1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Kanselir Angela Merkel Ingin Remaja Dapatkan Vaksin COVID-19

28 Mei 2021

Jika European Medicines Agency (EMA) mengizinkan, anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun di Jerman akan segera mendapatkan suntikan vaksin BioNTech-Pfizer.

Angela Merkel dan Jens Spahn
Kanselir Jerman Angela Merkel memimpin kebijakan penanganan COVID-19 JermanFoto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance

Setelah bertemu dengan para pemimpin 16 negara bagian pada Kamis (27/05), Kanselir Jerman Angela Merkel mendukung penurunan batas usia untuk vaksinasi COVID-19. Namun, perubahan tersebut akan bergantung pada keputusan European Medicines Agency.

Banyak pihak berharap badan pengawas obat-obatan Uni Eropa (EMA) menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech-Pfizer untuk anak berusia 12-15 tahun. Jika harapan itu menjadi kenyataan, Jerman akan mulai memvaksinasi kelompok usia tersebut pada 7 Juni 2021.

Jerman tengah memperdebatkan persoalan vaksinasi untuk anak-anak berusia 12-15 tahunFoto: picture-alliance/dpa/Sven Simon

Jelang tahun ajaran baru

Pada Kamis (27/05), Kanselir Angela Merkel membahas kemajuan vaksinasi dengan 16 perdana menteri negara bagian.

Persoalan belum adanya vaksin yang disetujui untuk digunakan pada orang yang berusia di bawah 16 tahun menjadi perdebatan sengit di kalangan pejabat. Menteri Kesehatan Jens Spahn  (CDU) sebelumnya berjanji bahwa semua remaja di atas usia 12 tahun akan dapat mendaftarkan diri untuk vaksinasi COVID-19 sampai akhir Agustus 2021.

Upaya tersebut dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat dimulai kembali pada tahun ajaran baru di mulai September mendatang.

Masih banyak keraguan

Produsen vaksin Jerman BioNtech dan perusahaan farmasi Amerika Serikat Pfizer secara resmi meminta regulator Uni Eropa memperluas persetujuan vaksinasi untuk anak-anak berusia 12-15 tahun, setelah uji coba dilakukan dan menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif.

Komisi vaksin permanen Jerman, yang dikenal dengan singkatan StiKo, adalah badan yang memutuskan kelompok populasi mana yang akan divaksinasi dan kapan.

Sebanyak 18 anggota StiKo masih ragu untuk mengizinkan permohonan tersebut, dengan alasan tidak ada informasi yang cukup tentang efek infeksi COVID-19 pada anak-anak.

"Kami tidak menanggapi seruan mendesak oleh kementerian mana pun. Kami melihat fakta ilmiah dan mendasarkan rekomendasi kami pada pro dan kontra medis," kata ahli epidemiologi StiKo Rüdiger von Kries.

Dosis vaksin tidak cukup

Para pejabat di Jerman juga tengah berjuang untuk memastikan kecukupan vaksin. Mulai 7 Juni 2021, semua orang dewasa berhak mendapatkan suntikan COVID-19.

Malu Dreyer, Perdana Menteri Rheinland-Pfalz, menyesalkan kurangnya transparansi atas distribusi vaksin ke daerah-daerah tersebut. Dia ingin memastikan bahwa vaksin itu didistribusikan secara merata dan adil sesuai dengan jumlah populasi negara bagian. (ha/hp)

Jens Thurau Jens Thurau adalah koresponden politik senior yang meliput kebijakan lingkungan dan iklim Jerman.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait