Kaesang: Klarifikasi Dugaan Gratifikasi di Pimpinan KPK
24 September 2024
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah rampung menelaah kasus dugaan gratifikasi yang menyeret Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep. Namun Kaesang mengaku masih menunggu arahan lebih lanjut dari KPK.
Iklan
"Sudah saya laporkan, kami menunggu keputusan dari KPK," kata Kaesang kepada wartawan di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (24/9/2024).
Kaesang mengaku belum menerima hasil penelaahan yang telah dilakukan lembaga antirasuah itu. Karena itu, dia kembali menyebut tengah menunggu arahan dari KPK.
"Belum, belum (terima hasil penelaahan)," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, KPK menyampaikan perkembangan terkait laporan gratifikasi yang disampaikan Kaesang. KPK menyebut telah menyelesaikan proses penelaahan laporan dugaan gratifikasi itu.
"Proses telaah laporan gratifikasi sudah selesai," ujar Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan, Jumat (20/9).
Namun Pahala enggan menyampaikan lebih lanjut hasil proses telaah tersebut. Ia mengatakan hal itu akan diinformasikan oleh pimpinan.
"Nanti informasinya akan disampaikan pimpinan," ucap dia.
Koruptor Paling Tamak Dalam Sejarah
Hampir tidak ada diktatur di dunia yang tidak menilap uang negara. Tapi ketika sebagian puas dengan vila atau jet pribadi, yang lain rakus tanpa henti. Berikut daftar koruptor yang paling getol mengumpulkan uang haram
Foto: AP
#1. Soeharto, Indonesia
Selama 32 tahun berkuasa di Indonesia, Suharto dan keluarganya diyakini menilap uang negara antara 15 hingga 35 miliar US Dollar atau sekitar 463 trilyun Rupiah. Jendral bintang lima ini lihai menyembunyikan kekayaannya lewat berbagai yayasan atau rekening rahasia di luar negeri. Hingga kini kekayaan Suharto masih tersimpan rapih oleh keluarga Cendana
Foto: picture alliance/CPA Media
#2. Ferdinand Marcos, Filipina
Ferdinand Marcos banyak menilap uang negara selama 21 tahun kekuasaanya di Filipina. Menurut Transparency International, ia mengantongi setidaknya 10 milyar US Dollar. Terutama isterinya, Imelda, banyak menikmati uang haram tersebut dengan mengoleksi lebih dari 3000 pasang sepatu. Imelda kini kembali aktif berpolitik dan ditaksir memiliki kekayaan sebesar 22 juta USD
Foto: picture-alliance/Everett Collection
#3. Mobutu Sese Seko, Zaire
Serupa Suharto, Mobutu Sese Seko berkuasa di Zaire selama 32 tahun. Sang raja lihai memainkan isu invasi negara komunis Angola untuk mengamankan dukungan barat. Ketika lengser, Mobutu Sese Seko menilap hampir separuh dana bantuan IMF sebesar 12 milyar US Dollar untuk Zaire dan meninggalkan negaranya dalam jerat utang.
Foto: AP
#4. Sani Abacha, Nigeria
Cuma butuh waktu lima tahun buat Sani Abacha untuk mengosongkan kas Nigeria. Antara 1993 hingga kematiannya tahun 1998, sang presiden meraup duit haram sebesar 5 milyar US Dollar atau sekitar 66 trilyun Rupiah. Sesaat setelah meninggal, isterinya lari ke luar negeri dengan membawa 38 koper berisi uang. Polisi kemudian menemukan perhiasan senilai jutaan dollar ketika menggeledah kediaman pribadinya
Foto: I. Sanogo/AFP/Getty Images
#5. Slobodan Milosevic, Serbia
Slobodan Milosevic yang berkuasa di Serbia antara 1989-1997 dan kemudian Yugoslavia hingga 2000 tidak cuma dikenal berkat serangkaian pelanggaran HAM berat yang didakwakan kepadanya, melainkan juga kasus korupsi. Selama berkuasa Milosevic diyakini menilap uang negara sebesar 1 milyar US Dollar atau sekitar 13 trilyun Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
#6. Jean-Claude Duvalier, Haiti
Selama 15 tahun kekuasaannya di Haiti, Jean-Claude Duvalier tidak cuma bertindak brutal terhadap oposisi, tetapi juga rajin mengalihkan uang negara ke rekening pribadinya di Swiss. Saat kembali dari pengasingan 2011 silam, Duvalier didakwa korupsi senilai 800 juta US Dollar.
Foto: picture-alliance/AP/Dieu Nalio Chery
#7. Alberto Fujimori, Peru
Alberto Fujimori berkuasa selama 10 tahun di Peru. Buat pendukungya, dia menyelamatkan Peru dari terorisme kelompok kiri dan kehancuran ekonomi. Tapi Fujimori punya sederet catatan gelap, antara lain menerima uang suap dan berbagai tindak korupsi lain. Menurut Transparency International ia mengantongi uang haram sebesar 600 juta US Dollar atau sekitar 8 trilyun Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Hasil laporan masih proses penyelesaian administrasi
Sementara itu, jubir KPK Tessa Mahardhika mengatakan hasil laporan itu masih dalam tahap penyelesaian administrasi. Setelah proses selesai, tahap selanjutnya pembahasan di tingkat pimpinan.
"KPK masih proses penyelesaian administrasi untuk laporan gratifikasiSaudara KP, baik di Direktorat Gratifikasi maupun di Direktorat PLPM. Kita harapkan dalam waktu dekat proses di kedua direktorat itu dapat selesai dan dapat dibahas di tingkat pimpinan," kata jubir KPK Tessa Mahardhika kepada wartawan, Senin (23/9/2024).
Tessa mengatakan KPK akan secepatnya mengumumkan hasil analisis tersebut. Hasil analisis diumumkan seusai rapat pimpinan.
"Secepatnya nanti kita akan umumkan kepada teman-teman jurnalis hasil yang sudah diputuskan di rapat pimpinan tersebut," ungkapnya.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!