Sengatan Mengerikan Kalajengking: Belum Tentu Beracun
15 Juni 2018
Kalajengking hewan yang kerap menyulut rasa takut. Ternyata itu kadang tidak beralasan. Citra negatif kalajengking lebih sering disulut ketidaktahuan orang akan hewan ini. DW mengajak Anda mengenalnya lebih jauh.
Foto: picture alliance/dpa
Iklan
Seperti apa sebenarnya rasa sakit yang disulut sengatan kalajengking? Dan seberapa besar bahayanya? Martin Handjaba dari Stasiun Riset Gurun Gobabeb, Namibia meneliti keragaman hayati dan mengadakan riset mengenai kalajengking di gurun Namibia, Afrika. Ia meneliti berbagai jenis dan berhasil mengungkap fakta yang tidak banyak diketahui orang. Menurutnya manusia seharusnya menghormati hewan ini.
Di laboratoriumnya, ia menggunakan pinset untuk mengambil hewan. Untuk kalajengking berukuran besar ia menggunakan sarung tangan spesial. Menurutnya spesies yang besar bisa menyemburkan racun seperti halnya ular kobra. Racun bisa langsung mengenai mata dan sangat menyakitkan.
Seperti penelili kalajengking lainnya, ia sudah pernah disengat. Dan rasa sakitnya hampir tak tertahankan. Namun sengatan tidak pernah mematikan, karena kalajengking bisa menyengat tanpa "menyuntikkan" racun. Martin Handjaba bercerita, kalajengking hanya memberikan sengatan beracun jika merasa sangat terancam bahaya, sehingga ia bisa melarikan diri. Hadjaba bahkan menyebut, tergantung pada "kepribadian" kalajengking, apakah ia menginjeksikan racun.
Ular Pemecah Rekor
Reptil ini sebenarnya hewan yang sangat mengesankan, walaupun kerap menimbulkan rasa takut. Di alam bebas ada banyak jenis ular. Bukan saja yang beracun mematikan, yang bisa terbang juga ada.
Foto: Frupus/nc
Ular Paling Beracun
Ular Taipan dari Australia adalah yang racunnya paling mematikan. Peneliti memperkirakan, racun yang disemprotkan pada satu kali patukan, bisa mematikan hingga 100 pria dewasa. Racunnya bersifat hemotoksin sekaligus neurotoksin yang menyerang sistem syaraf, menghancurkan sela darah dan sel otot-otot korbannya.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/R. Koenig
Ular Paling Agresif
Racunnya tidak terlalu mematikan, karena 90% korban yang digigit tapi tidak diobati, tercatat bisa tetap hidup. Namun demikian, ular Beludak sisik gergaji dianggap salah satu yang paling agresif di dunia karena spesies ini yang paling cepat dan sering menyerang.
Foto: Frupus/nc
Ular Paling Besar
Anakonda termasuk keluarga Boidae. Ular ini tidak beracun, terutama hidup di kawasan perairan rimba Amerika Selatan. Ular bisa berukuran panjang lebih 8 meter dan beratnya 200 kg. Namun rata-rata panjangnya 4 meter dan bobotnyai 30 kg. Anakonda yang berotot kuat biasanya membunuh mangsa dengan membelit dan mencekiknya secara perlahan.
Foto: picture-alliance/OKAPIA KG
Ular Raksasa
Anakonda besar belum bisa menyaingi Titanoboa. Ular dari jaman purba ini diperkirakan panjangnya bisa sampai 13 meter dan beratnya sampai 1135 kg. Foto ini menunjukkan seekor ular piton di atas sebuah ruas tulang seekor Titanoboa. Sisa peninggalan ular raksasa itu ditemukan di Kolumbia. Jenis ini diperkirakan hidup dekat air, sekitar 40 juta tahun lalu.
Foto: picture-alliance/dpa
Ular Paling Kecil
Ular imut ini panjangnya hanya sekitar 10 sentimeter, dan, kata penemunya, "hanya setebal sebatang spaghetti". Tetracheilostoma carlae begitu nam latinnya. Ular ini memangsa rayap dan larva semut, dan habitatnya di Barbados, Karibia.
