Kanselir Jerman Scholz Sesalkan Pernyataan Akhir KTT G20
20 November 2024
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan kekecewaannya soal kurangnya kejelasan mengenai tanggung jawab Rusia atas perang di Ukraina dan Hamas atas konflik di Timur Tengah.
"Ini terlalu lemah ketika G20 tidak dapat menyatakan dengan jelas bahwa Rusia bertanggung jawab [atas perang di Ukraina]. Ini bukan yang saya harapkan," katanya.
Scholz mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin dengan mengatakan, "1.000 hari orang-orang harus menderita karena megalomania-nya yang buta, karena rencananya untuk memperluas wilayah hanya melalui kekerasan."
Macron desak Putin 'mendengar akal sehat' dan Cina untuk 'gunakan pengaruhnya'
Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk "mendengar akal sehat" di KTT ini. Representasi tinggi Rusia melalui Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov hadir di KTT G20.
"Saya benar-benar ingin menyerukan kepada Rusia untuk mendengar akal sehat di sini. Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia memiliki tanggung jawab," katanya, menuduh Rusia menjadi "kekuatan destabilisasi global."
Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Cina Xi Jinping, sekutu utama Putin, Macron mengatakan kepada wartawan bahwa ia mendesak Xi untuk "menggunakan semua pengaruhnya" untuk mendorong Rusia menuju de-eskalasi.
Xi memiliki "kemampuan untuk bernegosiasi dengan Presiden Putin agar dia menghentikan serangannya" di Ukraina dan mempertimbangkan kembali sikap nuklirnya, kata Macron.
Selama pembicaraannya dengan Xi, Macron juga menyebutkan keputusan Korea Utara yang mendukung invasi Putin.
Iklan
Scholz tetap putuskan menahan pengiriman Rudal Taurus
Meskipun tidak puas dengan pernyataan akhir terkait Ukraina, Kanselir Scholz membela keputusannya untuk menahan pengiriman rudal jarak jauh ke Kyiv, dengan mengatakan itu adalah langkah yang tepat.
Scholz menekankan bahwa Jerman adalah pendukung terbesar Ukraina di Eropa, dan akan tetap seperti itu. Namun, ia menekankan pentingnya "bertindak dengan kehati-hatian."
Scholz mengatakan bahwa ia menolak pengiriman rudal jarak jauh sejak awal karena hal itu akan memaksa pasukan Jerman terlibat dalam penentuan target jauh di dalam wilayah Rusia, dengan mengatakan, "Saya rasa itu tidak benar."
Linimasa Setahun Perang di Ukraina dalam Foto
Pada 24 Februari 2022 pagi, Rusia menginvasi Ukraina. Menurut PBB, ribuan tentara dan warga sipil telah tewas. Linimasa peristiwa mengejutkan terekam dalam foto-foto berikut ini.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Hari yang gelap bagi jutaan orang
Pada 24 Februari 2022 pagi, banyak warga Ukraina terbangun karena ledakan seperti ini di ibu kota, Kyiv. Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain sejak Perang Dunia II. Tak lama berselang, Ukraina mengumumkan darurat militer. Bangunan sipil menjadi sasaran dan kasus kematian pertama dilaporkan segera setelah itu.
Foto: Ukrainian President s Office/Zuma/imago images
Penembakan terus-menerus
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang "operasi militer khusus" dan mengatakan dia akan merebut wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Penduduk kota Mariupol di Oblast Donetsk berlindung di ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Banyak yang mati di bawah reruntuhan. Serangan udara Rusia di teater, tempat ratusan orang berlindung pada Maret 2022, dikecam oleh kelompok hak asasi manusia.
Foto: Nikolai Trishin/TASS/dpa/picture alliance
Eksodus massal
Perang di Ukraina telah menyebabkan pengungsian besar-besaran yang tak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan negara itu. Polandia sendiri telah menampung 1,5 juta orang, lebih banyak dari negara Uni Eropa lainnya. Jutaan orang, terutama dari timur dan selatan Ukraina, terpaksa mengungsi dari perang.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Adegan" horor di Bucha
Hanya dalam beberapa minggu, tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan militer Rusia dari daerah di utara dan timur laut negara itu. Rencana Rusia untuk mengepung ibu kota, Kyiv, gagal. Setelah wilayah dibebaskan, dugaan kekejaman Rusia menjadi jelas. Gambar warga sipil yang disiksa dan dibunuh di Bucha, dekat Kyiv, menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat melaporkan ada 461 kematian.
Foto: Carol Guzy/ZUMA PRESS/dpa/picture alliance
Kehancuran dan kematian di Kramatorsk
Jumlah korban sipil di Donbas meningkat pesat. Pejabat mengatakan kepada penduduk sipil untuk mundur ke daerah yang lebih aman, tetapi rudal Rusia juga menargetkan mereka saat berusaha melarikan diri, termasuk di Kramatorsk. Lebih dari 61 warga tewas dan 120 lainnya terluka di stasiun kereta api pada April 2022, di saat ribuan orang berharap bisa menyelamatkan diri.
Selama serangan udara Rusia, jutaan orang Ukraina mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan. Bagi orang-orang yang dekat dengan garis depan dalam jangkauan artileri, ruang bawah tanah telah menjadi rumah kedua. Di Kyiv (seperti yang terlihat di atas) dan Kharkiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi tempat berlindung yang aman.
Foto: Dimitar Dilkoff/AFP/Getty Images
Risiko nuklir tinggi di Zaporizhzhia
Pada minggu-minggu pertama setelah invasi, Rusia menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, termasuk dekat Kyiv. Pertempuran meluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di tenggara, yang sejak saat itu berada di bawah kendali Rusia. Badan Energi Atom Internasional mengirim para ahli ke PLTN tersebut dan menyerukan zona aman di sekitar area itu.
