Tren seputar mobil listrik terus tumbuh. Bagaimana dengan pesawat listrik? Dalam waktu dekat, kita sudah bisa terbang dengan pesawat ini, kata ahli Pusat Kedirgantaraan Jerman dalam wawancara dengan DW.
Iklan
Deutsche Welle: Profesor Kallo, saat ini Anda sedang melakukan riset mengenai pesawat dengan tenaga listrik di Pusat Kedirgantaraan Jerman. Kapan kita bisa melakukan perjalanan dengan pesawat ini?
Josef Kallo: Dalam 20 tahun, saya kira. Terbang dengan pesawat listrik sangat memungkinkan untuk penerbangan jarak pendek, yakni dari jarak 250 kilometer sampai maksimum 2000 kilometer, karena jangkauan pesawat dengan tenaga baterai hanya 60 persen dari pesawat dengan bahan bakar minyak. Kami sudah membuat prototipe dan akan terus mengembangkan lebih lanjut serta menyertifikasi model pesawat dalam 10 sampai 15 tahun ke depan. Dari sudut pandang teknologi, terbang dengan pesawat listrik adalah hal yang sangat memungkinkan. Apakah hal ini kemudian bisa diimplementasikan, itu adalah urusan investasi.
Bagaimana tepatnya transportasi dengan pesawat listrik ini bisa diimplementasikan?
Kita menciptakan hub kecil untuk pesawat ini dengan 10 sampai 12 tempat duduk, atau mungkin bisa sampai maksimum 40 tempat duduk. Karena pesawat listrik tidak berisik dan hanya perlu landasan pacu yang pendek untuk lepas landas dan mendarat, hub ini bisa dibangun dekat dengan kota. Penumpang bisa memesan tiket untuk perjalanan mereka melalui app. Mereka kemudian bisa menentukan apakah mereka ingin melakukan perjalanan dengan kereta api, pesawat listrik atau kombinasi keduanya. Di Jerman, pesawat listrik bisa menghubungkan wilayah pedesaan, dimana tranportasi umum belum dikembangkan dengan baik. Di negara bagian Baden-Württemberg misalnya, orang perlu tiga jam untuk pergi dari Aalen ke Freiburg (sekitar 280 kilometer) dengan kereta api. Dengan pesawat listrik, perjalanan ini hanya butuh waktu kurang dari 45 menit.
Apakah Anda melihat pesawat listrik ini sebagai satu alternatif dari transportasi umum atau sebagai pengganti?
Pesawat listrik bisa digunakan di area yang tidak terhubung dengan baik, tanpa harus berinvestasi untuk infrastruktur, seperti jalan kereta atau jalan tol. Konsep ini berguna untuk negara-negara seperti China dan India, dimana wilayah yang luas bisa kemudian dijangkau dengan mudah. Kota-kota megapolitan pun akan tumbuh pesat, dimana transportasi darat, seperti bus atau kereta api, mungkin tidak akan bisa beroperasi dengan fleksibel. Disini pesawat listrik bisa menghubungkan manusia dan tempat tanpa membebani lingkungan perkotaan.
Pesawat Terbang Ramah Lingkungan Bertenaga Listrik
Terbang dengan pesawat konvensional buruk untuk iklim, karena emisi CO2 yang tinggi. Di masa depan, pesawat listrik bisa jadi alternatif ramah lingkungan untuk perjalanan udara. Inilah visi pesawat masa depan itu.
Foto: Eviation
Kecil, ringan dan bebas emisi
Pesawat listrik tidak menghasilkan CO2 atau emisi lain yang merusak iklim, seperti nitrogen oksida. Pesawat ini lebih kecil, lebih ringan dan lebih efisien daripada pesawat dengan bahan bakar fosil. Alpha Electro dari perusahaan start-up Slovenia, Pipistrel sudah beroperasi sejak 2015.
