1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak Bola

Menengok Kamp Latihan Timnas Jerman

4 Juni 2018

Kamp latihan timnas Jerman untuk Piala Dunia 2018 begitu mengesankan dengan renovasi yang menelan jutaan Euro. Apakah langkah yang dilakukan untuk mengakomodasi sang juara dunia terlalu berlebihan?

Eppan DFB WM Trainingslager Südtirol
Foto: picture-alliance/dpa/C. Charisius

Tersembunyi di suatu tempat di belakang kebun-kebun anggur yang berjejer dan lembah-lembah daerah Tirol Selatan yang mengesankan, skuad Jerman sedang mempersiapkan diri untuk Piala Dunia 2018. Namun, di balik kemewahan kamp pelatihan timnas Jerman itu, ada kebenaran yang tidak menyenangkan.

Jerman berlatih di Sportzone Rungg di Eppan, rumah bagi klub Serie C Italia FC Südtirol (yang musimnya masih berlangsung). Fasilitasnya luar biasa dan tentu saja memenuhi standar tinggi tim internasional seperti Jerman. Kamp pelatihan ini sudah direnovasi lebih lanjut dari kali terakhir tim berlatih di sana pada tahun 2010. Ada dua lapangan rumput, tiga lapangan sintetis, gym dan pusat rehabilitasi.

Namun, sebenarnya fasilitas ini jauh melampaui persyaratan klub divisi tiga. Seperti yang diberitakan oleh surat kabar lokal Südtiroler Tageszeitung, biaya renovasi menelan 8,34 juta euro (sekitar 125 miliar rupiah) - hampir satu juta euro lebih banyak dari angka yang diperkirakan. Meskipun daerah itu juga menjadi rumah bagi tiga klub sepakbola lainnya yang berlaga di Eppan, tampaknya sulit untuk mengabaikan fakta bahwa perbaikan itu dilakukan hanya untuk mengakomodasi timnas Jerman.

Hotel bintang lima Weinegg adalah tempat yang populer di Eppan terlepas dari kehadiran para pesepakbola Jerman, jadi perbaikan yang dibuat untuk kedatangan mereka mungkin memang masuk akal. Namun, agar renovasi selesai tepat waktu sebelum kedatangan tim Jerman, pekerja bangunan harus bekerja siang malam. Sebagaimana dilaporkan harian München tz, untuk menyelesaikan seluruh 39 kamar suite baru dalam enam bulan, walikota di kota itu, Wilfried Trettl, mencabut larangan kerja malam. Hanya antara pukul 1:30 dan 4:30 pagi semua tenang, fakta yang tidak terlalu menyenangkan bagi mereka yang tinggal di daerah tersebut.

Hal yang tak menyenangkan juga terjadi pada penggemar Jerman, yang masih tidak tahu kapan mereka bisa menyaksikan tim kesayangan mereka berlatih. Selain sesi latihan ringan di depan tamu undangan - teman dari mitra dan sponsor - timnas Jerman menutup diri. Setibanya di kamp, bus tim berjalan terus, hotel telah dipagari dan penggemar pun bertanya ke awak media apakah mereka tahu ada sesi pelatihan terbuka. Tentu saja, persiapan untuk Piala Dunia menjadi prioritas dan pemain tidak bisa terus-menerus memberikan tanda tangan, tetapi mengurangi jarak dan sedikit lebih dekat ke penggemar yang telah melakukan perjalanan ke Italia tentu tidak ada salahnya.

Manajer tim Oliver Bierhoff menanggapi masalah tersebut pada hari ke 3 di kamp pelatihan. Mantan striker Jerman itu menjanjikan kemungkinan untuk mengadakan sesi pelatihan terbuka - sebagaimana lazim dilakukan tim-tim klub Jerman.

"Kami akan membuat keputusan tergantung pada situasinya," kata Bierhoff. Ia menambahkan bahwa pengaturan keamanan selalu menjadi pertimbangan. Hal ini memunculkan perasaan bahwa para penggemar mungkin akan tetap harus berharap untuk waktu yang lebih lama.

Tirol Selatan dan Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) telah menyepakati rencana marketing, sesuatu yang mungkin masuk akal dalam dunia sepakbola modern. Tawar-menawarnya berjalan seperti ini: Daerah itu menghabiskan uang untuk memastikan timnas Jerman tidak kekurangan apapun - menurut data yang dikumpulkan oleh lembaga penyiaran swasta Jerman Sport 1, kamp pelatihan membebani pemerintah kotamadya Eppan 550 ribu euro dan pemerintah wilayah Tirol Selatan 600 ribu euro. Sebagai imbalannya, 224 anggota media terakreditasi memberikan laporan non-stop tentang timnas - di Eppan, Tirol Selatan.

Namun tampaknya agak aneh ketika provinsi otonom di Italia utara ini menggunakan pendapatan pajak untuk mengakomodasi tim sepak bola yang berkunjung ketika di bagian selatan negara itu, pengangguran dan utang merajalela.

Tagar Piala Dunia Jerman adalah "#zsmmn," versi ramah sosial media dari kata bahasa Jerman "zusammen", yang artinya adalah "bersama." Meskipun tidak dapat disangkal bahwa timnas Jerman selalu bersama, namun setidaknya untuk saat ini, seluruh dunia tampaknya tidak bersama mereka.

(na/vlz)