1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kanselir Jerman Angela Merkel Tutup KTT G20

8 Juli 2017

KTT G20 gagal mencapai kesepakatan soal perubahan iklim karena penentangan Amerika Serikat. Peserta G20 mengecam kekerasan dalam aksi protes.

G20 Gipfel in Hamburg | Angela Merkel, Bundeskanzlerin
Foto: Reuters/A. Schmidt

KTT G20 di Hamburg berakhir tanpa kesepakatan soal perlindungan iklim. 19 anggota G20 mencapai formulasi bersama, namun Amerika Serikat tetap mempertahankan posisinya untuk meninggalkan Perjanjian Iklim Paris dan menggalakkan lagi penggunaan energi fosil. Semua anggota G20 sepakat dalam bidang perdagangan dan keuangan untuk mempertahankan prinsip pasar terbuka dan menolak proteksionisme. Selain itu, G20 sepakat untuk bekerjasama menghentikan pendanaan terorisme internasional. Kelompok G20 memang dibentuk tahun 2008 pada masa krisis keuangan global untuk menghadapi berbagai masalah ekonomi dan keuangan internasional.

Sekalipun G20 memiliki tradisi untuk berbicara dengan satu suara dalam deklarasi akhir, kali ini kesepakatan gagal dicapai dalam isu perlindungan iklim. Presiden AS Donald Trump tetap menolak untuk mengakui tuntutan reduksi gas rumah kaca sebagaimana tertera dalam Perjanjian Paris.

"Jika di sini tidak dicapai kesepakatan, maka perbedaan pandangan itu harus terlihat juga", kata Kanselir Angela Merkel. Dia menyesalkan posisi Amerika Serikat, dann berterimakasih kepada para kepala negara dan pemerintahan yang lain, yang tetap berpegang pada Perjanjian Paris. "Saya berterimakasih, bahwa semua kepala negara dan pemerintahan yang lain melihat bahwa Perjanjian Paris tidak bisa dibatalkan lagi", kata Merkel. Trump menuntut agar dalam deklarasi akhir juga ditulis bahwa Amerika Serikat siap membantu negara yang ingin mengembangkan energi fosil yang bersih.

Trump bekerjasama dengan Putin

Presiden Trump tidak terlalu memusingkan perbedaan pandangan itu. Dia mengucapkan terimakasih kepada Kanselir Angela Merkel yang telah memimpin KTT G20, yang menurutnya "hebat". Trump memang lebih menggunakan ajang KTT di Hamburg terutama untuk agenda-agenda bilateralnya. Bagi Trump, puncak acara di Hamburg adalah pertemuan pertamanya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pertemuan itu disepakati gencatan senjata parsial di Suriah. Bagi pemerintahan Trump, ini adalah sebuah langkah sukses. Trump memang menyinggung sedikit tentang serangan hacker Rusia dalam pemilihan presiden di AS, namun Putin mrnolak tuduhan itu. Putin mengatakan pada konferensi pers usai pertemuan itu, kedua pihak meletakkan dasar-dasar punya basis untuk melanjutkan kerjasamanya. Putin mengatakan, kesan dia adalah bahwa "Trump yang ditelevisi sangat berbeda dengan sosok Trump yang sebenarnya."

Presiden AS Donald trump (kiri) dan Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan)Foto: Getty Images/U. Michael

AS mengalah dalam isu perdagangan

Dalam isu perdagangan, para juru runding G20 terlibat perdebatan berhari-hari dengan delegasi AS untuk menemukan formulasi deklarasi akhir yang bisa diterima semua pihak. Deklarasi akhir akhirnya memuat dukungan kuat untuk perdagangan yang bebas dan adil, dengan opsi menerapkan instrumen-instrumen yang diperlukan, jika terjadi gangguan perdagangan. Dalam hal ini, Organisasi Perdagangan Dunia WTO tetap akan bertindak sebagai wasit. Ini terutama merupakan kritik terbuka terhadap Cina, yang tetap berusaha melindungi perusahaan domestiknya dari persaingan dengan investor internasional di pasar dalam negeri. Donald Trump sebelumnya menolak perjanjian dagang intgernasional, yang dianggapnya terlalu tidak adil dan merugikan AS. Trump lebih mengandalkan perjanjian bilateral, misalnya dengan Inggris, yang akan meninggalkan Uni Eropa dua tahun lagi. Dalam isu proteksionisme, Trump akhirnya mengambil posisi menolak, berbeda dengan slogan yang dia kampanyekan selama pemilihan presiden. Deklarasi akhir KTT G20 akhrinya secara tegas menolak proteksionisme. "Bersama-sama, kita bisa mencapai lebih banyak daripada dengan tindakan sendiri-sendiri", kata Kanselir Jerman Angela Merkal.

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Trump diselasela KTT G20 HamburgFoto: Reuters/C. Barria

Menuju kemitraan baru dengan Afrika

Kanselir Merkel masih punya satu keinginan lagi dalam KTT di Hamburg: mendorong perjanjian investasi dengan Afrika. Perekonomian di benua itu hendak didongkrak dengan investasi langsung dari luar negeri. Negara-negara G20 menyatakan akan membantu negara-negara Afrika dengan mendanai investasi-investasi baru. Dengan prakarsa ini, warga Afrika diharapkan tidak lagi berbondong-bondong mempertaruhkan nyawa dengan berusaha mencapai daratan Eropa melewati lautan yang ganas dan keserakahan sindikat penyelundup manusia. Soal investasi asing untuk Afrika, memang masih perlu upaya yang serius. Volume investasi Jerman di Afrika saat ini misalnya hanya mencapai satu persen dari seluruh investasi Jerman di luar negeri. Investasi asing terbesar yang mengalir ke Afrika berasal dari Cina, yang tidak terlalu pusing dengan masalah korupsi di Afrika seperti pemerintahan barat.

Oxfam melihat defisit di bidang sosial

Negara-negara G20 sepakat untuk lebih serius memerangi penyakit-penyakit menular dan memfokuskan dukungan mereka pada pemberdayaan perempuan. Perempuan dan pendidikan adalah kunci untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran, demikian disebutkan dalam deklarasi akhir.

Foto bersama kepala negara dan pemerintahan G20 di KTT Hamburg, 7 July 2017Foto: Reuters/A. Schmidt

"Makin lama makin jelas, bahwa G20 bukanlah kelompok yang homogen, bahwa kepentingan-kepentingan mereka sering berbeda jauh", kata Jörn Kalinski dari lembaga non pemerintah Oxfam. "Kami datang ke Hamburg dengan tuntutan, agar G20 mengangkat tema 'kesenjangan sosial' sebagai salah satu agenda utamanya. Tapi, itu tidak terjadi. Padahal kesenjangan ini yang menghancurkan kebersamaan dalam masyarakat. Warga yang merasa ditinggalkan, yang tidak puas, dengan mudah terjerat bujukan para populis. Dan ini adalah ancaman bagi demokrasi", kata Kalinski dalam wawancara dengan DW.

Untuk beberapa sesi, Presiden Trump meninggalkan ruangan sidang dan diwakili oleh anak perempuannya, Ivanka. Ini sebuah tatacara yang tidak lumrah di ajang KTT G20. "Itu mungkin saja dilakukan", kata tuan rumah KTT G20 Angela Merkel. Tahun depan, KTT G20 akan diselenggarakan di Argentina.