Foto: Pipistrel
Transportasi jarak dekat
Sebagian besar perusahaan dan ilmuwan melihat masa depan transportasi udara jarak dekat ada pada pesawat listrik. Perusahaan Israel Eviasi berencana merevolusi perjalanan udara dengan pesawat sembilan kursi. Prototipe Alice ini dapat terbang sampai jarak 1.000 kilometer, dan rencananya mulai mengudara tahun 2019.
Foto: Eviation
Taksi terbang
Perusahaan Jerman Lilium melakukan penerbangan perdana yang sukses pada April 2017. Pesawat ini bisa membawa lima orang dan lepas landas serta mendarat secara vertikal. Anda bisa melakukan perjalanan dari London ke Paris hanya dalam waktu satu jam. Perusahaan menyebutnya sebagai "taksi terbang" dan bisa dipesan lewat app seperti taksi reguler.
Foto: Lilium
Pesawat hibrida
Beberapa perusahaan besar mengembangkan pesawat hibrida, yang bisa beroperasi dengan listrik dan bahan bakar konvensional. November 2017, Airbus, Rolls-Royce dan Siemens mengumumkan akan bersama-sama mengembangkan prototipe hibrida-elektrik komersial yang dinamakan E-Fan X. Didukung oleh tiga turbin gas dan satu motor listrik.
Foto: Airbus
Pesawat listrik dengan 150 penumpang
Maskapai penerbangan Inggris EasyJet akan bekerjasama dengan startup Amerika Serikat, Wright Electric untuk mengembangkan pesawat bertenaga listrik dengan kapasitas sampai 150 penumpang. Belum diketahui, kapan mereka bisa memperkenalkan prototipe pertama.
Foto: Wright Electric
Masa depan bebas emisi
Para ahli yakin, pesawat listrik akan menjadi alat transportasi udara yang utama dalam 20 tahun mendatang. Berbagai perusahaan kini sedang mengembangkan prototipe pesawat jarak jauh yang sepenuhnya didukung oleh energi terbarukan. Penulis: Katharina Wecker (hp/vlz)
Foto: Colourbox
6 foto1 | 6
Bicara mengenai lingkungan: seramah apakah pesawat listrik terhadap lingkungan? Karbon dioksida yang dihasilkan pesawat terbang menjadi salah satu penyebab emisi udara. Jejak kondensasi, nitrogen oksida dan partikel adalah penyebab signifikan pemanasan global.
Secara keseluruhan, pesawat listrik 10 persen lebih efisien dibandingkan pesawat berbahan bakar minyak. Sumber tenaganya (baterai dengan sel bahan bakar atau generator turbin berbahan bakar gas) dapat dipisahkan dari mesin listrik, menjadikan desain pesawat lebih fleksibel. Hasilnya, seluruh sistem menjadi lebih efisien. Semakin sedikit energi yang diperlukan untuk terbang, semakin sedikit pula emisi yang dihasilkan. Lebih jauh lagi, sel bahan bakar tidak menghasilkan karbon dioksida, benzol, partikel, nitrogen oksida dan semacamnya. Oleh karena itu, pesawat listrik jauh lebih ramah lingkungan. Terkait jejak kondensasi, kami masih belum bisa mengatakan apapun karena kami masih harus melakukan eksperimen lebih lanjut.
Pesawat listrik hanya bisa menjadi ramah lingkungan jika menggunakan energi terbarukan. Akankah kita bisa menghasilkan cukup energi dari matahari dan angin untuk pesawat listrik?
Di Jerman terdapat peraturan untuk tidak menghasilkan energi lebih dari yang diperlukan. Untuk itu kita perlu menciptakan kapasitas untuk konsep lalu lintas listrik. Secara teknis, itu memungkinkan. Kami sudah bisa melihat bahwa di beberapa wilayah di Italia, Spanyol dan barat daya Amerika, banyak sekali energi dari matahari dan angin yang dihasilkan, yang bisa digunakan sebagai suplai untuk pesawat listrik dalam bentuk elektrolisis hidrogen (produksi hidrogen untuk sel bahan bakar).
