Tikus tua tiba-tiba memiliki otak 'muda' setelah menerima dosis rendah senyawa THC yang ditemukan dalam ganja. Penemuan ini berpotensi untuk membantu pasien dengan penyakit seperti misalnya Alzheimer.
Iklan
DW berbicara dengan penelitinya Andreas Zimmer dari Universitas Bonn.
DW: Bisa Anda jelaskan eksperimennya secara singkat?
Andreas Zimmer: Kami memberikan tikus tua dengan dosis rendah dari bahan aktif dalamganja (THC - Red). Proses belajar dan fungsi memori meningkat secara dramatis pada hewan-hewan ini, dan performa mereka seperti tikus yang berumur jauh lebih muda.
Bagaimana reaksi Anda ketika pertama kalinya melihat bahwa tikus tua kemudian memiliki otak yang lebih muda?
Sama sekali tidak bisa mempercayainya.
Bagaimana percobaannya dilakukan?
Kami menanamkan apa yang disebut pompa mini osmotik — pompa kecil yang kami taruh di bawah kulit tikus-tikus ini — dan pompa terus-menerus mengeluarkan obat yang ingin kami teliti. Setelah empat minggu, kami menghentikan pemberian obat, menunggu selama seminggu, dan kemudian setelah itu, ada beberapa tes tentang proses pembelajaran dan ingatan.
Bagaimana cara menguji ingatan tikus?
Tes yang sangat sederhana, misalnya, tikus perlu belajar bagaimana menemukan platform tersembunyi. Dan biasanya tikus bisa mempelajari ini biasanya dalam beberapa hari.
Jadi setelah tikus tua menerima THC, Anda mengujinya lagi…
Apa yang kami amati cukup mengejutkan. Mereka ingat di mana platform berada sama baiknya seperti hewan yang masih muda — dan juga, memori kerja mereka benar-benar tidak dapat dibedakan. Kemudian kami menguji hewan dalam berbagai paradigma yang juga menguji fungsi ingatan. Pada dasarnya kami tidak dapat membedakan antara tikus tua dan tikus muda. Tikus tua kami umurnya antara 12 dan 18 bulan, yang sudah sangat tua untuk tikus.
Tujuh Fakta Penting Tentang Konsumsi Ganja di Jerman
Konsumsi ganja di Jerman tidak dilarang. Yang dilarang adalah pembudidayaan, perdagangan dan penyebarannya. Tapi debat tentang legalisasi ganja (cannabis) secara umum sudah berlangsung lama.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Pedersen
Konsumsi ganja tidak dilarang, tapi pembudidayaan dan perdagangannya dilarang.
Menurut UU tahun 2017, Dinas Pengawasan Obat dan Produk media BfArM (Bundesinstitut für Arzneimittel und Medizinprodukte) bertugas membangun "jaringan agen" yang akan mengatur dan melaksanakan pembudidayaan dan pengolahan ganja menjadi bahan medis. Selama jaringan itu belum ada, kebutuhan ganja harus didatangkan dan dibeli dari luar negeri.
Foto: Getty images/AFP/J. Juinen
Siapa yang boleh membeli atau mendapat ganja?
Sejak UU baru dari tahun 2017, ganja boleh diberikan kepada penderita sakit kronis untuk kepentingan medis. Namun UU itu tidak merinci, penyakit apa saja yang dimaksud. Hanya disebutkan bahwa seorang dokter dapat memberikan resep untuk terapi dengan ganja. Sebelumnya, ganja juga diijinkan untuk kepentingan pengobatan, tetapi hanya untuk kalangan yang sangat kecil, sekitar 1000 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Tuntutan legalisasi
Namun sejak lama sudah ada tuntutan agar ganja dijual secara legal untuk umum, seperti misalnya di Belanda. Demonstrasi itu paling sering digelar di ibukota Jerman, Berlin. Kalangan yang menuntut legalisasi antara lain berargumen, pelarangan perdagangan ganja hanya menimbulkan dampak negatif, seperti perdagangan gelap ganja dan prostitusi ilegal.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Banyak dokter masih ragu
Hingga kini, penggunaan ganja sebagai terapi untuk penderita rasa sakit kronis masih sangat terbatas. Banyak pengelola asuransi kesehatan yang juga masih menolak membayar terapi dengan cannabis. Karena pasokannya sering tidak menutupi kebutuhan, banyak pasien ganja yang terpaksa membeli obatnya secara ilegal.
