1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kamboja Mengancam, Thailand Siap Berperang

15 Oktober 2008

Situasi di perbatasan Thailand dan Kamboja mulai meruncing. Kamboja mengancam perang dengan Thailand, jika Thailand tidak juga menarik pasukannya dari wilayah sekitar Candi Preah Vihera.

Candi Preah Vihaer yang diduduki militer ThailandFoto: picture-alliance/dpa

Terjadi kesimpangsiuran informasi dalam sengketa di perbatasan Thailand dengan Kamboja. Seorang jendral Kamboja mengungkapkan bahwa pasukan Thailand telah mundur dari wilayah sengketa.

Sebelumnya diberitakan, telah terjadi pertempuran kecil antara kedua negara di wilayah perbatasan. Pasukan Kamboja merangsek maju ke wilayah yang sempat diduduki oleh tentara Thailand. Dua tentara Kamboja tewas, dan sepuluh lainnya luka-luka. Sementara di pihak Thailand, sepuluh tentara berada dalam tawanan Kamboja.

Namun pernyataan itu disangkal oleh juru bicara militer Thailand. Kekuatan pasukan Thailand tidak akan ditarik mundur, ungkapnya. Tentara Thailand mengaku siap untuk berperang. Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh pemerintah di Bangkok.

Siap Berperang

Sebelumnya menteri luar negeri Thailand Sompong Amornvivat menekankan bahwa tentara Thailand tidak akan mundur dari kawasan itu. „Mengapa harus kami yang melakukannya? Kami berada di tanah kami sendiri. Haruskah saya mengkhianati negara saya sendiri? Saya tidak akan melakukannya. Kami akan berunding untuk menghindari konfrontasi, namun kami tetap tidak akan menarik mundur tentara kami,“ tukas Amornvivat.

Menteri luar negeri Thailand itu memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Kamboja. Mereka harus berpikir masak sebelum melakukan perjalanan itu. Di perbatasan orang-orang kelihatannya sudah bersiap menghadapi konflik. Seorang petani Thailand berujar:

“Pagi tadi mereka sudah mengatakan pada kami agar kami tidak usah ke perbatasan. Alasannya soal keamanan. Kami juga sudah menyiapkan bunker atau ruang bawah tanah, untuk jaga-jaga bila terjadi perang.”

Belum akan Mereda

Pada hari Selasa kemarin kedua menteri luar negeri Thailand dan Kamboja mengadakan pertemuan, untuk membicarakan sengketa di perbatasan kedua negara. Kedua pihak mengklaim kawasan hutan seluas 5 kilometer persegi kawasan hutan belantara, dimana Candi Preah Vihaer yang berasal dari abad ke-11 berdiri.

Setelah pertemuan itu menteri luar negeri Kamboja Hor Namhong berujar:„Saya sudah mengatakan kepada menlu Thailand, bahwa ia harus memerintahkan pasukannya untuk tidak mamsuki kawasan itu. Bila masih saja dilakukan, maka akan terjadi perang.“

Perdana Menteri Kamboja bahkan mengeluarkan ultimatum, bahwa pasukan negara tetangganya hingga Rabu ini harus sudah ditarik.

Konflik antara Kamboja dan Thailand menyangkut perbatasannya sudah berlangsung bertahun-tahun. Mahkamah internasional pada tahun 1962 diakui masuk ke wilayah kamboja.

Tahun ini UNESCO memasukkan candi itu dalam daftar warisan budaya dunia. Dari situlah mulai pecah lagi konflik diantara Kamboja dan Thailand. Pada abad ke 11 seorang Raja Khmer membangun candi Hindu tersebut. Kebanyakan warga Thailand dan Kamboja beragama Budha. (ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait