan melompat di jalanan di Israel utara tahun 2011. Sejak itu, ditemukan lebih banyak lagi. Diperkirakan hingga 200 hidup di lembah Hula. Sebagai organisme yang mempertahankan ciri-cirinya selama jutaan tahun, kodok ini dianggap "fosil hidup."
Beragam dan Memukau
Walaupun jadi sasaran perdagangan ilegal, kodok berwarna merah ini tetap termasuk kategori "least concern" (tidak terlalu mengkhawatirkan) pada daftar IUCN (International Union for Conservation of Nature). Kodok ini hanya berukuran 2,5 cm dan ditemukan di Costa Rica, Nicaragua, Panama dan Puerto Rico. Racun kodok ini tidak terlalu berbahaya dibanding dari kodok lainnya.
Amfibi tanpa Paru-Paru
Kodok berkepala pipih yang bernama ilmiah "Barbourula Kalimantanensis" adalah salah satu jenis kodok dan salamander yang tidak punya paru-paru. Jenis kodok yang terancam punah itu bernapas sepenuhnya lewat kulit. Mereka hidup di sungai-sungai deras di Kalimantan, dan terancam polusi serta racun akibat penambangan emas ilegal.
Kodok adalah bahan utama jus yang dipercayai oleh warga Peru dan Bolivia bisa menyembuhkan asma, bronkitis, dan libido yang rendah. Bagaimana cara pembuatannya?
Maria Elena Cruz, salah seorang pemilik stan yang menjual jus tersebut, mengambil kodok yang masih hidup dari akuarium kecil. Lalu ia memukul kepala kodok hingga kodok mati. Hewan tersebut ia kuliti, lalu dimasukkan ke dalam blender ditambah dengan dengan wortel, akar tumbuhan maca dan madu.
Jus berwarna hijau terang. Cruz menyajikannya dalam gelas kepada pelanggannya. "Jus kodok baik untuk anemia, bronkitis, penyakit tulang, otak, kelelahan, masalah pernapasan dan kadang tuberkolosis," ujarnya.
Pelanggannya Cecilia Cahuana, 35, percaya akan keampuhan jus kodok. "Saya selalu datang kesini untuk minum jus kodok karena baik untuk kesehatan anak-anak, anemia, bronkitis dan juga bagi orang yang sudah lanjut usia. Ini sangat baik manfaatnya."
Ikan, Nyamuk dan Kodok Dikerahkan Lawan Virus Zika
Negara-negara di Amerika Selatan kembangkan beragam cara berantas vektor virus Zika. Sebagian besar pilih cara alami yang lain dengan rekayasa genetika. Targetnya terutama musnahkan jentik dan reduksi populasi nyamuk.
Kerahkan Pasukan Ikan
Para petani di El Salvador mengerahkan ikan yang di kawasan itu disebut ikan Zambo. Remaja dikerahkan menangkapi ikan air payau ini untuk disebar lagi di kolam atau tong persediaan air. Ikan ini terkenal lahap memakan larva alias jentik nyamuk Aedes aegypti vektor virus Zika. (Foto: ikan air tawar Brasil)
Nyamuk lawan Nyamuk
Kolumbia dan Brasil, dua negara yang paling parah dilanda virus Zika yang tidak mematikan tapi menyebabkan “mikrosephalus“ pada janin, mengembangkan teknik nyamuk lawan nyamuk. Para ilmuwan di Universitas Antioquia Kolumbia kembangbiakan nyamuk jenis lain pembawa bakteri “Wolbachia“ yang memblokir kemampuan nyamuk Aedes tularkan virus pada manusia.
Kodok Pemangsa Nyamuk
Di Argentina kini mulai dijual kodok yang dipromosikan sebagai pemangsa nyamuk Aedes. Para pedagang yang cerdas memanfaatkan panik virus Zika dengan mengklaim, kodok yang harga sekornya 7 US Dolar itu mampu menumpas nyamuk penyebab infeksi Zika dan demam berdarah. Kodok dipromosikan lebih efektif ketimbang repelent anti nyamuk.
Gunakan Insektisida Organik
Peru menggunakan insektisida organik untuk musnahkan jentik nyamuk Aedes aegypti yang juga vektor penyakit demam berdarah Dengue-DBD dan Chikungunya. Pembasmi serangga dibuat dari campuran coco, yucca, asparagus dan kentang. “Biolarvacides“ organik ciptaan ahli biologi Palmira Vetosilla ini murah, tak beracun dan ampuh basmi larva nyamuk Aedes.
Radiasi Mandulkan Nyamuk Jantan
Meksiko memilih cara lebih canggih, yakni memandulkan nyamuk jantan dengan radiasi. Dengan begitu populasi larva bisa ditekan drastis, karena nyamuk betina tidak bisa bertelur. Para ilmuwan menegaskan, nyamuk vektor virus Zika tidak bisa diberantas habis, tapi bisa ditekan hingga populasinya minimal.
