1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kapal Selam AS Tiba di Korsel, Korut Latihan Tembak Terbesar

25 April 2017

Menandai ulang tahun militer ke-85, Korea Utara lakukan penembakan besar-besaran. Sementara itu kapal selam Amerika Serikat tiba di Korea Selatan. Utusan nuklir utama Jepang, AS dan Korsel berunding di Tokyo.

Südkorea USS Michigan in Busan
Foto: Reuters/Yonhap/Cho Jueong-ho

Di kota pelabuhan timur Wonsan, Pyongyang melakukan "latihan senjata api besar-besaran", demikian disampaikan kementerian pertahanan Koera Selatan. Mengutip sumber dari pemerintahan, kantor berita Yonhap menyebutkan latihan tersebut adalah "yang terbesar yang pernah dilakukan" Korea Utara. Diperkirakan, latihan itu diawasi oleh pemimpin  Korut, Kim Jong-Un.

Washington telah mengirim kapal induk USS Carl Vinson ke semenanjung Korea  dan diperkirakan akan tiba pada akhir pekan ini. Kapal tersebut akan ambil bagian dalam latihan angkatan laut bersama dengan pasukan Korea Selatan, guna "menunjukkan tekad kuat Seoul dan Washington untuk menghukum provokasi Korea Utara", tandas kata Angkatan Laut Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Latihan militer akan digelar di Laut Timur(Laut Jepang) dan kedua sekutu tersebut juga akan memulai latihan angkatan laut bersama di Laut Barat(Laut Kuning).

Kapal selam AS tiba di Korsel

Sementara itu, kapal selam bertenaga nuklir AS, USS Michigan juga telah tiba di Busan, Korea Selatan pada hari Selasa (25/04).  Mempertontonkan kekuatan, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa AS mengirim sebuah "armada" ke semenanjung Korea, termasuk kapal selam.

Kapal selam USS Michigan di Busan Foto: Reuters/Yonhap/Cho Jueong-ho

Menurut situs Angkatan Laut Angkatan Laut AS Pasifik, USS Michigan membawa lebih dari 150 rudal jelajah Tomahawk.  Mereka mampu melakukan serangan presisi terhadap fasilitas nuklir Korut, namun Angkatan Laut Korea Selatan menyebut kunjungan tersebut sebagai bagian dari "rutinitas" dan mengatakan kapal selam itu tidak akan ambil bagian dalam latihan gabungan.

Ketegangan Korut- AS terus meningkat

Korea Utara memiliki ambisi untuk membangun rudal berujung nuklir yang mampu mencapai daratan AS. Ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena serangkaian tes rudal Korut memicu ketegangan dengan Washington.

 Retorika Pyongyang selalu meningkat di musim semi, ketika Seoul dan Washington mengadakan latihan militer gabungan yang dipandang Korut sebagai latihan untuk invasi.

 Korea Utara meluncurkan dua uji coba rudal bulan ini sementara Trump dan ajudan seniornya telah memperingatkan bahwa "semua opsi telah diletakkan di atas meja", termasuk tindakan militer terhadap Pyongyang.

Trump pada hari Senin  (24/04) mendesak para duta besar di Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan sanksi yang lebih kuat terhadap Pyongyang. Menteri luar negeri  AS Rex Tillerson akan memimpin pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB untuk membahas isu Korea Utara pada hari Jumat mendatang. Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan senjata nuklir untuk mempertahankan diri dari invasi.

Trio Korsel, AS, Jepang bertemu di Tokyo

Sementara itu, utusan nuklir Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat bertemu hari Selasa (25/04) di Tokyo dan bersumpah  akan mwngambil "tindakan tegas" melawan provokasi Korea Utara.

Joseph Yun, Perwakilan Khusus AS mengenai kebijakan isu Korea Utara, mengatakan bahwa dia telah mendiskusikan kebijakan Amerika untuk "meningkatkan tekanan" terhadap Korea Utara "karena kami benar-benar tidak percaya bahwa Korea Utara siap untuk melibatkan kami menuju denuklirisasi".

Trio tersebut juga sepakat bahwa Cina dan Rusia harus memainkan peran lebih besar dalam mengekang  Korea Utara, kata Kim Hong Kyun, utusan utama Korea Selatan mengenai masalah ini.   "Kerjasama dengan Cina dan Rusia adalah yang paling penting untuk  member tekanan efektif terhadap Korea Utara," katanya.

ap/rzn(rtr/dpa/afp/ap)