Foto: DW/S. Müller-Plotnikow
Kapan ganja dilegalisasi secara umum?
Hingga kini, belum ada prakarsa untuk melegalisasi pembudidayaan dan perdagangan ganja di tingkat federal. Negara Bagian Nordrhein-Westfalen pernah punya rencana mengizinkan penjualan ganja untuk kebutuhan rekreasi. Tapi sampai sekarang, hal itu belum terwujud. Bibit tanaman ganja (foto) hanya boleh dibeli dengan ijin khusus.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Bein
Kepemilikan ganja diijinkan secara terbatas
Setiap 16 negara bagian di Jerman punya aturan berbeda. Ganja boleh dimiliki untuk kepentingan rekreasi, tetapi berapa banyak ganja yang boleh dimiliki seseorang? Di Berlin, memiliki 15 gram ganja dianggap masih wajar. Di negara-negara bagian lain, kepemilikan "untuk kepentingan sendiri" dibatas hanya 3 sampai 5 gram.
Foto: Getty images/AFP/J. Juinen
Berapa luas konsumsi ganja di Jerman?
Menurut data statistik Eropa, Eurostat (2015), sekitar 18 persen lelaki dan 10 persen perempuan Jerman pada usia 15 sampai 24 tahun mengkonsumsi ganja secara berkala. Sedangkan data World Drug Report dari tahun 2011 menyebutkan 4,8 persen penduduk Jerman antara usia 18 sampai 64 tahun mengaku mengkonsumsi ganja setidaknya satu kali dalam tahun terakhir.
Apakah ini berarti saya tinggal menghisap ganja dan ingatan saya bisa membaik?
Tidak. Anda masih terlalu muda. Ganja adalah obat yang memiliki efek berlawanan pada hewan muda dibandingkan dengan hewan tua. Ganja justru memperburuk ingatan pada tikus muda dan tentu juga memperburuk ingatan pada manusia muda. Jadi jangan sampai merokok ganja.
Apakah Anda sudah menduga sebelumnya akan mungkin menemukan hasil penelitian seperti ini?
Kami sebelumnya telah mengamati bahwa sistem endocannabinoid (sinergi antara otak dan tubuh -Red) menurun seiring dengan bertambahnya usia, sehingga tingkat substansi endogen menurun pada individu yang lebih tua. Jadi apa yang dilakukan senyawa tumbuhan hanyalah meniru senyawa endogen. Apa yang kami coba lakukan adalah menormalkan level, atau membawanya kembali ke tingkat yang sama dengan individu yang masih muda.
Andreas Zimmer adalah profesor di Institut Molekular Psikiatri di Universitas Bonn. Bersama dengan koleganya dari Hebrew University di Yerusalem ia melakukan penelitian otak pada tikus dan turut menulis jurnal yang dipublikasikan di Nature Medicine dengan judul "A chronic low dose of Δ9-tetrahydrocannabinol (THC) restores cognitive function in old mice."
Bisnis Ganja Para 'Biarawati'
Mereka bukan suster biasa. Mereka tak berafiliasi pada agama apapun. Para perempuan berpakaian biarawati yang tergabung dalam "Sisters of the Valley" ini bekerja dalam misi untuk penyembuhan lewat produk ganja.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Bertanam ganja
Dekat kota Merced di sebuah lembah di tengah California, para 'biarawati' yang tergabung dalam "Sisters of the Valley" ini bukan hanya bercocok tanam buah, sayur dan kacang-kacangan. Mereka juga bertanam dan memanen: ganja.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Bukan biarawati biasa
Mereka bukanlah biarawati biasa yang dikenal akrab dengan ruang lingkup gereja Katholik. Meski berhaluan monatisisme, para biarawati tidak termasuk dalam ordo Katolik manapun, Namun para perempuan ini saling memanggil rekannya dengan istilah 'suster' atau saudara perempuan lebih karena kebiasaan. Persaudaraan itu berdiri sejak tahun 2014.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Dari 'Sister Occupy' menjadi Suster Ganja
Tokoh di balik 'sisterhood' ini adalah Suster Kate yang bernama asli Christine Meeusen. Ia berpakaian ala biarawati Katholik, bergabung dengan gerakan protes Occupy Wall Street di AS tahun 2011. Ia mendorong orang-orang agar menaruh perhatian pada isu-isu publik.
