Kaleidoskop Eropa 2014
30 Desember 2014Di bidang politik Eropa menghadapi guncangan besar yang bisa disebut bencana politik. Dalam pemilu Eropa bulan Mei terlihat jelas ketidakpuasan warga. Kelompok populis kanan dan partai skeptis terhadap Eropa menang di Perancis, Inggris dan Denmark serta meraih suara signifikan di berbagai negara lainnya.
Dalam kebijakan imigrasi, Eropa juga mengalami masa kelam. Ratusan ribu pengubngsi dari kawasan konflik di Timur Tengah menyerbu Eropa lewat jalur laut Tengah, ribuan tewas dan yang lainnya ditampung di kamp yang kondisinya menyedihkan. Tapi juga di sejumlah negara Eropa muncul reaksi penolakan terhadap politik imigrasi dan suaka, terhadap warga asing pada umumnya dan lebih khusus lagi terhadap islamisme. Di Jerman gerakan yang menamakan dirinya patriotik Eropa menentang Islamisasi Jerman dan Eropa-Pegida meraih banyak pengikut dan dukungan.
Inggris terlihat paling tidak puas dengan Uni Eropa. Dalam pemilu bulan September partai Anti Eropa-UKIP terus mengejar partai konservatif dari PM David Cameron. Sementara dalam referendum di Skotlandia usulan menyempal dari Uni Eropa dikalahkan dengan suara tipis 45 persen lawan 55 persen.
Dalam bidang ekonomi krisis masih terus menghantui Eropa, khusunya di zona mata uang Euro. Yunani tetap tak mampu keluar dari krisis utang. Portugal, Spanyol, Irlandia dan bahkan Perancis mengundang kecemasan akibat terus merosotnya kinerja ekonomi dan moneter di tahun 2014. Bahkan Perancis yang harusnya menjadi lokomotif ekonomi Eropa terjerumus dalam krisis pengangguran yang mencapai jumlah rekor tertinggi.
Konflik militer dan ancaman bagi keamanan Eropa pecah di Ukraina, bersamaan dengan invasi dan aneksasi Rusia terhadap kawasan Krimea di timur Ukraina. Konflik berkepanjangan melumpuhkan ekonomi Rusia dan menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa di kedua pihak yang bertikai di Ukraina. Upaya peradaan ketegangan, hingga tahun 2014 berakhir tidak menunjukkan hasil signifikan.
Berbagai krisis, konflik dan tantangan paling tidak dijadikan bahan pelajaran dan renungan seluruh 28 negara anggota Uni Eropa. Uni Eropa disebutkan makin solid, tapi tetap menghadapi situasi yang sulit pada tahun 2015.