1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Karyawan Google Galang Aksi Protes Pelecehan Seksual

2 November 2018

Ribuan karyawan Google di seluruh dunia bergabung dalam aksi "walk out" terkoordinasi hari Kamis (1/11). Mereka memrotes penanganan kasus-kasus pelecehan seksual di perusahaan.

Irland Dublin  Google Walkout
Foto: picture-alliance/AP/N. Carson

Karyawan Google ramai-ramai keluar dari gedung kantornya di Silicon Valley dan memenuhi halaman dalam aksi solidaritas yang terkoordinasi. Aksi "walk out" itu tidak hanya digelar di kantor pusatnya, melainkan di semua kantor besar Google di seluruh dunia. Mereka menuntut sikap tegas perusahaan dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual.

Aksi di Silicon Valley adalah tahap akhir dari suatu aksi global yang dimulai di Asia dan menyebar ke kantor-kantor Google di Eropa, mengikuti perputaran waktu. Para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel dan membawa poster dan plakat bertuliskan "Tidak OK, Google". Di atas mereka, helikopter dari stasiun berita televisi berputar dan meliput aksi itu.

Gambar, video dan komentar terus membanjiri akun "Google Walkout For Real Change" yang baru diluncurkan di Twitter.

"Ada rasa marah dan frustrasi di perusahaan," kata Direktur Utama Google Sundar Pichai seperti dikutip oleh New York Times hari Kamis. "Di Google, kami menetapkan standar yang sangat tinggi, dan kami jelas tidak memenuhi harapan itu."

Aksi protes global

Aksi protes itu meluas setelah Google minggu lalu mengatakan bahwa perusahaan telah memecat 48 karyawan dalam dua tahun terakhir - termasuk tenaga 13 eksekutif senior - sebagai akibat tuduhan pelanggaran seksual.

Pernyataan itu dirilis Google setelah harian New York Times melaporkan bahwa seorang karyawan senior, pencipta Android Andy Rubin, memang dikeluarkan saat menghadapi tuduhan anggaran, tapi dengan paket bonus keluar senilai 90 juta dolar AS. Harian itu menuduh Google berusaha menutupi kasus-kasus pelecehan seksual lainnya.

Di kantor Google di Dublin, markas besar perusahaan ini di Eropa, sekitar 500 orang melakukan aksi "walk out", sekalipun udara di luar cukup dingin.

Koordinatornya Kate, yang menolak memberikan nama keluarganya, mengatakan kepada orang yang berkumpul bahwa dia mengkoordinasikan aksi pemogokan di Dublin "dalam solidaritas dengan siapa saja yang telah mengalami segala bentuk pelecehan atau kesalahan seksual di tempat kerja kami."

Menuntut tindakan tegas

Di London, ratusan pekerja Google masuk ke ruangan terbesar di kantor utama sebelum berjalan ke luar.

"Kami keluar untuk mendukung rekan kerja kami di mana saja berada yang mengalami pelecehan seksual, dan memastikan bahwa pelakunya tidak dilindungi atau diberi imbalan," kata Sam Dutton, seorang penasehat hukum perusahaan kepada kantor berita AFP.

Tuntutan yang diposting oleh penyelenggara aksi antara lain mengakhiri paksaan "modus damai" atau arbitrase dalam kasus-kasus pelecehan seksual. Mereka juga menuntut hak bagi setiap pekerja agar di masa depan bisa ditemani rekan kerja, pendukung, atau wakil serikat pekerja ketika mengajukan klaim kasus pelecehan seksual.

Direktur Utama  Google Sundar Pichai mengatakan, dia sudah mendengar dari banyak karyawan tentang perilaku yang tidak pantas di tempat kerja dan "sangat menyesalkan tindakan pelecehan di masa lalu dan penderitaan karyawan yang mengalaminya."

Perusahaan Google sebelumnya memang sering dikecam karena "budaya seksis" di Silicon Valley dan kantor-kantor lainnya. Karyawan Google hingga kini masih didominasi laki-laki.

hp/vlz (afp, rtr, ap)