Polusi udara di Singapura dilaporkan naik ke tingkat yang tidak sehat, setelah asap kebakaran hutan Sumatera menyelimuti negara kota tersebut, demikian dinyatakan pejabat setempat.
Iklan
Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) mengatakan indeks standar polusi (PSI) mencapai 111 pada pukul 07.00 waktu setempat sebelum turun ke 80 beberapa jam kemudian.
Kisaran 101-200 dianggap ”tidak sehat”, dengan orang-orang yang memiliki penyakit jantung atau pernafasan disarankan mengurangi aktivitas fisik dan di luar ruangan.
Singapura dan Malaysia setiap tahun harus menghadapi “serangan” kabut asap akibat kebakaran hutan Indonesia yang biasa terjadi pada musim kemarau antara Juni hingga September.
Tahun lalu, kabut asap mencapai tingkat terburuk sejak 1997-1998, ketika kabut asap menyebabkan kerugian sekitar 9 milyar US Dollar dalam kegiatan ekonomi seluruh Asia Tenggara.
NEA mengatakan dalam pernyataannya bahwa kabut asap saat ini ”kemungkinan besar disebabkan oleh kebakaran hutan di Sumatera Selatan yang terdeteksi telah terjadi tiga hingga empat hari terakhir”.
Kebakaran Hutan di Sumatra 2014
Sumatra dan Kalimantan kembali dilanda kebakaran hutan. Kabut asap tebal dari kawasan kebakaran setiap tahun membahayakan penduduk dan melumpuhkan lalu lintas darat dan penerbangan. Situasi sangat parah pada 2013/2014.
Foto: NASA/Goddard, Lynn Jenner
Asap Tebal Kepung Sumatra
Citra satelit NASA akhir Februari menunjukkan besarnya kebakaran hutan di Sumatra. Di Riau saja terlacak 330 titik api. Pesawat pemadam kebakaran terhambat aktifitasnya akibat jarak pandang amat buruk.
Foto: NASA/Goddard, Lynn Jenner
Langganan Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah fenomena lazim saat musim kemarau melanda Indonesia. Tapi kebakaran terbaru di Sumatra, diduga dilakukan sengaja oleh para pembakar hutan yang dibayar oleh pengusaha perkebunan besar kelapa sawit, dengan tujuan membuka lahan hutan.
Foto: picture-alliance/dpa
Warga Kenakan Masker Asap
Warga di sekitar lokasi kebakaran hutan, bahkan di kota besar yang cukup jauh dari titik api, terpaksa memakai masker karena gangguan asap makin hebat. Diperkirakan hingga 50.000 orang mengidap penyakit saluran pernafasan akut. Juga penerbangan terganggu akibat asap tebal.
Foto: Getty Images
Komoditas Menguntungkan
Kelapa sawit diolah untuk menghasilkan minyak sawit. Komoditas ini amat diminati industri karena multi fungsi dan harganya murah. Minyak sawit adalah bahan dasar pembuat margarine, sabun, shampo, biskuit, kue dan kosmetika. Juga digunakan sebagai bahan bakar ekologis bagi mobil-mobil terbaru berlabel hijau.
Foto: picture alliance/dpa
Hutan Tropis Terus Dibabat
Hutan tropis di Sumatra yang kaya keragaman hayati dengan 10.000 jenis tanaman, menciut dengan cepat akibat pembalakan hutan dalam beberapa dekade terakhir. Kepentingan ekonomi dengan bisnis kayu dan aksi pembukaan lahan besar-besaran untuk perkebunan besar, berbenturan dengan aksi pelestarian biodiversitas.
Foto: Getty Images
Habitat Harimau Rusak
Akibat pembalakan hutan besar-besaran, habitat khas untuk harimau Sumatra juga makin sempit dan binatang unik itu makin terancam kemusnahan. Jika laju pembabatan hutan tetap seperti saat ini, dalam waktu cepat harimau Sumatra juga akan punah.
Foto: picture-alliance/dpa
Gajah Terancam Musnah
Gajah Sumatra secara resmi sudah dilindungi oleh aturan pemerintah. Tapi organisasi lingkungan WWF melaporkan, dalam 30 tahun terakhir, populasinya juga terus menciut, dan ditaksir hanya tinggal 2.500 ekor. Penyebabnya: habitat gajah yang juga terus mengecil seiring makin maraknya pembalakan hutan.
Foto: WWF-Indonesien/picture alliance/dpa
Orang Utan Masih Aman
Kebakaran hutan terbaru di Sumatra, menurut WWF sejauh ini belum mengancam habitat orang utan. Pasalnya, kawasan hunian primata ini relatif jauh dari lokasi titik api aktual. Tapi jika tidak dilakukan langkah pencegahan, hanya tinggal masalah waktu, habitat orang utan juga akan terancam, dan monyet besar ini pelan-pelan musnah akibat aktivitas manusia.
Foto: picture alliance/dpa
8 foto1 | 8
“Mengingat berlanjutnya cuaca kering di Sumatera bagian selatan, kami memperkirakan hotspot itu akan bertahan dan tingkat polusi PSI di Singapura akan berfluktuasi antara kisaran moderat hingga rendah untuk hari-hari ke depan.”
Kabut asap putih menyelimuti gedung-gedung pencakar langit, dengan kabut asap melayang ke kawasan bisnis.
Tahun lalu PSI mencapai rekor tertinggi di Singapura dan Malaysia dan memaksa orang-orang memakai masker dan tinggal di dalam ruangan dan mendorong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta maaf, baik kepada Malaysia maupun Singapura. (Baca: Asap Paksa Presiden Minta Maaf)
Singapura bulan lalu meloloskan undang-undang yang memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk mendenda berbagai perusahaan yang menyebabkan atau berkontribusi atas kabut asap tahunan, dengan nilai denda senilai 1,6 juta US Dollar, jika perusahaan tersebut memiliki kantor di Singapura.