Foto: picture-alliance/dpa
Ular Paling Rakus
Ular bisa melebarkan rahangnya untuk menelan seekor binatang, yang besarnya dua kali lipat dari ukurannya sendiri. Tapi kadang mangsanya terlalu besar. Tahun 2005 seekor ular piton jenis harimau "meledak" di Everglades Nationalpark, Florida, AS. Ular itu berusaha menelan seekor buaya secara utuh. Dari celah tubuh ular keluar ekor buaya yang jadi mangsa.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Pakar Kamuflase
Ular ini mirip daun kering berwarna kecoklata. Ular beludak Gabook mampu melakukan kamuflase sempurna, dan "cocok" untuk hutan Afrika. Taring beracun reptil ini tergolong paling panjang dibanding ular lain, yaitu 5 sentimenter. Racunnya juga sangat kuat.
Foto: picture-alliance/dpa Themendienst
Ular Laut
Ular juga bisa ditemukan di terumbu karang. Jenis ini, yang bernama Latin Laticauda colubrina, gemar berada di dalam laut, tetapi bukan ular laut dan kerap kembali ke daratan, misalnya untuk mencari mangsa dan beranak-pinak. Beberapa ular laut tergolong yang racunnya paling mematikan.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/R. Dirscherl
Ular Terbang
Ular Chrysopelea bisa melayang di udara, hingga dijuluki "ular terbang". reptil ini terbang dengan cara melontarkan diri sekuat mungkin dari pohon. Di udara ular menggulung diri, sehingga melayang seperti mainan Frisbee. Ular ini bisa "terbang" sekitar 30 meter. Ular tidak berbahaya bagi manusia. Mangsanya adalah burung dan kelelawar. Penulis: B. Osterath/S. Wagner (ml/as)
Foto: picture-alliance/dpa
9 foto1 | 9
Bagaimana mengenal kalajengking dan kepribadiannya?
Handjaba mengungkap, ada kalajengking yang sifatnya tenang. Di lain pihak kalajengking lain dari spesies sama bisa lebih agresif atau sangat agresif. Menurutnya, terutama yang masih muda cenderung memberikan sengatan beracun.
Dari bentuk tubuh kalajengking bisa dilihat mana yang beracun dan mana yang tidak, papar Handjaba. Cara mengetahuinya adalah dengan melihat Pedipalpus, atau ibaratnya lengan kalajengking. Jika Pedipalpus lebih besar daripada ekor, berarti kalajengking tidak punya racun kuat, sehingga harus menggunakan lengan untuk menyerang mangsa. Jika ekornya yang lebih besar, ia tidak perlu lengan kuat untuk menyerang.
Martin Handjaba mengadakan risetnya di kawasan gurun, karena menurutnya jumlah skorpion di gurunlebih besar daripada di kawasan lain bumi. Tetapi alasannya belum berhasil diungkap para ahli. Yang jelas mereka bisa menyesuaikan diri dengan kawasan yang kering kerontang.
Hidup dalam Kondisi Ekstrem
Panas menyengat, dingin menusuk, kurangnya makanan, tekanan besar? Semua tidak masalah! Banyak hewan berhasil menyesuaikan diri dengan situasi hidup yang sangat tidak ramah.
Foto: picture-alliance/dpa
Tinggal di Gurun? Tak Masalah!
Kehidupan berkembang di mana-mana, juga di daerah yang tidak mendukung hidup. Misalnya di padang pasir. Banyak binatang, misalnya unta, berhasil menyesuaikan diri dengan suhu tinggi, dan air yang hanya sedikit.
Foto: Fotolia/HandmadePictures
Di Bawah Tanah Lebih Sejuk
Banyak hewan beristirahat dalam lubang sejuk di bawah tanah, menghindar suhu tinggi di permukaan. Itu misalnya dilakukan tikus jenis Jaculus yang hidup di padang pasir. Mereka aktif di malam hari, cairan didapat hanya dari makanan yang diasupnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Kumpulkan Air Seadanya
Jenis kadal "Thorny Dragon" (Molloch Horridus) secara efektif menggunakan hujan yang jarang turun di daerah gurun Australia. Air dikumpulkannya di lekukan-lekukan kulit. Struktur itu memudahkan penyaluran air langsung ke mulutnya. Itu juga berfungsi dengan tetesan air dari embun.
Foto: Fotolia/Daniel Seidel
Senang Air Panas
Di sumber air panas dan geyser juga ada kehidupan. Banyak bakteri punya protein anti panas dan senang dengan suhu 70° atau lebih, yang ada di sana. Misalnya di sumber air panas di Yellowstone Nationalpark, di AS.
Foto: picture-alliance/dpa
Suhu Sangat Rendah? Tidak Apa-Apa!
