Kapal Ever Given di Terusan Suez Sukses Dibebaskan Sebagian
29 Maret 2021
Sebagian kapal kargo Ever Given berhasil dibebaskan, setelah memblokir Terusan Suez selama hampir satu minggu. Namun, belum jelas kapan kanal akan dibuka kembali untuk lalu lintas perdagangan laut.
Iklan
Kapal Ever Given berhasil dibebaskan oleh awak kapal Mesir di Terusan Suez Senin (29/03) pagi, setelah terjebak selama hampir seminggu, demikian menurut penyedia layanan maritim Inchcape Shipping. Kapal yang kandas itu telah menghambat jalur perdagangan internasional dan mengakibatkan tumpukan dari 300 kapal di kanal.
Hingga berita ini diturunkan masih belum jelas kapan kanal akan dibuka kembali untuk lalu lintas, meskipun evakuasi kapal mengalami sedikit kemajuan.
Bagaimana cara membebaskan Ever Given?
Kepala Otoritas Transportasi Terusan Suez Osama Rabie mengatakan para pekerja menggunakan "manuver tarik" untuk membuat kapal kembali mengapung.
Otoritas mengatakan bahwa kapal kontainer Ever Given yang telah memblokir jalur perdagangan laut terpenting selama hampir satu minggu itu telah berbelok ke "arah yang benar".
"Posisi kapal telah diatur ulang 80 persen ke arah yang benar. Buritan ... dipindahkan ke arah 102 meter (335 kaki) dari pantai," ujar Kepala Otoritas Terusan Suez (SCA) Osama Rabie dalam sebuah pernyataan. Rabie juga membandingkan posisi kapal sebelumnya yakni empat meter dari pantai.
Kecelakaan Kapal Terburuk
Tiap tahun rata-rata sekitar 500 orang meninggal dunia akibat kecelakaan kapal karam. Penyebab kecelakaan sebagian besar adalah jumlah penumpang yang melebihi kapasitas angkut, kapal bobrok dan cuaca buruk.
Foto: Reuters
Cina 2015
Kapal pesiar "Eastern Star" yang mengangkut 458 penumpang dan awak karam di sungai Yangtze setelah dihantam badai Tornado. Nasib ratusan penumpang masih belum Jelas. Sejauh ini regu penolong dan evakuasi baru berhasil menyelamatkan 12 penumpang dan mengevakuasi 5 jenazah korban.
Foto: Reuters/Chen Zhuo/Yangzi River Daily
Korea Selatan: 2014
Hampir 300 orang, 250 diantaranya anak sekolah, dinyatakan tewas, dalam kecelakaan kapal Sewol pada 16 April 2014. Kapal dengan 476 penumpang dan awak ini karam di perairan pulau Donggeochado. Tujuh bulan setelah kecelakaan kapten kapal Lee Jun Seok dinyatakan bersalah menelantarkan penumpang. Ia diganjar 36 tahun penjara.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Filipina: 2013, 2008
Sedikitnya dua kali kecelakaan feri terbesar terjadi di Filipina dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2013, 71 orang tewas dan tahun 2008 lebih dari 800 orang terenggut nyawanya.
Foto: AFP/Getty Images
Tanzania: 2012
Regu penyelamat berusaha menolong korban kecelakaan feri di Malindi, Zanzibar tanggal 18 July , 2012. Sebanyak 144 orang ternggut nyawanya atau hilang. Kecelakaan sebelumnya terjadi tahun 2011, yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.
Foto: AFP/Getty Images
India: 2012
Pada tahun yang sama, di India juga terjadi kecelakaan feri. Feri tenggelam di Sungai Brahmaputra dan terbagi dua. Lebih dari 200 orang tewas.
Foto: AFP/Getty Images
Tanzania: 2011
Di Tanzania, tahun 20011 terjadi kecelakaan feri yang menwaskan 200 an orang. tampak kerabat dan keluarga membaca daftar nama penumpang kapal naas itu.
Foto: AFP/Getty Images
Indonesia, Langganan Kecelakaan
Di Indonesia, kecvelakaan feri kerap terjadi. tahun 2000, 2005, 2006, 2009, kecelakaan feri besar terjadi di beberapa pulau di tanah air. Dalam gambar tampak kecelakaan di Makassar, Sulawesi tanggal 11 Januari 2011.
Foto: AFP/Getty Images
Indonesia: 2006
Tampak pada gambar ini, seorang perempuan yang selamat dalam kecelakaan feri di Rembang, Jawa Tengah, pada tanggal 30 Desember 2006, tengah dibantu petugas.
Foto: AFP/Getty Images
Gambia: 2002
Di gambia, lebih dari 1,800 tewas dalam kecelakaan ferry- Joola di pantai Gambia. Rute kapal adalah dari Casamance menuju ke Dakar.
Foto: AFP/Getty Images
9 foto1 | 9
Meskipun pihak berwenang mengatakan angin kencang adalah penyebab kapal itu terjebak pada 23 Maret, Rabie percaya bahwa penyebabnya karena "kesalahan manusia". Kapal yang terjebak itu berlayar dari Malaysia ke Belanda.
Kapal yang terdaftar di Panama ini dimiliki oleh perusahaan Jepang Imabari Shipbuilding dan dioperasikan oleh perusahaan pelayaran Evergreen Marine.