Kanselir Jerman Desak Hubungan Lebih Erat UE-ASEAN
14 November 2022
"Kawasan Asia-Pasifik lebih dari sekadar Cina," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pada pertemuan dengan para pemimpin bisnis di Singapura.
Iklan
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kepada para pemimpin bisnis di Singapura pada hari Senin (14/11) bahwa negaranya berusaha untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra di Asia Tenggara.
"Jerman ingin memperkuat hubungan ekonominya dengan kawasan Anda!" Scholz mengatakan pada hari kedua dari kunjungan selama empat hari di wilayah tersebut. Ia disertai Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck
Usai menghadiri pertemuan di Singapura, Scholz dijadwalkan terbang ke Indonesia untuk KTT para pemimpin dunia G20.
Scholz: ASEAN lebih dari sekadar Cina
Pidato Kanselir Scholz juga merujuk pada situasi geopolitik yang berubah sehubungan dengan invasi Rusia ke Ukraina dan cengkeraman Cina yang semakin dominan.
"Pendalaman kerja sama sangat penting, karena kita semua merasa bahwa landasan geopolitik di bawah kaki kita sedang bergeser," katanya. Scholz baru-baru ini bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing.
Namun pada hari Senin (14/11), ia meyakinkan negara-negara di ASEAN bahwa dukungan Jerman untuk Ukraina melawan agresi Rusia juga akan diterapkan ke negara-negara lain yang mungkin menghadapi ancaman serupa.
"Tidak ada negara yang menjadi 'halaman belakang' negara lain," katanya dalam konferensi tersebut. "Wilayah Asia-Pasifik lebih dari sekadar Cina."
Olaf Scholz, bagaimanapun, menekankan bahwa diversifikasi hubungan ekonomi Jerman tidak berarti "de-coupling," sebuah peringatan terhadap apa yang disebutnya "proteksionisme terselubung."
G20: Napas Panjang Aksi Penentangan
Setaip kali KTT G20 dilangsungkan, hampir dapat dipastikan akan muncul aksi protes luas. Sejak 20 tahun lalu, kelompok pengeritik globalisasi dan pegiat lingkungan tidak lelah memperjuangkan visinya.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Sabrowsky
'Battle of Seattle'
"Battle og Seattle" tahun 1999 menandai bangkitnya gerakan anti-globalisasi yang melancarkan aksi-aksi protes sensasional. Gerakan baru bisa mengerahkan puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan dan memblokir seluruh pusat kota. Pengunjuk rasa antara lain mengkritik politik Organisasi Perdagangan Dunia WTO yang mereka anggap tidak adil dan mengabaikan standar-standar hak asasi manusia.
Foto: Getty Images/K.Stallknecht
Akhirnya bersatu: Pekerja dan Aktivis
Aksi di Seattle mempertemukan kalangan serikat buruh dan para aktivis lingkungan. Kedua kelompok itu sekarang menghadapi musuh bersama: dominasi perusahaan multinasional dan para pengejar keuntungan dari bisnis spekulasi. Sasaran kritik mereka adalah politik neoliberal dengan pergangan bebas hampir tanpa regulasi.
Foto: Getty Images/AFP/J. G. Mabanglo
"Think globally, act locally"
"Berpikir global, bertindak lokal" adalah salah satu slogan populer gerakan anti-globalisasi. Sebagian demonstran berkoordinasi secara spontan dan sering bentrok dengan aparat keamanan. Baik saat KTT G8 di Köln, Jerman, tahun 1999, maupun dalam KTT selanjutnya di London. Bagi banyak anak muda, aksi demonstrasi jadi semacam "happening" yang menyenangkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Eskalasi di Genoa, 2001
KTT Genoa 2001 seakan membuka babak baru gerakan anti globalisasi. Dengan motto "sebuah dunia yang lain adalah mungkin", puluhan ribu orang ikut dalam aksi protes. Mereka mengecam kesenjangan yang makin besar antara kaya dan makin. Karena polisi menghadapi demonstrasi dengan keras, bentrokan terjadi dan situasi konflik meluas dengan cepat ketika serorang demonstran tewas terkena tembakan polisi.
Foto: Getty Images/AFP/G. Julien
Konferensi WTO di Doha
Pada tahun 2001, WTO menggelar kongres di Doha, Qatar. Bagi para pemrotes, ini lokasi yang sulit dijangkau, dan Qatar bukan negara yang dikenal menganut prinsip kebebasan berbicara. Para demonstran sulit datang berbondong-bondong ke negara ini.
Foto: Getty Images/ANOC/M. Runnacles
Toronto: Makin banyak demonstran ditangkap
KTT G20 di Toronto, Kanada, pada 2010 dicatat sejarah sebagai KTT dengan penangkapan massal terbesar di Kanada. Polisi membubarkan demonstrasi dengan paksa dan menahan lebih dari seribu orang. Sebagian besarnya kemudian dibebaskan tanpa gugatan.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Ilnitsky
Kembali ke Metropolitan
KTT G20 di Hamburg, kota metropolitan yang ramai di Jerman, bisa dilihat sebagai upaya G20 untuk kembali ke tengah masyarakat. Jerman sering dipuji karena memiliki kelompok masyarakat sipil yang kuat. Salah satu isu utama yang mencuat adalah kekhawatiran tentang perubahan iklim.
Foto: Reuters/F. Bimmer
Berkemah sebagai protes
Di Hamburg, para pelindung lingkungan menggagas aksi "Berkemah untuk Protes". Mereka ingin menduduki taman-taman publik untuk menyampaikan aspirasinya. Karena khawatir terjadi eskalasi kekerasan, 20 ribu polisi dikerahkan untuk pengamanan. Polisi lalu melarang massa berkumpul di taman-taman dan memicu suasana jadi panas. Penulis: Hannah Fuchs, Sonya Angelica Diehn (hp/ml)
Foto: picture-alliance/Zumapress/J. Widener
8 foto1 | 8
Menyayangkan Putin tak hadiri KTT G20
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyesali keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak menghadiri KTT G20 di Bali, di mana dia harus menghadapi kritik keras terhadap perang yang diluncurkan di Ukraina.
"Akan lebih baik jika Presiden Putin menghadiri KTT G20," kata Scholz.
"Namun, kemudian dia harus membuka diri terhadap semua pertanyaan dan kritik yang telah dirumuskan oleh banyak negara di dunia. Mungkin itulah mengapa dia tidak ada di sini," tambahnya.
Olaf Scholz dan para pemimpin lain dari kelompok ekonomi maju G20 akan bertemu pada KTT G20 di Bali. Meskipun tidak dapat hadir langsung, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan memberikan pidato lewat video untuk para pemimpin G20.
Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin membatalkan partisipasinya beberapa hari lalu dan mengirim Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov sebagai perwakilannya.