Kehidupan tidak hanya ada di daerah bersuhu tinggi di planet ini, melainkan juga di daerah dingin. Beruang es berburu anjing laut di es yang tidak pernah lumer di Arktik. Di musim dingin, suhu sampai sekitar -40°C. Tapi kulit berbulu yang tebal dan lapisan lemak menjaga tubuh beruang tetap hangat.
Foto: picture alliance/dpa
Mengeram dengan Kaki Hangat
Di Kutub Selatan hidup pinguin. Jika tiba saatnya mengeram, pinguin jantan membawa telur dengan kakinya, yang hangat karena banyak dialiri darah. Selain itu, ayah pinguin juga menghangatkan telur dari atas dengan lipatan di perutnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Darah Putih Membantu Jika Dingin
Ikan es Antartika atau ikan darah putih tidak punya darah merah. Jadi darah mereka lebih cair dan encer, sehingga tidak butuh banyak energi untuk memompanya ke seluruh bagian tubuh. Peneliti dari Institut Alfred Wegener menemukan ikan-ikan ini di bawah es di Antartika.
Foto: picture-alliance/dpa
Ruang Hidup Es
Beberapa jenis Diatom yang hidup di es, di ruang sangat kecil, yang sering hanya setipis rambut dan terisi air sangat asin. Agar tidak terjepit, Diatom melepaskan protein, yang mencegah air untuk tidak membeku.
Foto: Gerhard Dieckmann/AWI
Tekanan Sangat Besar. Mengapa Tidak?
Di laut, di kedalaman beberapa ribu meter tekanan sangat besar. Di samping itu, tidak ada cahaya dan dingin. Tetapi ikan yang disebut Viperfish (Chauliodus) bisa menyesuaikan diri. Giginya yang kuat menjamin makanan yang digigit tidak akan lepas, di daerah yang minim pangan itu.
Foto: picture-alliance/dpa
Cahaya di Kegelapan
Ikan sungut ganda (lophiiformes) yang betina berenang tanpa bergerak di air, dan menarik makanannya dengan sungut yang bersinar. Sementara yang jantan tumbuh di tubuh ikan betina secara permanen. Jadi ikan jenis ini tidak perlu mencari pasangan di laut luas yang gelap.
Foto: DW/Nelioubin
Radioaktivitas. Memangnya kenapa?
Beberapa jenis bakteri sudah belajar menahan radiasi radio aktif yang merugikan. Beberapa jenis jamur, seperti Cryptococcus Neoformans, bahkan mengubah radiasi menjadi energi yang kemudian digunakannya. Jadi mereka tumbuh subur di dinding pembangkit tenaga nuklir.
Foto: Center for Desease Control and Prevention
Hidup di Mana Bisa
Waterbear (Tardigrade) besarnya kurang dari satu milimeter, tapi mereka kemungkinan binatang yang paling mampu selamat. Mereka hidup di daratan dan di dalam air. Panas dan dingin, kekurangan O2, kekeringan, bahkan situasi vakum bisa diatasinya dengan mudah.
Foto: CC-BY-Rpgch/DW
Hidup di Mana Bisa, bagian 2
Manusia juga mahluk hidup yang sangat bisa menyesuaikan diri. Manusia bisa tinggal di Arktik, di gurun, dan sekarang bahkan di luar angkasa
Foto: picture-alliance/dpa
13 foto1 | 13
Ini disebabkan kemampuan kalajengking menggunakan energi dengan sangat efisien, demikian Handjaba. Misalnya spesies Parabuthus Villosus mampu hidup sekitar setahun tanpa makan apapun.
Selain itu, kalajengking memiliki rambut di seluruh tubuhnya, tetapi sulit dilihat mata manusia. Menurut sejumlah studi, sebagian rambut tersebut berwarna perak, sehingga merefleksikan cahaya matahari. Sebagian lagi berwarna putih, dan merefleksikan radiasi ultraungu. Itu sebabnya, kaljengking bercahaya di bawah pancaran cahaya ultraungu.
Selain itu sebuah substansi di dalam eksoskeletonnya bereaksi terhadap ultraungu dan membuat mereka bersinar. Di bawah cahaya normal mereka coklat atau hitam. Semakin gelap warna kalajengking, semakin terang cahayanya di bawah pancaran ultraungu.
Gurun Terus Meluas
Tanah subur semakin sedikit, bahkan menghilang dan menjadi gurun. Ini salah siapa?
