Otoritas Jerman Batasi Kegiatan Facebook Mengumpulkan Data
7 Februari 2019
Kantor Anti Kartell Bundeskartellamt memerintahkan Facebook membatasi kegiatan pengumpulan datanya di Jerman. Lembaga anti monopoli itu menetapkan bahwa Facebook telah menyalahgunakan dominasi pasarnya.
Iklan
Kantor Anti Kartel Jerman, Bundeskartellamt, mengambil keputusan itu setelah melakukan penyelidikan selama tiga tahun. Lembaga anti monopoli itu hari Kamis (7/2) mengatakan, Facebook telah menggunakan posisi dominannya dan melanggar aturan privasi yang diberlakukan Uni Eropa mulai tahun lalu.
"Di masa depan, Facebook tidak diizinkan lagi untuk memaksa para penggunanya menyetujui pengumpulan data yang praktis tidak terbatas," kata kepala Bundeskartellamt Andreas Mundt.
Facebook segera bereaksi dan menyatakan akan mengajukan banding atas keputusan Bundeskartellamt.
Kementerian Kehakiman menyatakan menyambut putusan itu. ""Pengguna sering tidak menyadari aliran data ini dan tidak dapat mencegahnya, jika mereka ingin menggunakan aplikasinya," Menteri Kehakiman Katarina Barley.
Dia menekankan:"Kita harus lebih teliti dalam menangani penyalahgunaan kekuasaan yang datang dengan data."
Facebook nyatakan naik banding
Kantor Anti Kartel terutama menolak cara Facebook mengumpulkan data dari aplikasi-aplikasi di luar Facebook, termasuk dari layanan WhatsApp dan Instagram, yang juga dimiliki oleh Facebook.
Putusan Bundeskartellamt belum memiliki kekuatan hukum. Facebook punya waktu satu bulan untuk mengajukan banding.
"Kami tidak setuju dengan kesimpulan itu dan berniat mengajukan banding, sehingga warga di Jerman bisa terus mendapatkan manfaat penuh dari semua layanan kami," kata Facebook dalam sebuah posting di blognya.
Selanjutnya disebutkan, "Bundeskartellamt meremehkan persaingan sengit yang kami hadapi di Jerman." Facebook mengatakan dia harus bersaing ketat dengan layanan online lainnya, seperti aplikasi video YouTube atau Twitter.
Diberi waktu satu tahun
Kantor Anti Kartel mengatakan, Facebook hanya bisa mengumpulkan data dari WhatsApp atau Instagram dengan persetujuan sukarela dari pengguna. Facebook sekarang diberi waktu 1 tahun untuk menyusun proposal baru tentang praktek pengumpulan datanya.
Kalau Facebook tidak mematuhi instruksi itu, Kantor Anti Kartel dapat mengenakan denda hingga 10 persen pendapatan global tahunan perusahaan jejaring sosial terbesar dunia itu. Tahun lalu, pendapatan Facebook naik sebesar 37 persen menjadi 55,8 miliar dolar AS.
Facebook baru-baru ini mengumumkan sudah memiliki 2,7 miliar pengguna di seluruh dunia, dan berencana untuk menggabungkan infrastruktur layanan Messenger, WhatsApp, dan Instagram-nya.
Facebook telah mengatakan bahwa diskusi tentang langkah tersebut berada pada tahap yang sangat awal.
Perusahaan Yang Tinggalkan Facebook Setelah Skandal Data Pribadi
Beberapa perusahaan besar menyatakan mereka meninggalkan Facebook atau untuk sementara berhenti menggunakan media sosial ini. Tapi Facebook mengatakan, tidak banyak perusahaan yang ikut aksi #deletefacebook.
Foto: Getty Images/J. Kempin
Playboy Enterprises
Playboy Enterprises mengatakan telah menutup laman Facebook-nya saat skandal seputar media sosial itu berkembang. Playboy mengatakan, skandal privasi ini adalah insiden terakhir setelah lama mengalami kesulitan memposting ke situs tersebut karena aturan ketat Facebook. Sekitar 25 juta orang sebelumnya berinteraksi dengan halaman Facebook Playboy.
Foto: Getty Images/J. Kempin
SpaceX dan Tesla
Elon Musk, miliarder di belakang produsen mobil listrik Tesla dan program roket SpaceX, menulis di Twitter bahwa dia akan menghapus akun Facebook kedua perusahaannya. Keputusan itu tampaknya spontan setelah Musk menulis dia "tidak menyadari" bahwa SpaceX punya akun Facebook. Akun kedua perusahaan masing-masing memiliki sekitar 2,6 juta pengikut sebelum dihapus.
Foto: Reuters/T. Baur
Mozilla
Perusahaan di balik browser populer Firefox mengatakan dalam sebuah pernyataan, perusahaan itu "mengusahakan jeda" iklan Facebook-nya. Namun dikatakan, mereka tidak akan menghapus akun Facebook-nya, tetapi berhenti memposting pembaruan rutin pada akun. "Jika Facebook mengambil tindakan yang lebih tegas dalam cara berbagi data pelanggan... kami akan mempertimbangkan (langkah itu) kembali," katanya.
Foto: LEON NEAL/AFP/Getty Images
Sonos
Perusahaan AS yang khusus membuat sound system ini mengatakan, mereka menarik iklan-iklannya dari Facebook dan platform media sosial lainnya termasuk Instagram. Sonos mengatakan, apa yang terjadi akhir-akhir ini "membangkitkan tanda tanya", apakah Facebook serius ingin menjaga kerahasiaan data-data pribadi. Tapi Sonos tidak menghapus akun Facebooknya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Sonos
Commerzbank
Salah satu bank terbesar Jerman, Commerzbank, menyatakan akan memberhentikan untuk sementara iklan di Facebook. Direktur Utama Commerzbank mengatakan kepada harian ekonomi Jerman Handelsblatt: Kami jeda dulu dari iklan di Facebook. Perlindungan data dan mempertahankan citra perusahaan sangat penting bagi kami." Commerzbank akan menanti perkembangan lebih jauh untuk menentukan langklah selanjutnya.
Foto: Daniel Roland/AFP/Getty Images
Dr. Oetker
Perusahaan makanan Jerman Dr. Oetker menyerahkan keputusan kepada pengikutnya di Twitter. "Kami akan menghapus halaman Facebook kami jika didukung 1.000 retweet," tulis perusahaan itu si Twitter, 21 Maret lalu. Hari itu juga akun Facebooknya di-nonaktif-kan. Namun hari berikutnya akun Facebook Dr. Oetker aktif lagi. Di Twitter mereka menulis, "tidak mungkin" melakukan promosi tanpa Facebook.
Foto: Dr. Oetker
Tanggapan dari Facebook
Mengenai mundurnya beberapa perusahaan dari Facebook, perusahaan media sosial itu mengatakan: "Sebagian besar perusahaan yang kami ajak bicara minggu ini senang dengan langkah-langkah yang telah kami canangkan untuk lebih melindungi data pribadi, dan mereka percaya bahwa kami akan menanggapi tantangan ini dengan baik dan menjadi mitra yang lebih baik." (Alexander Pearson/hp/yf)