Pesawat Terbesar di Dunia Luncurkan Satelit di Udara
Dengan rentang sayap sepanjang lapangan bola, Stratolaunch bakal mengemban misi paling spektakuler dalam sejarah penerbangan, yakni meluncurkan satelit dari udara.
Foto: Stratolaunch Systems Corp.
Burung Raksasa untuk Misi Antariksa
Sayapnya membentang sepanjang lapangan sepak bola dan digerakkan oleh enam mesin Boeing 747, Stratolaunch bukan jenis pesawat yang biasa dijumpai di bandar udara. Burung besi buatan salah satu pendiri Microsoft, Paul G. Allen, ini didesain untuk melakoni misi paling spektakuler dalam sejarah penerbangan, yakni meluncurkan roket antariksa dari udara.
Foto: Stratolaunch Systems Corp.
Kemudahan Akses Antariksa
Dikembangkan sejak 2011, gagasan membangun Stratolaunch dipicu oleh mahalnya ongkos peluncuran satelit yang hingga kini masih banyak bergantung pada roket sekali pakai. Selain itu meluncurkan roket antariksa dari darat juga banyak bergantung pada kondisi cuaca. Tidak heran jika jadwal peluncuran sering mengalami keterlambatan.
Foto: Stratolaunch Systems Corp.
Fleksibilitas Tanpa Batas
Berkat daya jelajahnya yang mencapai 3700 kilometer, Stratolaunch bisa meluncurkan roket dari berbagai lokasi di dunia. Dengan begitu proses peluncuran tidak perlu terganggu oleh cuaca buruk, lalu lintas di udara atau bahkan laut. Paul Allen sendiri menyebut produk buatannya itu "mampu mengurangi risiko keterlambatan atau pembatalan secara signifikan."
Foto: Stratolaunch Systems Corp.
Peluang Bisnis di Luar Angkasa
Waktu tunggu yang pendek, fleksibilitas tanpa batas dan kemampuan buat mengemban misi dalam jumlah besar per tahun dinilai bakal menekan ongkos peluncuran satelit. Paul Allen yakin dengan membuat platform roket yang juga menguntungkan untuk mengemban misi kecil, Stratolaunch akan membangkitkan minat pelaku usaha sedang dan menengah untuk memanfaatkan orbit rendah Bumi demi keperluan bisnis.
Foto: Stratolaunch Systems Corp.
Ke Antariksa dari Langit Bumi
Menurut desain misi yang dikembangkan buat Stratolaunch, pesawat akan membawa roket pada ketinggian 9.100 meter sebelum melakukan manuver semi parabolika untuk meluncurkan roket ke luar angkasa. Pada saat itu bobot Stratolaunch beserta roket mencapai 590.000 kg. Stratolaunch dijadwalkan menuntaskan semua uji kelayakan pada 2019.
Foto: Stratolaunch Systems Corp.
Mimpi Wisata di Orbit Rendah
Selain satelit dan logistik, Stratolaunch suatu saat nanti diharapkan juga bisa membawa manusia ke luar angkasa. Untuk lepas landas atau mendarat, pesawat ini membutuhkan landasan pacu sepanjang tiga setengah kilometer - hanya 500 meter lebih panjang ketimbang landasan pacu ketiga yang bakal dibangun di bandara Soekarno Hatta.
Foto: Stratolaunch Systems Corp.
Bukan yang Pertama, atau Terakhir
Platform peluncuran roket di udara bukan gagasan baru. Amerika pernah mengembangkan roket berawak X-15 pada dekade 1950 hingga 1960an yang diluncurkan dari pesawat pembom B-52. Pada 1990an Orbital Science Corp bahkan menggunakan pesawat penumpang Lockheed L-1011 TriStar untuk meluncurkan roket ke orbit rendah Bumi.
