1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Konflik

Kalla: Berani Boikot Google Demi Yerusalem?

19 Desember 2017

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai seruan aksi boikot terhadap produk Amerika Serikat menyusul pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel sulit dilakukan. Pasalnya banyak sektor ekonomi yang bergantung pada produk AS

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla
Wakil Presiden Muhammad Jusuf KallaFoto: Getty Images/AFP/T. A. Clary

Seruan tersebut disampaikan Ketua MUI KH. Maruf Amin di sela-sela aksi demonstrasi di depan kedutaan besar AS di Jakarta, akhir pekan silam. "Hari ini kita akan membuat pernyataan sikap. Jika Trump tidak mau juga mencabut pernyataannya maka perang, usir dan boikot. Boikot Amerika!"

Namun menurut Kalla, langkah Presiden AS Donald Trump tersebut harus ditanggapi dengan kepala dingin. "Jangan terlalu emosional. Paling gampang, berani enggak untuk memboikot iPhone. Jangan pakai Google, bisa enggak hidup tanpa itu," tuturnya kepada media di Istana Negara, Selasa (19/12).

"WhatsApp. Enggak bisa hidup tanpa itu sekarang. Keluar rumah sekarang langsung mengantongi itu," ujar Kalla.

Bahkan jika Indonesia memboikot film layar lebar Hollywood, produk-produk AS lainnya seperti perlengkapan pengeboran minyak masih sangat dibutuhkan di Indonesia. "Produk Amerika di Indonesia itu tinggal produk berteknologi tinggi," imbuhnya.

Selain produk makanan dan minuman cepat saji, Indonesia saban tahun banyak mengimpor kedelai dan kapas dari Amerika.

Seruan memboikot produk AS juga disuarakan di sejumlah negara muslim lainnya dalam aksi demonstrasi menentang keputusan AS terkait status Yerusalem yang digelar akhir pekan silam. Pemerintah Indonesia sendiri sejauh ini berusaha menggalang dukungan di OKI dan Uni Eropa untuk mendesak AS agar mencabut keputusannya tersebut.

rzn/yf (rtr,ap)