1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kapal Pesiar Inggris Rusak Terumbu Karang di Raja Ampat

14 Maret 2017

Kapal pesiar Caledonian Sky yang berbendara Bahama, Inggris, awal bulan ini menabrak terumbu karang di kawasan Raja Ampat, Papua, sampai rusak parah. Kapal mewah itu terjebak air laut yang surut.

Indonesien Raja Ampat
Foto: picture-alliance/Bruce Coleman/Photoshot/R. Dirscherl

Kawasan Raja Ampat di Provinsi Papua Barat salah salah satu kawasan laut dengan terumbu karang paling Indah dan kaya keanekaragaman hayati habitat laut. Kapal pesiar Inggris Caledonian Sky diberitakan menabrak terumbu karang hingga hancur, ketika air laut sedang surut.

Kapal pesiar sepanjang 90 meter dengan bobot lebih 4200 ton itu sedang menjemput para wisawatan dari ekspedisi pengamatan unggas (bird watching), ketika terjebak kondisi air laut surut dan kandas di sekitar Kri, 4 Maret lalu.

Sebuah kapal tunda dari kota Sorong kemudian dikerahkan untuk membantu kapal pesiar itu bersandar. Sekitar 1600 meter persegi terumbu karang di situs penyelaman yang dikenal sebagai Crossover Reef itu rusak parah.

Perairan Raja Ampat dikenal dengan keindahan terumbu karangnyaFoto: picture-alliance/Bruce Coleman/Photoshot/R. Dirscherl

Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Kelautan dari Universitas Papua, Ricardo Tapilatu menerangkan, penarikan kapal saat air surut adalah kesalahan besar.

"Ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi, karena kerusakan karang bahkan lebih buruk", kata Tapilatu sebagaimana dikutip harian Inggris The Guardian hari  Minggu (12/03).

"Mereka seharusnya menunggu air pasang untuk menyandarkan kapal," kata dia.

Kapal mewah Caledonian Sky yang dioperasikan oleh penyelenggara tur Caledonian Noble saat itu berada dalam perjalanan wisata dari Papua Nugini ke Filipina dan mengangkut 102 penumpang serta 79 awak kapal.

Ricardo Tapilatu selanjutnya mengatakan, tim evaluasi dari Universitas Papua akan merekomendasikan agar operator kapal membayar ganti rugi sekitar 1,2 sampai 1,9 juta dolar AS. Dana itu bisa digunakan untuk menghidupkan kembali karang, proses yang bisa makan waktu sepuluh tahun.

Seorang wisawatan asing sedang mengagumi keindahan Raja AmpatFoto: A Brit and a Broad

"Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah nakhodanya masih 12 tahun?" demikian salah satu komentar di akun Facebook Stay Raja Ampat.

Kelompok lingkungan Conservation International mengatakan menyayangkan rusaknya terumbu karang yang unik dan menyebutkan, seharusnya kapal pesiar itu tidak masuk ke keawasan tersebut..

"Ini adalah kerugian yang sangat, sangat besar," kata Victor Nikijuluw, direktur program kelautan di Conservation International kepada kantor berita AFP.

Kalangan pemerintah Indonesia mengatakan, pihaknya masih menilai kerusakan dan akan menuntut ganti rugi.

Menurut sebuah laporan Conservation International dari 2002, di kawasan Raja Ampat ada 1.400 jenis ikan dan 603 spesies karang.

hp (afp)

     

     

2017-03-14T07:15:04Z UTC