1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialTimur Tengah

Kalangan Muslim Puji Ensiklik Paus Fransiskus

7 Oktober 2020

Kalangan muslim memuji ensiklik terbaru Paus Fransiskus dengan menyebutkan: "Paus mengembalikan kesadaran orang-orang“.

Penandatanganan ensiklik "fFratelli Tutti"
Paus tandatangani ensiklik "fFratelli Tutti" Foto: Vatican Media/Reuters

Imam Agung Al-Azhar, Mesir, Ahmad al-Tayyeb memuji ensiklik kepausan terbaru Paus Fransiskus, yang disebutnya sebagai seruan untuk membangunkan hati nurani manusia. 

Pesan yang disampaikan saudaraku, Paus Fransiskus, lewat “Fratelli tutti“, adalah perpanjangan dari Dokumen Persaudaraan Manusia, dan mengungkapkan realitas global, di mana mereka yang rentan dan terpinggirkan membayar harga mahal atas posisi dan keputusan yang tidak stabil," tulis Imam Agung dari Universitas Al-Azhar, Kairo itu di akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip VaticanNews.

Ensiklik Paus Fransiskus ketiga yang berjudul "Fratelli Tutti" (Semua Bersaudara) menyerukan solidaritas kemanusiaan yang lebih besar untuk mengatasi berbagai masalah global. Ensiklik kepausan adalah salah satu jenis komunikasi paling penting dalam Gereja Katolik, yang dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi gereja dan berfungsi sebagai acuan gereja dalam mengambil sikap atas isu-isu penting.

Dengan ensiklik tentang persaudaraan dan persahabatan sosial di dunia itu, Paus Fransiskus berbicara kepada semua "orang yang berkehendak baik dan hati nurani yang hidup", tambah al-Tayyeb, di mana Paus mengembalikan hati nurani umat manusia.

Kelanjutan dokumen Abu Dhabi

Pesan dari "saudaraku Paus Fransiskus," kata ulama berpengaruh itu, “merupakan perpanjangan dari Dokumen Tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama", yang ditandatangani oleh kedua pemimpin agama tersebut di Abu Dhabi pada bulan Februari 2019, demikian dikutip dari kantor berita KNA.

Dokumen yang disepakati di Abu Dhabi tersebut mengajak “setiap orang yang memiliki iman kepada Tuhan dan iman dalam persaudaraan manusia untuk bersatu dan bekerja bersama, sehingga dapat membantu sebagai panduan bagi generasi mendatang untuk memajukan budaya saling menghormatidalam kesadaran akan rahmat ilahi yang luhur yang menjadikan seluruh umat manusia.”

Dalam ensikliknya, Paus membuat beberapa referensi tentang dokumen ini, yang dianggap sebagai tonggak antaragama dalam dialog antara umat Kristen dan Islam.

Sekretaris Jenderal Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Makalah Dialog Abu Dhabi, Hakim Mohamed Mahmoud Abdel Salam, menghadiri presentasi resmi ensiklik pada hari Minggu (04/10) pagi di Vatikan. Menurut portal Berita Vatikan, Hakim Mohamed Mahmoud Abdel Salam menyatakan dirinya, "sepenuhnya setuju dengan Paus. Saya membagikan setiap kata yang dia tulis dalam ensiklik tentang subjek persaudaraan."

Menekankan martabat setiap umat manusia

Teolog Islam, Nayla Tabbara memuji Paus karena mengembangkan "etika politik solidaritas di tingkat internasional baru" dalam ensiklik itu.

Paus Fransiskus mewakili "gagasan kuat" bahwa komunitas internasional lebih dari sekadar sejumlah negara, tetapi komunitas nyata satu sama lain, ujar ilmuwan Lebanon itu di majalah online Prancis "La Vie". Paus menekankan martabat setiap manusia yang juga berlaku khususnya pada martabat para pengungsi. Selain itu, Paus dalam ensikliknya memperkuat hak perempuan atas persamaan hak di dunia.

Kepala Pusat Pertemuan dan Dokumentasi Kristen-Islam (CIBEDO) di Frankfurt, Timo Güzelmansur, melihat ensiklik "Fratelli Tutti" sebagai "simbol besar untuk dialog antaragama". Bahwa Paus Fransiskus menyebutkan dokumen antaragama Abu Dhabi beberapa kali dalam surat pengajaran kepausan, hal ini merupakan dorongan kuat untuk membangun dialog percakapan antara umat kristiani dan muslim, kata Güzelmansur kepada kantor berita KNA.

Dengan melakukan hal tersebut, dia mengirimkan sinyal bahwa tatanan perdamaian yang adil di tingkat internasional membutuhkan rasa saling menghormati antaragama, demikian pernyataan pimpinan Konferensi Waligereja Jerman untuk Dialog Kristen-Islam itu.

Dalam ensiklik terbarunya, Paus Fransiskus juga mengkritik kapitalisme yang menurutnya sering dipandang sebagai satu-satunya solusi untuk masalah sosial, "Kerapuhan sistem dunia dalam menghadapi pandemi telah menunjukkan bahwa tidak semuanya dapat diselesaikan dengan kebebasan pasar," tulisnya.

ap/vlz (kna/vaticannews)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait