Kamp Pengungsi Lampedusa Bahan Sengketa
27 Januari 2009Pemogokan umum akan melumpuhkan lagi kehidupan umum di Lampedusa. Pemogokan itu merupakan protes penduduk pulau itu terhadap pembuatan kamp deportasi bagi para pengungsi perahu seperti ditetapkan Kementrian Dalam Negeri Italia hari Jumat (23/01) lalu. Mereka tidak rela pulau itu dijadikan pulau tahanan.
Hari Selasa (27/01) ini Menteri Dalam Negeri Italia, Roberto Maroni berkunjung ke Tunisia, guna membicarakan soal pemulangan pengungsi perahu. Maroni menginginkan kesepakatan mengikat dengan Tunisia, karena sebagian besar pengungsi di Lampedusa berasal dari negara itu. Bila hasil pembicaraan sudah diketahui, dikuatirkan akan timbul kerusuhan. Masalahnya Italia merencanakan pemulangan besar-besaran dengan menggunakan kapal. Sekarang sudah ada 20 perempuan melakukan mogok makan tanpa batas waktu.
Valerio Neri, ketua 'Save the Children', yaitu satu-satunya organisasi bantuan yang ada di Lampedusa mengritik, bahwa pengungsi remaja termasuk anak perempuan juga ditempatkan di kamp penampungan yang padat dengan laki-laki. Dan tentang kamp deportasi dikatakannya: "Saya tidak yakin itu akan membantu. Kalau identifikasi terhadap para tahanan dilakukan tergesa-gesa, ada kemungkinan terjadi kekeliruan. Kalau kaum muda antara usia 17 dan 21 tahun hendak dideportasi, tapi tidak pasti kemana, itu mengabaikan hukum."
Kementrian Dalam Negeri Italia secara resmi juga membantah, adanya pelarian massal dari kamp penampungan pengungsi. Akhir pekan lalu beberapa ratus pengungsi dilaporkan melarikan diri dari kamp tsb. Dalam pernyataan itu disebutkan, para pengungsi tidak diwajibkan untuk tetap berada dalam kamp, sehingga tidak dapat dikatakan bahwa mereka melarikan diri. Yang jelas, sejak dulu gerbang kamp itu ditutup dan dijaga ketat, sehingga selama ini masalah terkait para pengungsi itu kurang nampak. Seorang wartawan pemancar televisi Italia RAI Senin malam melaporkan: "Pulau itu dijaga ketat. Jalanan di depan kedua kamp pengungsi diblokir, sehingga mustahil untuk mendekat."
Tidak jelas mengapa Kementrian Dalam Negeri Italia mengeluarkan keterangan yang mengecohkan. Mungkin karena akhir pekan lalu PM Silvio Berlusconi mengatakan, bahwa para pengungsi hanya pergi ke pusat kota untuk minum bir. Rohaniwan di pulau itu, Pater Stefano Nastasi mengundang PM Berlusconi ke Lampedusa untuk minum bersama, dan membicarakan soal pengungsi. Pater Nastasi mengemukakan: "Kami ini bukan hanya orang pulau, kami terutama terkucil, terputus hubungan dengan Italia dan dunia selebihnya. Kondisi disini seperti sedang dikepung."
Pulau Lampedusa sudah penuh militer, kata Pater Nastasi selanjutnya. Pihak oposisi Italia memahami kondisi yang dihadapi. Wakil ketua Partai Demokrat, Dario Franceschini mengatakan: "Secara teknis sangtlah mustahil, bahwa sebuah pulau kecil harus menanggung sendirian semua masalah imigran di Italia dan Eropa."
Di kedua kamp pengungsi di Pulau Lampedusa sekarang ini terdapat sekitar 1.300 pengungsi, padahal kapasitasnya hanya 900. Sekitar 100 orang yang untuk sementara diakui sebagai pemohon suaka, Senin malam telah diterbangkan ke Bari. (dgl)