Kanada Siapkan RUU Baru Pembekuan Penjualan Senjata
31 Mei 2022
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau akan memperketat kontrol senjata setelah terjadi penembakan massal di Amerika Serikat, menyulut kembali perdebatan yang lebih luas tentang perlunya tindakan lebih ketat.
Iklan
Pemerintah Kanada memperkenalkan undang-undang pada hari Senin (30/05) untuk menerapkan "pembekuan nasional" pada penjualan dan pembelian senjata sebagai bagian dari rangkaian kontrol yang juga akan membatasi kapasitas magasin dan melarang beberapa mainan yang memiliki bentuk serupa seperti senjata.
Undang-undang baru, yang menghidupkan kembali beberapa tindakan yang ditangguhkan pada tahun lalu di tengah pemilihan umum, muncul hanya seminggu setelah seorang pria bersenjata membunuh 19 anak dan dua guru di Uvalde, Texas, Amerika Serikat.
Justin Trudeau mengatakan kepada wartawan bahwa langkah-langkah baru diperlukan karena kekerasan senjata meningkat.
"Kita hanya perlu melihat ke selatan perbatasan untuk mengetahui bahwa jika kita tidak mengambil tindakan tegas dan cepat, itu akan semakin buruk dan semakin sulit untuk dilawan,” katanya.
Pembekuan tersebut akan berisi pengecualian, termasuk untuk penembak olahraga elit, atlet Olimpiade, dan penjaga keamanan. Warga Kanada yang sudah memiliki pistol akan diizinkan untuk menyimpannya.
Kanada memiliki undang-undang senjata yang lebih ketat daripada Amerika Serikat, kasus pembunuhan akibat penggunaan senjata juga kurang dari seperlima dibanding negara tetangganya.
Rekam Kasus Penembakan Massal di AS
Aksi penembakan di Sekolah Dasar di Texas yang menewaskan 19 anak sekolah dan dua guru menjadi catatan buruk terakhir dalam rangkaian peristiwa penembakan massal di AS.
Foto: Reuters
Uvalde, Texas 2022
Seorang remaja pria berusia 18 tahun menembak mati sedikitnya 19 anak sekolah dan dua guru setelah menyerbu sebuah sekolah dasar di Texas pada 24 Mei 2022. Inilah serangan terbaru dari rangkaian pembunuhan massal di Amerika Serikat dan merupakan aksi penembakan sekolah terburuk di negara itu dalam hampir satu dekade.
Foto: Marco Bello/REUTERS
Buffalo, New York 2022
10 orang tewas ketika seorang pelaku menembakkan senjata di sebuah supermarket di New York pada 15 Mei 2022. Tiga orang lainnya luka-luka.
Foto: Scott Olson/Getty Images
Oxford Township, Michigan 2021
Seorang remaja pria berusia 15 tahun melakukan penembakan di sebuah sekolah di negara bagian Michigan pada 30 November 2021 dan menewaskan tiga pelajar.
Foto: Todd McInturf/AP Photo/picture alliance
Las Vegas, Nevada 2017
Penembakan yang terjadi pada 1 Oktober 2017 saat konser musik berlangsung di Las Vegas dilaporkan menyebabkan sedikitnya 58 orang meregang nyawa dan lebih dari 400 lainnya terluka.
Foto: Getty Images/D. Becker
Orlando, Florida 2016
Akhir pekan pada pertengahan bulan Juni 2016 menjadi saat paling mencekam bagi para pengunjung kelab malam gay Pulse Orlando, saat Omar Mateen mengarahkan senjata AR-15. Pria yang mengaku kepada 911 sebagai simpatisan ISIS tersebut membunuh 50 orang dan menyebabkan 53 lainnya terluka. Omar Mateen tewas saat baku tembak dengan polisi terjadi.
Foto: Reuters/C. Allegri
San Bernardino, California 2015
Insiden penembakan pada awal Desember 2015 itu terjadi di Inland Regional Center. Saat kejadian ada lebih dari ratusan orang di dalam gedung. Sebanyak 14 orang tewas dan 18 lainnya terluka di tangan pasangan suami istri berlatar belakang Pakistan, Syed Rizwan Farook dan Tashfeen Malik.
Foto: Getty Images/D. McNew
Sandy Hook, Connecticut 2012
Sebanyak 27 orang tewas dalam insiden penembakan di SD Sandy Hook di Newtown, Connecticut, 20 diantaranya anak-anak. Tersangka bernama Adam Lanza (20 tahun) terlebih dulu membunuh ibunya, guru TK di Sandy Hook.
Foto: Reuters
Aurora, Colorado 2012
Seorang pria melepaskan tembakan saat pemutaran perdana tengah malam film The Dark Knight Rises di sebuah bioskop di Colorado. Insiden ini menewaskan 12 orang dan melukai 58 lainnya. Pelaku diketahui bernama James Holmes, pemuda putus kuliah yang berusia 24 tahun. Kasus ini memicu perdebatan kontroversial mengenai kepemilikan senjata api di Amerika.
Foto: picture-alliance/dpa
Binghamton, New York 2009
Seorang pria bersenjata menyandera sedikitnya 40 orang di pusat imigrasi di Binghamton, New York, sebelum akhirnya membunuh 13 orang sanderaannya. Pelaku bernama Jiverly Voong (41 tahun) menembak dirinya ketika dikepung aparat keamanan.
Foto: AP
Virginia Tech, Virginia 2007
Mahasiswa asal Korea Selatan, Cho Seung-Hui, adalah pelaku penembakan di ruang kuliah Insitut Politeknik dan Universitas Negeri Virginia. Sebelum melakukan penembakan di ruang kelas, pelaku menembak dua mahasiswa di asrama kampus. Sebanyak 32 orang termasuk pelaku dan seorang mahasiwa asal Indonesia, Partahi Lumbantoruan menjadi korban tewas. (ts/vlz/hp/ha)
Foto: AP
10 foto1 | 10
Presiden Biden desak tindakan 'rasional' pada senjata
Sehari setelah menjanjikan penduduk Uvalde, Texas, upaya untuk mengatasi kekerasan senjata, Presiden AS Joe Biden pada hari Senin (30/05) berusaha untuk mengajak Partai Republik agar secara "rasional" mengekang penggunaan senjata dan mengambil tindakan federal lainnya untuk mencegah penembakan massal.
Iklan
"Segalanya menjadi sangat buruk sehingga semua orang menjadi lebih rasional tentang hal itu," kata Biden, setelah kembali dari perjalanan akhir pekan untuk mengenang 19 anak dan dua guru yang tewas.
Amerika Serikat telah menyaksikan ratusan kematian dari belasan kasus penembakan massal dalam beberapa tahun terakhir. Perdebatan serupa di Washington tentang bagaimana mengurangi insiden tersebut belum menghasilkan tindakan, bahkan ketika jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Amerika mendukung setidaknya peraturan kepemilikan senjata yang moderat.
Gubernur Texas Greg Abbott, seorang Republikan, telah berulang kali mengatakan peraturan senjata bukanlah solusi dan malah menunjuk pada masalah kesehatan mental.
Penduduk kota yang terguncang karena insiden itu mendesak Biden untuk "melakukan sesuatu".