Foto: picture alliance/Anka Agency International
Pemandangan Tandus
Sepertiga permukaan bumi adalah tanah tandus yang tidak terurus. Sebagian besar ada secara alami sejak ribuan tahun, seperti pada formasi bebatuan di Hoggar di Aljazair ini. Tapi kini, manusia lah penyebab adanya gurun.
Foto: picture-alliance/dpa
Lebih Kering Lagi
Tandusnya sebuah wilayah keseluruhan disebut desertifikasi dan banyak dialami wilayah yang sudah kering sebelumnya. Seperti di Afrika, Amerika atau Asia. Ladang gandum di Texas (AS) ini tidak berhasil mengatasi kekeringan di musim panas 2011.
Foto: Getty Images
Kesalahan Manusia
Ada sekitar 70.000 kilometer persegi gurun baru setiap tahunnya. Ini kira-kira sama luasnya dengan negara Irlandia. Selain perubahan iklim, manusia turut berperan atas pertumbuhan pesat gurun. Para pekerja ladang, seperti di Brasil, harus menyesuaikan diri agar bisa bercocok tanam bahan pangan dalam jumlah cukup di masa depan.
Foto: picture-alliance/dpa
Penggembalaan Ternak Berlebihan
Sudah terlalu banyak ternak yang dipelihara di lahan kering. Mereka memakan habis tumbuhan, sehingga angin dan air merusak tanah yang tidak terlindung. Di musim kering, desertifikasi akan cepat terjadi.
Foto: DANIEL GARCIA/AFP/Getty Images
Hutan Lenyap
Jumlah pohon di hutan juga terus berkurang. Manusia membabat hutan untuk menggunakan kayu pohon sebagai kayu bakar atau bahan bangunan. Padahal pohon fungsinya untuk melindungi tanah. Dampaknya: lahan yang tandus dan kering.
Foto: picture-alliance/dpa
Jumlah Pemakaian Air
Penduduk dunia bertambah, pemakaian air juga bertambah. Dalam 50 tahun terakhir, jumlahnya dua kali lipat lebih banyak di seluruh dunia. Khususnya bidang pertanian dan pariwisata massal yang menyebabkan persediaan air berkurang drastis.
Foto: AFP/Getty Images
Reaksi Berantai Bagi Ekosistem
Setelah gurun mulai terbentuk, akan terjadi reaksi berantai. Pertumbuhan tanaman terhenti, air meghilang, tanah mengering, dan menjadi keras seperti panser, seperti di India. Tanah yang tidak lagi subur akan sulit diselamatkan.
Foto: AP
Dampak Meluas
Ekosistem yang rusak memiliki dampak yang lebih luas. Kelaparan, kemiskinan, dan kekurangan air hanyalah sebagian dari dampak kekeringan. Khususnya di Afrika Barat, seperti di Burkina Faso, desertifikasi berdampak buruk bagi warganya.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Fungsi kalajengking dalam ruang hidupnya
Di kawasan gurun, kalajengking adalah "perampok" paling ulung, terutama di musim kering. Merekalah yang menjaga jumlah serangga, dengan memangsanya, sehingga tidak menyebar luas tanpa terkendali. Martin Handjaba mengungkap, ekosistem di gurun sangat rentan gangguan. "Jika sejenis jewan jumlahnya terlalu banyak, sistem tidak berfungsi, dan semuanya mati," demikian jelasnya.
Kalajengking biasanya hidup di dalam lorong-lorong di bawah tanah. Juga di bawah bebatuan, dan ada juga yang hidup di pohon. Handjaba menjelaskan, di sebuah pohon unik di kawasan gurun Namib, bisa ditemukan antara 30 hingga 80 ekor kalajengking. Di siang hari, mereka bernaung di bawah kulit pohon, di mana lebih sejuk. Di malam hari mereka keluar untuk mencari mangsa dan bertemu hewan lainnya.
Bagaimana jika orang menemukan kalajengking di dalam rumah? Handjaba menjelaskan, merasa takut terhadap kalajengking memang normal, tetapi itu bukan alasan untuk memembantai hewan tersebut. Orang hanya perlu mengarahkan kalajengking untuk keluar dari rumah, hewan itu akan bergerak sendiri. Manusia seharusnya menanggapi kalajengking dengan rasa hormat, demikian Handjaba.