Fumigasi
Cara yang paling lazim digunakan di negara-negara dengan kasus Zika atau demam berdarah Dengue tinggi adalah fumigasi atau pengasapan. Lazimnya digunakan insektisida DDT yang sudah dilarang di berbagai negara sejak beberapa dekade silam. Fogging ampuh bunuh nyamuk dewasa tapi tidak efektif basmi jentik. Cara ini memberi rasa aman semu pada masyarakat agar tidak panik hadapi wabah Zika.
Tapi dokter Tomy Villanueva, dekan sekolah kedokteran di Lima menegaskan, "tidak ada bukti ilmiah" bahwa jus kodok benar-benar mampu berfungsi sebagai obat ajaib, walau sudah menjadi bagian dari kebudayaan warga pegunungan Andes.
vlz/yf (ap)
Banyak Spesies Terancam Punah di Jerman
Kementrian lingkungan Jerman mengeluarkan daftar jenis binatang, tumbuhan dan ruang hidup di Jerman. Hampir 30 persen dari daftar tersebut terancam eksistensinya.
Bahaya Ruang Hidup
Saat ini ada sekitar 48.000 hewan dan 24.000 tanaman serta jenis jamur di Jerman. Analisa kementrian lingkungan Jerman menunjukkan, sepertiga diantaranya berada dalam kondisi mengkhawatirkan. 12.000 pemeriksaan acak menunjukkan hasil yang cukup mengerikan.
Burung Hantu Telinga Pendek
Ada lebih dari 270 jenis burung di Jerman. Namun, sepertiga dari jumlah burung pengeram telah berkurang. Nasib burung hantu telinga pendek lebih buruk lagi. Di Jerman, hewan ini terancam punah dan masuk Daftar Merah jenis spesies yang terancam.
Kupu-kupu Apollo
Situasi makhluk hidup di perairan tawar dan rawa sangat kritis. Di sana banyak kupu-kupu yang hidup, seperti kupu-kupu Apollo. Hewan ini juga tercantum dalam Daftar Merah yang dikeluarkan oleh Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam (IUCN). Di Jerman, "hewan tahun 1995" ini masuk kategori terancam punah.
Kodok Perut Api Eropa
Kodok yang terancam ini juga hidup di daerah lumpur dan lembab. Kodok perut api bisa dikenali dari perutnya yang berwarna merah. Di Jerman hanya ditemukan di negara-negara bagian Sachsen-Anhalt, Brandenburg dan Mecklenburg-Vorpommern. Hewan ini terancam karena banyak wilayah perairan yang dikeringkan. Kodok perut api Eropa juga berada di Daftar Merah.
Hamster Eropa
Derita hamster Eropa khususnya diakibatkan oleh pengaruh manusia. Karena makin banyak lahan pertanian industri, mereka kehilangan tempat berkembang biak. Hingga 1980, di wilayah bekas Jerman Timur, hewan ini diincar bulunya. Kini, hamster Eropa termasuk spesies yang dilindungi. Ada program peternakan hamster Eropa khusus dimana hewan ini seakan hidup di alam liar.
Kelelawar Rhinolophus Hipposideros
Jenis kelelawar terkecil di Eropa juga masuk Daftar Merah. Dulu jumlahnya sangat banyak di Jerman. Tapi sejak pertengahan abad ke-20, berkurang drastis. 2007, hewan ini menyebabkan berhentinya proses pembangunan jembatan di kota Dresden selama tiga bulan. Kini, mobil yang melintasi jembatan di masa terbang kelelawar tersebut, hanya boleh mencapai kecepatan 30 kilometer per jam.
Lynx
Perkembangan kucing liar terbesar Eropa lebih positif. 150 tahun yang lalu, hewan ini hampir punah di Jerman. Sejak pertengahan abad 20 setelah adanya langkah pemukiman kembali wilayah-wilayah yang ditinggalkan, lynx muncul kembali. Di Harz dan hutan Bayern ada sekitar 40 ekor. Secara resmi, hewan ini tidak lagi terancam punah. Tapi ini tidak berarti lynx sudah terselamatkan.
Anjing Laut Abu-abu
Di Laut Baltik, hewan ini nyaris punah karena para nelayan menganggapnya sebagai pesaing dalam memperoleh ikan. Di awal tahun 80an, jumlah anjing laut abu-abu berkurang drastis dari 100.000 menjadi 2500. Kini jumlahnya sudah bertambah lagi menjadi lebih dari 24.000 ekor. Di pesisir juga tidak jarang tampak segerombolan anjing laut tersebut.