Foto: Str./AFP/Getty Images
Jumlah korban tewas tidak jelas
Jumlah pasti korban tewas akibat perang masih belum jelas. Menurut PBB, setidaknya 7.200 warga sipil telah tewas dan 12.000 lainnya terluka, bahkan jumlah yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Jumlah pasti tentara Ukraina yang tewas juga tidak pasti. Pada Desember 2022, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak memperkirakan jumlahnya mencapai 13.000 jiwa.
Foto: Raphael Lafargue/abaca/picture alliance
Kiriman senjata dari Barat untuk Ukraina
Pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina telah menjadi topik hangat sejak awal perang, tetapi mulanya Kyiv hanya menerima sedikit. Peluncur roket HIMARS buatan AS benar-benar membantu pertahanan. Mereka telah mengizinkan militer Ukraina untuk menghentikan pasokan amunisi ke artileri Rusia dan kemungkinan besar juga berkontribusi pada keberhasilan serangan balik Ukraina.
Foto: James Lefty Larimer/US Army/Zuma Wire/IMAGO
Harapan bisa segera masuk Uni Eropa
Pesan video harian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana dia melaporkan kondisi negara dan perang yang sedang berlangsung, dilihat oleh jutaan orang. Zelenskyy tidak hanya mampu menyatukan penduduk negaranya, tetapi juga mendapatkan dukungan Barat. Integrasi Eropa telah berkembang pesat di bawah kepemimpinannya dan Ukraina sekarang berada di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa. (ha/hp)
Foto: Kenzo Tribouillard/AFP
10 foto1 | 10
G20 dan Timur Tengah
Meski menghargai seruan G20 untuk gencatan senjata di Gaza, Scholz menyatakan penyesalannya bahwa pernyataan tersebut tidak menyinggung hak Israel untuk membela diri terhadap ancaman dari Hamas, Hezbollah, dan Iran, di tengah konflik Timur Tengah yang terus meluas.
"Saya sangat menyesal tidak ada konsensus. Akan lebih baik jika kita menyatakan: semuanya dimulai dengan serangan teroris yang mengerikan dan brutal terhadap Israel," katanya.
AS, Uni Eropa, Jepang, dan beberapa negara lainnya telah menyebut Hamas sebagai organisasi teroris.
Pada akhirnya, kata Scholz, "kita dapat melihat dengan jelas bagaimana ketegangan geopolitik juga memengaruhi G20… Angin dalam hubungan internasional semakin kencang."
Pesan Aktivis Lingkungan untuk G20
Isu ekonomi dan krisis iklim menjadi agenda utama KTT G20 Bali yang digelar pada 15-16 November 2022. Para aktivis lingkungan menitipkan sejumlah pesan untuk para pemimpin negara terkemuka di dunia.
Foto: Greenpeace
Serukan transisi energi berkeadilan
Isu lingkungan selalu menjadi sorotan dalam KTT G20. LSM Lingkungan Greenpeace gelar aksi damai kreatif dengan memproyeksikan pesan berbunyi “Saatnya Transisi Energi Berkeadilan” di Pantai Melasti, Bali pada Senin malam (14/11).
Foto: Greenpeace
Isu transisi energi jadi fokus KTT G20 di Bali
Isu transisi energi menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam KTT G20 di Bali. Pesan ini ditujukan kepada pemimpin G20 untuk mengambil komitmen yang nyata dan ambisius dalam merespons krisis iklim, yang sudah makin terasa dampaknya bagi umat manusia.
Foto: Greenpeace
Dunia harus tinggalkan batubara pada 2040
Transisi energi diyakini menjadi kunci untuk menghentikan krisis iklim. Panel ilmiah PBB untuk perubahan iklim (IPCC) menyebut, dunia harus menutup 80% PLTU batubara pada 2030, serta meninggalkan batubara secara total di 2040 untuk menanggulangi krisis iklim.
Foto: Greenpeace
Komitmen Indonesia pada energi terbarukan
Indonesia berencana untuk memensiunkan dini sejumlah PLTU Batubara dengan total kapasitas 9.2 GW pada tahun 2029, dengan bantuan internasional. Kapasitas pembangkitan sebesar 3.7 GW akan digantikan pembangkit listrik terbarukan. Rencana ini dipaparkan pemerintah Indonesia dalam COP 26 di Glasgow pada 2021.
Foto: Greenpeace
G20 sumbang 80% emisi global
Negara-negara anggota G20 berkontribusi hampir 80% dari emisi CO2 global. Kedua puluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan tercapainya target menahan kenaikan suhu maksimal 1,5 derajat Celsius untuk menghindari kerusakan bumi yang lebih parah. (kp/as)
Foto: Greenpeace
5 foto1 | 5
Perubahan Iklim, Energi, dan PBB
Deklarasi para pemimpin G20 mencakup beberapa prioritas dari kepresidenan Brasil, seperti perjuangan melawan kelaparan, perubahan iklim, dan reformasi tata kelola global.
Deklarasi ini menegaskan kembali Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C dan menyerukan peningkatan besar-besaran "pembiayaan iklim dari miliaran menjadi triliunan dari semua sumber" untuk mendukung transisi menuju energi hijau.
Presiden AS Joe Biden menggunakan hari terakhir pembicaraan untuk mengumumkan ratusan juta dolar dalam komitmen baru untuk iklim dan pembangunan.
G20 juga menyatakan niatnya untuk menjadikan Dewan Keamanan PBB lebih representatif.