Penulis: Brigitte Osterath (ml/hp)
Mengunjungi Kota-Kota Hantu di Dunia
Kota yang ditelan gurun atau kota yang dikosongkan karena dilanda bencana. Kota hantu yang misterius jelas menyebabkan bulu kuduk berdiri. Tapi misteri ini yang justru kerap menarik turis.
Foto: picture-alliance/Imaginechina
Sendirian Bersama Anjing di Kota Hantu Italia
Kota kecil Cavallerizzo Italia Selatan rusak berat akibat tanah longsor (2005), setelah dilanda hujan deras selama beberapa hari. 30 bangunan hancur dan sekitar 310 penduduk dievakuasi ke desa sekitar. Tapi Liliana Bianco, seorang perempuan tua, memutuskan untuk tetap tinggal di sana. Bersama anjing-anjingnya ia jadi penduduk satu-satunya Cavallerizzo.
Foto: picture alliance/dpa/A.Di Vincenzo
Lokasi Film Misterius
Craco, adalah kota kecil di Basilicata, yang berjarak hanya 150 km dari Cavallerizzo. Basilicata sudah jadi kota hantu sejak 1963. Tanah longsor, banjir dan gempa bumi jadi penyebab kota makmur di atas bukit ini ditinggalkan penduduknya. Sejak itu, Craco jadi lokasi pembuatan film-film terkenal seperti The Passion of the Christ (sutradara: Mel Gibson) dan James Bond, "A Quantum of Solace."
Foto: picture alliance /dpa/A.Gattino
Ditinggalkan Karena Tercemar Radioaktif
Kota Pripyat hanya berjarak beberapa kilometer dari PLTN Chernobyl. Kota itu didirikan 1970 sebagai tempat tinggal pekerja dan keluarganya. Reaktor atom no 4 di Chernobyl meledak 26 April 1986. Pemerintah mengevakuasi 120.000 orang dari kawasan itu, termasuk 43.000 dari Pripyat. Foto: taman kanak-kanak Pripyat
Foto: picture alliance/dpa/A.Stepanov
Menunggu Investor dan Wisatawan
Bjelolasica di Kroasia menunggu investor untuk menghidupkan kembali tempat wisata skinya. 10 tahun lalu, banyak orang ingin membangun tempat tinggal di dekat lereng gunung yang bersalju. Sekarang, sejumlah bangunan yang sudah dibuat itu terbengkalai dan menunggu pembeli. Sejak investor menarik diri, seluruh desa jadi sunyi, dan warga sekitar kehilangan pekerjaan.
Foto: picture alliance/dpa/P.Glebov
Diselubungi Tumbuhan Merambat
Di kota Houtouwan, pulau Shengshan, Cina, tumbuhan merambat menyelubungi tembok-tembok bangunan serta menyusup masuk lewat jendela dan pintu. Juga menutupi jalan-jalan kecil yang rusak. Alam sudah kembali menguasai Houtouwan .
Foto: picture alliance/dpa/H.Jiaoshi
Terkubur Pasir
Kolmanskop di gurun pasir Namib, Namibia dulunya tempat tinggal ratusan keluarga Jerman, yang datang di awal tahun 1900-an untuk mengadu nasib sebagai penambang berlian. Kolmanskop segera menyerupai kota-kota Jerman, bahkan jadi kota pertama yang punya sistem transportasi trem di Afrika. Tapi tambang berlian ditutup 1954 setelah hasilnya berkurang.drastis.
Foto: picture alliance/dpa/R.Harding
Penghuni Lari Akibat Kebisingan
Nicolas duduk di bagian depan toko buku miliknya, di Goussainville, tak jauh dari Paris. Goussainville adalah kota hantu yang ditinggal pergi penghuninya sekitar 40 tahun lalu. Mereka tidak bersedia tinggal di jalur bising lalu lintas pesawat terbang ke pelabuhan udara Roissy yang tak jauh dari kota itu. Beberapa penduduk yang "keras kepala" masih tinggal di sana, dikelilingi rumah-rumah kosong.
Foto: Getty Images/AFP/J. Saget
Kembali Menghuni Kota Hantu
Orbita terletak 240 km dari Kiev, Ukraina. Kota yang dikelilingi hutan cemara di bagian tengah negara itu sempat hilang dari peta, karena ditinggalkan warganya tahun 1980-an. Tapi kini kota mulai dihuni kembali, oleh keluarga yang melarikan diri dari Ukraina Timur akibat konflik yang berkecamuk dengan separatis pro Rusia. Penulis: Nadine Berghausen (ml/as)