1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kanselir Merkel Tanggapi Politik Dalam dan Luar Negeri Jerman

15 Januari 2008

Apakah soal kriminalitas remaja atau upah minimum, berbagai masalah peka dihadapi koalisi pemerintahan Jerman di Berlin. Terutama menjelang pemilu di beberapa negara-bagian, masing-masing partai saling berhadapan.

Kanselir Angela Merkel dalam konferensi pers di Berlin 15 Januari 2008.Foto: AP

Kanselir Angela Merkel dari Partai Uni Demokrat Kristen CDU menyebut tahun ini sebagai tahun yang menentukan bagi koalisi pemerintahan antara CDU dan Partai Sosial Demokrat SPD. Mula-mula dikemukakannya tentang keberhasilan yang dicapai, terutama pertumbuhan ekonomi yang berkisar pada 2,5 persen, sekaligus berkurangnya angka pengangguran.

Selain itu Kanselir Merkel dapat memperlihatkan anggaran negara yang berimbang, hal mana terakhir kali dapat ditunjukkan pada tahun 1969. Tetapi bukan berarti mudah untuk melanjutkan semuanya. Dikatakannya: "Awal tahun ini harus disimpulkan bahwa kita menghadapi kondisi yang lebih sulit dalam perekonomian dunia. Ini menyangkut harga bahan bakar, situasi perbankan, terutama krisis properti di AS. Semua itu meredam harapan pertumbuhan ekonomi, dan dalam menjalankan politik tentunya semua itu harus diperhatikan."

SPD-CDU yang 'tidak terlalu harmonis lagi'Foto: dpa - Report

Secara rinci Kanselir Merkel menanggapi ketegangan hubungan dengan SPD yang menjadi mitra koalisi. Sejak berminggu-minggu partai CDU bersengketa mengenai penanganan kaum remaja yang melakukan tindak kriminal. Kanselir Merkel menunjukkan keberpihakannya pada Perdana Menteri Negara Bagian Hessen, Roland Koch.

Koch menganjurkan, agar bila perlu remaja asing yang melakukan kejahatan dapat dideportasi dan hukum pidana bagi remaja diperketat. Kata Merkel, sangatlah mengejutkan bahwa separuh dari delik kejahatan dilakukan oleh kaum muda di bawah 21 tahun.

Selanjutnya menurut Merkel: "Statistik kejahatan itu menunjukkan, separuh kejahatan tersebut dilakukan oleh remaja keturunan asing. Itupun tidak boleh didiamkan. Mengenainya tidak ada penanganan satu dimensi. Mulai dari pencegahan sampai hukuman, semua harus dilakukan. Dalam hal ini juga harus dilakukan diskusi. Dan dalam kampanye pemilu tidak ada tema yang ditabukan."

Kunjungan Dalai Lama di Berlin 23 Sept. 07Foto: AP

Dalam soal politik luar negeri, Kanselir Merkel menekankan kontinuitas. Hubungan dengan Cina dinilainya biasa-biasa saja. Walaupun Beijing bersikap acuh setelah bulan September lalu Merkel menerima Dalai Lama di kantor kekanseliran, ia tetap tenang.

Dikatakannya: "Pemerintah Cina tahu, bahwa banyak sektor hubungan erat dan bersahabat antara Jerman dan Cina yang tidak berubah. Dan bila muncul pertanyaan, misalnya tentang Taiwan dan referendum terkait politik satu Cina, setiap saat kita akan mengemukakan pendapat yang dianut."

Dalam kasus Kosovo, Merkel tetap mengharapkan tercapainya kesepakatan, setelah provinsi di Serbia yang mayoritas penduduknya warga Albania itu mencanangkan akan memproklamasikan kemerdekaan akhir Januari atau awal Februari mendatang.

Menurut Merkel: "Kami menginginkan, Serbia punya hubungan erat dengan Uni Eropa. Tetapi syaratnya tentulah kesediaan mereka bekerjasama dengan Mahkamah di Den Haag. Dan kami menginginkan pula, bahwa Eropa punya jadwal yang seragam terkait kasus Kosovo."

Menurut laporan berbagai media, Serbia tengah menyiapkan dokumen rahasia. Di dalamnya tercantum rencana, bahwa pemerintah di Beograd akan memutuskan hubungan diplomatik dengan semua negara yang mengakui kemerdekaan Kosovo.