Setidaknya 22 orang tewas ketika sebuah kapal wisata di India terbalik, kata para pejabat setempat pada hari Senin (08/05).
Iklan
Insiden terbaliknya kapal wisata bertingkat ini terjadi pada hari Minggu (07/05) malam di Tanur, sebuah kota pesisir di distrik Malappuram, Kerala,India. Saat ini, operasi penyelamatan tengah berlangsung.
Puluhan orang membantu pencarian korban, baik di dalam dan di sekitar kapal yang sebagian terendam air. Beberapa warga sekitar pun menggunakan tali untuk menstabilkan sementara kapal yang hampir tenggelam itu.
"Kami telah menemukan 22 mayat, termasuk 15 perempuan dan tujuh laki-laki. Ada sekitar enam orang yang dirawat di rumah sakit. Operasi penyelamatan pun tengah berlangsung," kata seorang petugas polisi Tanur kepada tim AFP.
Total ada sekitar 30 penumpang
Media lokal On Manorama melaporkan bahwa ada 11 korban yang berasal dari satu keluarga, dengan tiga orang anak, yang meninggal akibat kecelakaan tersebut. Sedangkan, lebih dari 30 penumpang diyakini berada di dalam kapal tersebut pada saat kejadian.
Menteri Olahraga dan Perikanan negara bagian V Abdurahiman, yang membantu mengkoordinasikan upaya penyelamatan, mengatakan bahwa sebagian besar korban merupakan anak-anak yang sedang libur sekolah.
Abdurahiman juga mengatakan empat korban yang dibawa ke rumah sakit kini dalam kondisi kritis, menurut kantor berita Press Trust of India. Para korban selamat mengatakan kepada media lokal bahwa banyak penumpang yang tidak mengenakan jaket pelampung.
"Turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa akibat kecelakaan kapal di Malappuram, Kerala. Turut berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan," ungkap Perdana Menteri Narendra Modi dalam cuitannya di Twitter, dan menjanjikan bahwa keluarga yang ditinggalkan dari setiap korban akan mendapatkan kompensasi.
Hingga kini, masih belum diketahui pasti penyebab terbaliknya kapal wisata bertingkat tersebut.
Kisah Tragis Sebuah Kapal Pesiar
Sejak beberapa tahun tubuh raksasa Costa Concordia tertidur di perairan dangkal pulau Giglio. Sejak saat itu pula tim ahli berupaya mengangkat dan memindahkan kapal pesiar tersebut.
Foto: dapd
Membangunkan Raksasa Laut
Selama dua setengah tahun Costa Concordia terjebak di lautan dangkal pulau Giglio, Italia. Kini operasi pengangkatan kapal terbesar dalam sejarah maritim akan tuntas dalam waktu dekat.
Foto: Reuters
Perjalanan Terakhir
Empat kapal penderek menarik Costa Concordia ke Genoa untuk dibesituakan. Sepuluh kapal akan mendampingi raksasa besi ini dalam perjalanan terakhirnya sepanjang 350 kilometer.
Foto: Reuters
Berakhir di Genoa
Di Genoa kapal pesiar mewah ini akan dibesituakan. 80 persen di antaranya akan didaur ulang. Membesituakan rongsokan Costa Concordia bukan perkara enteng. Galangan kapal membutuhkan waktu satu tahun untuk melucuti raksasa laut itu. 100 juta Euro dihabiskan dalam proses terakhir ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Dua Pelampung Raksasa
Costa Concordia tengah melalui fase paling rumit dalam operasi pengangkatannya. Secara perlahan kontainer besar di kiri dan kanan lambung kapal akan diisi dengan udara. Dengan cara itu kapal selebar 36 meter tersebut akan diangkat setinggi dua meter mendekat ke permukaan air.
Foto: Laura Lezza/Getty Images
Fase Kritis
Persiapan pemindahan kapal direncanakan berlangsung selama sepekan. Mengangkat kapal dengan pelampung sejauh ini menjadi hambatan terbesar. Karena kapal yang rusak parah bisa patah dan mengotori lingkungan dengan bahan bakar.
Foto: Reuters
Menghindari Risiko Sekecil Apapun
Proses pengangkatan kapal dikontrol dan diawasi dari dalam ruangan yang dijaga oleh tim ahli - selama 24 jam penuh. Setiap perubahan posisi badan kapal, sekecil apapun, dicatat dan dianalisa. Tim ahli juga memasang kamera dan mikrofon di dalam tubuh kapal.
Foto: picture-alliance/dpa
Kembali Tegak
September silam posisi Costa Concordia diangkat perlahan ke posisi tegak. Sebelumnya kapal sepanjang 290 meter itu tidur menyamping selama lebih dari 20 bulan. Pada operasi "Backpacking" tim spesialis mengangkat tubuh kapal perlahan ke posisi miring sentimeter demi sentimeter.
Foto: Andreas Solaro/AFP/Getty Images
Tontonan Publik
Beberapa tahun lalu ribuan wisatawan berbondong-bondong ingin melihat kapal yang karam di depan pulau Giglio. Secara keseluruhan badan Costa Concordia harus diputar sebanyak 65 derajat. Tim ahli menggunakan tali, katrol dan pelampung. Risiko terbesar dalam proses tersebut adalah badan kapal bisa terbelah dua.
Foto: Reuters
Pengangkatan Bersejarah
Milimeter demi milimeter teknisi menggulingkan badan Costa Concordia dari posisi miringnya. Untuk itu mereka membangun konstruksi penopang di dasar laut yang hingga kini masih digunakan.
Foto: Reuters
Liburan di Lokasi Bencana
Penduduk Giglio menggantungkan pemasukannya dari sektor pariwisata. Tapi jumlah kunjungan pelancong anjlok sebanyak 30 persen sejak insiden naas tersebut. Kenaikan sebaliknya dicatat untuk pengunjung harian yang kurang menguntungkan untuk perekonomian lokal. Sebab itu pemindahan Costa Concordia diyakini akan kembali menghidupkan denyut pariwisata di Giglio.