Foto: Reuters/L.Nicholson
Menasbihkan diri sendiri
Para ‘suster’ ini menasbihkan diri mereka sendiri sebagai sekelompok biarawati, tapi tidak terkait dengan agama mana pun. Mereka menanam ganja yang nantinya dipanen dan dijual sebagai obat. Mereka mengklaim kalau produk yang mereka jual 100 persen organik. Produk yang mereka buat dari daun ganja pilihan dapat mengobati berbagai penyakit,
Foto: Reuters/L. Nicholson
Lima elemen
"Ketika orang mengatakan, 'Toh, mereka bukan biarawati sejati,' jawab Suster Kate: tidak ada biarawati. Mereka punah di negeri ini. "Jika Anda mencari apa yang mendorong persaudaraan perempuan, ada lima elemen ... Kita hidup bersama, kita mengenakan pakaian yang sama, kita bersumpah untuk mematuhi siklus bulan, kita bersumpah demi kesucian dan ekologi.”
Foto: Reuters/L. Nicholson
Mengeringkan daun ganja
Daun-daun ganja ini mereka keringkan sebelum diproduksi.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Produk-produk berbasis ganja
Suster Freya membuat salep dan tonik dari bahan cannabidiol CBD yang memiliki sifat analgesik, anti-inflamasi dan anti rasa cemas. Para 'biarawati ganja' ini menjelaskan bahwa daun dan galur mariyuana, memiliki tingkat Tetrahydrocannabinol (THC) yang sangat rendah.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Dikemas kecil-kecil
Minyak dan kandungan CNB dari ganja saat dikemas di dalam wadah kecil sebelum dipasarkan. Produk-produk mereka juga dijual lewat online ke Kanada.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Obat migran dan penyakit lainnya
Namun, para “suster” ini mengatakan tidak pernah memproduksi zat THC yang dapat menyebabkan penggunanya mabuk. Mereka membuat minyak CBD yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit di antaranya migrain, pusing, sakit telinga, dan sakit gigi.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Keuntungan dari bertanam ganja
Saat ini, Sisters of the Valley menjalankan toko yang sangat sukses yang menjual produk ganja di Etsy, dengan hasil penjualan setinggi US$ 40.000 per bulan. mereka meraup keuntungan ratusan ribu dollar AS pada tahun 2016. Keuntungan disumbangkan ke berbagai pihak dan diinvestasikan kembali dalam produk untuk pembibitan.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Umat Katholik mentolerir para 'biarawati' ini?
Lebih dari dua lusin negara bagian AS telah melegalkan beberapa bentuk ganja untuk penggunaan medis atau rileksasi, namun obat tersebut tetap ilegal di tingkat federal. Kalifornia melegalkan penggunaan ganja untuk rileksasi pada November 2016. “Sejauh ini, umat Katolik memahami apa yang sedang kami lakukan," klaim Suster Kate.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Pantang mundur
Bisnis “biarawati” ini terancam ditutup akibat rencana pelarangan pertanian ganja di wilayah Mercer, Kalifornia.Pemerintahan Donald Trump dan Jaksa Agung Jeff Sessions, pengkritik legalisasi ganja, telah jadi kekhawatiran beberapa industri ganja yang baru dilegalkan di negara ini. Tapi "biarawati gulma" itu mengatakan bahwa pemerintahan baru tak kendurkan tekad mereka.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Produk lainnya
Tak hanya minyak, tonik dan salep, ada pula produk lain ynag diproduksi para 'Sistes of the valley' ini. Sabun ini juga terbuat dari bahan mariyuana. Namanya: Sabun Kudus.
(Ed:Purwaningsih/Farid)