Foto: Stratolaunch Systems Corp.
7 foto1 | 7
Perusahaan seperti Boeing dan Airbus juga melakukan eksperimen dengan pesawat listrik. Apakah ada pertukaran antara komunitas sains dan industri?
Bagus sekali jika produsen pesawat terbang bergerak ke arah sana. Jika kami mempersiapkan diri dengan baik dalam dua atau tiga tahun ke depan, kami mungkin bisa berkolaborasi dengan industri, mungkin untuk mengembangkan prototipe pesawat listrik bersama.
Josef Kallo bekerja di Institut Teknik Termodinamika di Pusat Kedirgantaraan Jerman (DLR) Stuttgart. Sejak tahun 2006, ia mengepalai departemen "Sistem Elektro-kimia - sel bahan bakar dan sistem baterai."
Wawancara dilakukan oleh: Katharina Wecker
na/vlz (dw)
Pesawat Keren yang Bisa Anda Tumpangi
Aman, nyaman, cepat? Apa kriteria yang penting buat Anda dalam memilih pesawat? Di pameran Farnborough, Inggris, 2016, berbagai pesawat keren ikut 'nampang'. Anda yang bertubuh gempal pun kini bisa nyaman di pesawat.
Foto: Getty Images/AFP/A. Dennis
Bombardier CS100
Muak naik pesawat yang sempit? Penumpang berbadan besar kini bisa bernafas lega. Bombardier CS100 terasa lapang, bagaikan sebuah pesawat berlorong ganda yang lebar. Kapasitasnya antara 110-125 penumpang. Bombardier CS100 dirancang sangat efisien, ringan, dengan sayap serat karbon yang super-kuat. Langit-langit kabinnya tinggi, toilet dan jendelanya besar. Suara mesin lebih tenang.
Foto: picture-alliance/dpa/Bombardier
Airbus A350-900
Modelnya hits lagi tahun 2016. Lebih dari 50% bahan pesawat ini terbuat dari serat karbon ringan yang kuat. Membangun pesawat dengan serat karbon memang berongkos mahal, tetapi memberikan banyak keuntungan, seperti kabin bertekanan udara rendah membantu mencegah penumpang mengalami jet lag. Pesawat keren ini juga hemat bahan bakar, sehingga bisa memotong biaya operasional penerbangan.
Foto: picture-alliance/abaca/P. Bernard
Boeing 787-9 Dreamliner
Seperti A350, Dreamliner dirancang dari serat karbon. Tahun 2016, sebuah Boeing 787-9 mulai terbang non-stop dengan rute terpanjang : Singapura ke San Francisco yang ditempuh dalam waktu 16 jam, 20 menit. Versi berikutnya dari 787 Dreamliner: 787-10, diharapkan melakukan penerbangan pertama pada tahun 2018. Pesawat ini mengkonsumsi 20% lebih sedikit bahan bakar dibanding pesawat sekelasnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Boeing 737MAX
Mesin LEAP-18 yang didisain khusus untuk pesawat ini super efisien dan tak berisik. Pesawat dengan teknologi mutakhir ini, sayapnya unik, sehingga orang pasti langsung tahu bahwa ini adalah 737MAX. Setelah uji coba terbang awal Januari 2016, diharapkan Southwest Airlines akan memulai layanan komersilnya dengan pesawat ini pada akhir 2017. Hadiah manis dari Boeing yang berulangtahun ke-100.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/L. Faerberg
Airbus 380
Dengan elegan superjumbo Airbus A380 melintasi langit Farnborough, arena pameran penerbangan di Inggris. Panjang pesawat lebih dari 72 meter, tingginya lebih dari 24 meter dan rentang sayapnya 80 meter. Selain berkapasitas bisa lebih dari 800 penumpang, 3000 koper mampu diangkut pesawat ini. Pesawat yang terdiri dari dua tingkat ini juga dilengkapi dengan ruang tidur bagi awak kapalnya.